Di kalangan umat Islam, khususnya di Kalimantan Selatan, nama Guru Sekumpul begitu lekat dengan kebijaksanaan, kedalaman ilmu, dan keberkahan. Beliau, KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, adalah sosok ulama kharismatik yang ajarannya terus hidup dan diamalkan oleh jutaan orang. Salah satu aspek yang menarik perhatian dan kerap menjadi perbincangan adalah mengenai "pembacaan Guru Sekumpul". Istilah ini merujuk pada berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pembacaan karya-karya beliau, doa-doa yang diajarkan, atau bahkan mursyid mursyid (petunjuk bimbingan) yang beliau sampaikan. Memahami makna dan keutamaan di balik pembacaan ini menjadi kunci untuk meresapi semangat ajaran beliau.
Secara umum, pembacaan Guru Sekumpul mencakup beberapa hal. Pertama, adalah pembacaan kitab-kitab yang sering beliau ziarahi atau bahas, seperti kitab-kitab tasawuf, fiqih, dan tafsir Al-Qur'an. Beliau tidak hanya mengajarkan teksnya, tetapi juga makna tersirat dan aplikasi praktisnya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, pembacaan shalawat dan doa-doa yang beliau susun atau ajarkan. Dikenal dengan keindahan lantunan dan kedalaman maknanya, shalawat dan doa-doa ini menjadi media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Ketiga, adalah pembacaan nasihat-nasihat dan petuah beliau yang tercatat dalam berbagai rekaman ceramah atau tulisan. Nasihat-nasihat ini seringkali bersifat transformatif, membimbing umat menuju akhlak mulia dan pemahaman agama yang benar.
Keutamaan dari pembacaan Guru Sekumpul ini begitu luas. Dari sisi spiritual, pembacaan shalawat dan doa-doa yang diajarkan beliau dapat meningkatkan kualitas keimanan, menumbuhkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, serta menjadi sarana ijabah (terkabulnya doa). Beliau mengajarkan cara berdoa yang tulus, ikhlas, dan penuh pengharapan, yang merupakan esensi dari ibadah itu sendiri. Dengan meresapi setiap lafaz dan makna, seorang pembaca seolah sedang bertatap muka dengan Sang Pencipta, memohon pertolongan dan bimbingan.
Dari sisi keilmuan, pembacaan karya-karya beliau membuka jendela pemahaman Islam yang komprehensif. Guru Sekumpul dikenal sebagai ulama yang menguasai berbagai disiplin ilmu agama. Melalui pembacaan kitab-kitab yang beliau rujuk, umat dapat mempelajari dasar-dasar agama, fikih ibadah, muamalah, akhlak, hingga hakikat tasawuf. Pendekatannya yang lugas namun mendalam membuat ajaran beliau mudah dipahami oleh berbagai kalangan, dari awam hingga santri. Beliau menekankan pentingnya ilmu syariat sebagai landasan, yang kemudian dikembangkan dengan pemahaman tasawuf untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah.
Lebih dari sekadar ritual, pembacaan Guru Sekumpul sejatinya adalah sebuah proses internalisasi nilai. Nasihat-nasihat beliau tentang pentingnya menjaga lisan, berbuat baik kepada sesama, menghormati orang tua, dan senantiasa bersyukur, menjadi panduan hidup yang tak ternilai. Ketika kita membaca dan merenungkan petuah-petuah beliau, kita diajak untuk mengoreksi diri, memperbaiki akhlak, dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Inilah esensi dari ajaran beliau yang ingin membentuk pribadi-pribadi muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Bagi masyarakat yang memiliki kedekatan emosional dengan Guru Sekumpul, kegiatan pembacaan ini juga menjadi sarana untuk menjaga ikatan spiritual dan rasa cinta kepada beliau. Dalam tradisi tasawuf, mencintai seorang guru mursyid adalah salah satu jalan untuk mendapatkan keberkahan dan bimbingan spiritual. Dengan terus membaca dan mengamalkan ajaran beliau, rasa cinta itu akan semakin tumbuh dan memberikan kekuatan dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Ketauladanan beliau dalam kesederhanaan, kerendahan hati, dan keteguhan dalam berdakwah menjadi inspirasi yang terus membakar semangat para pengikutnya.
Oleh karena itu, mari kita jadikan pembacaan karya-karya dan ajaran Guru Sekumpul sebagai sarana untuk terus belajar, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bukan sekadar rutinitas, namun sebuah perjalanan spiritual yang mendalam, penuh makna, dan membawa keberkahan bagi kehidupan dunia dan akhirat. Semangat yang diajarkan beliau, yaitu cinta kepada Allah, Rasul, dan sesama manusia, adalah warisan berharga yang patut kita jaga dan sebarkan.