Batuan beku merupakan salah satu dari tiga kelompok batuan utama di kerak bumi, bersama dengan batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan ini terbentuk dari pendinginan dan pemadatan magma atau lava. Proses ini terjadi baik di bawah permukaan bumi (magma) maupun di permukaan bumi (lava). Pemahaman mengenai pembagian batuan beku sangat penting dalam geologi untuk mengidentifikasi sejarah geologi suatu wilayah, potensinya terhadap sumber daya alam, serta pemahaman tentang proses dinamis bumi.
Secara garis besar, pembagian batuan beku didasarkan pada dua kriteria utama: komposisi kimia mineralnya dan tekstur (ukuran, bentuk, dan susunan kristal mineralnya).
Komposisi kimia, khususnya kandungan silika (SiO₂) dan jenis mineral mafik (kaya magnesium dan besi) serta felsik (kaya silika, aluminium, natrium, dan kalium), menjadi dasar klasifikasi utama batuan beku. Pembagian ini biasanya mencakup empat kategori utama:
Batuan beku asam dicirikan oleh kandungan silika yang tinggi (biasanya > 65%) dan dominasi mineral felsik seperti kuarsa, feldspar alkali (orthoclase, microcline), dan plagioklas yang kaya natrium (albit). Mineral mafik hadir dalam jumlah sedikit. Warna batuan ini cenderung terang, seperti putih, abu-abu terang, atau merah muda.
Contoh batuan beku asam meliputi: Granit (batuan beku intrusif) dan Riolit (batuan beku ekstrusif).
Batuan intermediet memiliki komposisi kimia antara asam dan basa, dengan kandungan silika berkisar antara 52% hingga 65%. Mineral yang umum ditemukan adalah plagioklas (dengan perbandingan natrium dan kalsium yang seimbang), hornblende, biotit, dan piroksen. Warnanya biasanya abu-abu hingga abu-abu gelap.
Contoh batuan beku intermediet adalah: Diroit (batuan beku intrusif) dan Andesit (batuan beku ekstrusif).
Batuan beku basa memiliki kandungan silika yang lebih rendah (sekitar 45% hingga 52%) dan kaya akan mineral mafik seperti olivin, piroksen, amfibol, dan plagioklas yang kaya kalsium (labradorit, bytownit). Batuan ini cenderung memiliki warna gelap karena kehadiran mineral mafik.
Contoh batuan beku basa: Gabro (batuan beku intrusif) dan Basalt (batuan beku ekstrusif).
Batuan beku ultrabasa memiliki kandungan silika yang sangat rendah (< 45%) dan didominasi oleh mineral mafik seperti olivin dan piroksen. Mineral felsik hampir tidak ada. Batuan ini sangat jarang ditemukan di kerak bumi, tetapi umum di mantel bumi. Warnanya sangat gelap, seringkali hitam kehijauan.
Contoh batuan beku ultrabasa: Peridotit.
Tekstur batuan beku mengacu pada bagaimana kristal mineral tersusun, yang sangat dipengaruhi oleh laju pendinginan magma atau lava.
Terjadi pada pendinginan magma yang lambat di bawah permukaan bumi (intrusif/plutonik). Kristal mineral tumbuh besar dan dapat terlihat dengan mata telanjang. Contoh: Granit, Gabro.
Terjadi pada pendinginan lava yang cepat di permukaan bumi (ekstrusif/vulkanik). Kristal mineral sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, memberikan tampilan yang halus atau seperti kaca. Contoh: Riolit, Basalt.
Kombinasi antara kristal besar (fenokris) yang tertanam dalam matriks berbutir halus (groundmass). Ini menunjukkan dua tahap pendinginan: pendinginan lambat awal yang membentuk fenokris, diikuti pendinginan cepat yang membentuk groundmass.
Terjadi pada pendinginan yang sangat cepat (quenching) sehingga ion-ion tidak sempat membentuk struktur kristal. Hasilnya adalah material amorf seperti kaca. Contoh: Obsidian.
Terbentuk dari fragmen-fragmen batuan, mineral, dan kaca yang dikeluarkan selama letusan vulkanik dan kemudian tersemen bersama. Contoh: Tuff.
Gambarkanlah batuan beku sebagai hasil "beku" dari cairan panas yang mendidih (magma/lava). Proses pendinginan yang menentukan ukuran kristal dan komposisi mineralnya.
Studi tentang batuan beku memberikan wawasan kritis mengenai:
Dengan klasifikasi berdasarkan komposisi dan tekstur, para geolog dapat merekonstruksi cerita geologis dari berbagai formasi batuan, yang merupakan kunci untuk memahami planet kita.