Dalam khazanah keilmuan dan spiritualitas di Indonesia, nama Sekumpul, khususnya para guru yang berasal dari sana, senantiasa terukir dalam benak banyak orang. Wilayah yang terletak di Martapura, Kalimantan Selatan, ini telah menjadi pusat pertemuan para ulama dan cendekiawan yang mendalam ilmunya serta luhur budi pekertinya. Keberadaan guru-guru Sekumpul bukan hanya sekadar warisan sejarah, melainkan sebuah sumber inspirasi yang terus mengalir, mengajarkan nilai-nilai luhur, keteladanan, dan kecintaan pada ilmu pengetahuan serta ajaran agama.
Guru-guru Sekumpul dikenal karena kedalaman pemahaman mereka terhadap ajaran Islam klasik, dikombinasikan dengan kearifan lokal dan kemampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Mereka tidak hanya piawai dalam menyampaikan materi keagamaan, tetapi juga dalam menanamkan akhlak mulia dan etika. Pendekatan pengajaran mereka seringkali bersifat personal, penuh kasih sayang, dan mengedepankan pembentukan karakter. Setiap murid, tanpa memandang latar belakang, akan mendapatkan perhatian dan bimbingan yang tulus untuk berkembang secara intelektual maupun spiritual.
Salah satu warisan terpenting dari guru-guru Sekumpul adalah penyebaran ilmu pengetahuan. Melalui majelis-majelis taklim, pengajian, dan berbagai forum diskusi, mereka membuka pintu gerbang ilmu bagi siapa saja yang haus akan pengetahuan. Kitab-kitab klasik menjadi materi utama, namun penjelasan dan tafsir yang diberikan selalu relevan dengan kondisi masyarakat. Mereka mengajarkan pentingnya membaca, memahami, dan mengamalkan ilmu agar tidak hanya menjadi kepandaian semata, tetapi juga menjadi bekal untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Lebih dari sekadar transfer pengetahuan, guru-guru Sekumpul juga mengajarkan metode belajar yang efektif. Mereka mendorong para santri dan murid untuk senantiasa kritis, bertanya, dan mencari kebenaran. Budaya diskusi yang sehat sangat dijunjung tinggi, menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan penuh pencerahan. Para murid dididik untuk menjadi individu yang mandiri dalam berpikir, namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran dan kejujuran.
Para guru Sekumpul tidak hanya berbicara tentang teori, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kesederhanaan, kerendahan hati, ketulusan, dan kedermawanan adalah ciri khas yang melekat pada diri mereka. Mereka hidup jauh dari kemewahan duniawi, fokus pada pelayanan umat dan penyebaran ilmu. Sikap mereka yang senantiasa sabar dalam menghadapi ujian, ikhlas dalam beramal, dan tawadhu' dalam berinteraksi menjadi teladan yang tak ternilai.
"Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah."
Pepatah sederhana ini mencerminkan filosofi hidup para guru Sekumpul. Mereka meyakini bahwa ilmu yang sejati adalah ilmu yang diamalkan. Oleh karena itu, mereka selalu mendorong murid-muridnya untuk tidak hanya belajar, tetapi juga menerapkannya dalam tindakan nyata, baik dalam hubungan dengan Sang Pencipta maupun dengan sesama manusia.
Kontribusi guru-guru Sekumpul terhadap masyarakat, khususnya di Kalimantan Selatan, tidak dapat dipungkiri. Mereka telah melahirkan generasi-generasi penerus yang memiliki bekal ilmu agama dan akhlak yang mumpuni. Para lulusan dari lingkungan Sekumpul banyak yang menjadi tokoh agama, pendidik, pemimpin masyarakat, dan profesional yang mengabdikan diri pada kebaikan.
Lebih luas lagi, semangat keilmuan dan keteladanan yang diajarkan oleh guru-guru Sekumpul telah menyebar ke berbagai penjuru negeri. Cerita tentang kebijaksanaan, keikhlasan, dan kedalaman ilmu mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus belajar, berbuat baik, dan menjadi pribadi yang lebih baik. Warisan mereka adalah bukti bahwa ilmu pengetahuan yang berakar pada nilai-nilai spiritual dan moral adalah pondasi terpenting dalam membangun peradaban yang mulia.
Hingga kini, jejak langkah dan ajaran para guru Sekumpul terus dirasakan dan dilanjutkan. Mereka adalah cahaya ilmu dan teladan yang akan terus menerangi jalan bagi generasi mendatang, mengajak untuk senantiasa merengkuh ilmu, mengamalkan kebaikan, dan menghidupi nilai-nilai luhur.