Guru dari Abah Guru Sekumpul: Menelisik Jejak Intelektual

Simbol kitab terbuka memancarkan cahaya

Abah Guru Sekumpul, KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani, adalah sosok ulama kharismatik yang memberikan sumbangsih besar bagi perkembangan Islam, khususnya di Kalimantan Selatan dan Indonesia secara umum. Ketenaran dan pengaruh beliau tidak lepas dari kedalaman ilmunya, keluasan wawasannya, serta akhlak mulia yang senantiasa terpancar. Namun, seperti halnya seorang pembelajar ulung, Abah Guru Sekumpul sendiri memiliki guru-guru yang berperan penting dalam membentuk kepribadian intelektual dan spiritualnya. Memahami siapa saja guru dari Abah Guru Sekumpul berarti menelusuri akar keilmuan dan silsilah keulamaan yang beliau emban.

Perjalanan menuntut ilmu Abah Guru Sekumpul terbilang luar biasa. Sejak usia dini, beliau telah menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap ilmu agama. Beliau mengenyam pendidikan formal dan non-formal di berbagai lembaga, serta menyerap ilmu dari para ulama terkemuka pada masanya. Guru-guru beliau bukan hanya mengajarinya kitab-kitab klasik dan fiqh, tetapi juga mengajarkan etika, adab, dan bagaimana mengamalkan ilmu dengan ikhlas demi kemaslahatan umat. Ketaatan dan adab kepada guru merupakan prinsip penting yang selalu ditekankan oleh Abah Guru Sekumpul dalam setiap kesempatan ceramah dan pengajarannya.

Para Ulama Kharismatik sebagai Pendidik

Salah satu figur guru yang sangat dihormati oleh Abah Guru Sekumpul adalah al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Al-Attas dari Kwitang, Jakarta. Beliau adalah seorang ulama besar yang memiliki pengaruh luas dalam penyebaran ajaran Islam. Dari al-Habib Abdurrahman, Abah Guru Sekumpul banyak menimba ilmu, khususnya dalam bidang tasawuf dan akhlak. Hubungan antara murid dan guru ini dilandasi rasa hormat yang mendalam, di mana Abah Guru Sekumpul seringkali berkunjung dan bermukim untuk belajar langsung. Kunjungan dan pembelajaran ini bukan hanya soal transfer ilmu teks, tetapi juga tentang bagaimana meneladani akhlak mulia sang guru.

Selain al-Habib Abdurrahman, guru lain yang memiliki peran sentral dalam pendidikan Abah Guru Sekumpul adalah KH. Anang Sya'rani Arif. Beliau adalah seorang ulama Banjar yang sangat disegani, dikenal dengan penguasaannya terhadap berbagai kitab kuning. KH. Anang Sya'rani Arif memberikan pondasi keilmuan yang kuat bagi Abah Guru Sekumpul, membimbingnya dalam pendalaman berbagai disiplin ilmu agama. Di bawah bimbingan beliau, Abah Guru Sekumpul mengasah kemampuannya dalam memahami teks-teks syariat dan tarekat. Guru-guru seperti KH. Anang Sya'rani Arif inilah yang membekali Abah Guru Sekumpul dengan bekal intelektual yang kokoh.

Tak lupa, Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura, juga merupakan salah satu mursyid tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah yang ijazahnya sampai kepada Abah Guru Sekumpul melalui jalur sanad yang bersambung. Meskipun pertemuan fisik mungkin tidak sebanyak dengan guru-guru lain, pengaruh spiritual dan keilmuan dari Syaikhona Kholil melalui silsilah tarekat memiliki nilai yang sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa guru Abah Guru Sekumpul tidak hanya terbatas pada guru yang memberikan pelajaran langsung, tetapi juga guru-guru spiritual yang sanad ilmunya terhubung secara mursal atau melalui jalur yang diakui.

Metodologi Pengajaran dan Pengaruhnya

Guru-guru Abah Guru Sekumpul mengajarkan kepadanya pentingnya kesederhanaan dalam hidup, keikhlasan dalam beribadah, dan kerendahan hati dalam bergaul. Mereka menekankan bahwa ilmu agama bukan sekadar hafalan dalil atau penguasaan kitab, melainkan bagaimana ilmu tersebut diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. Pendekatan pengajaran yang mereka terapkan cenderung pada pembentukan karakter, bukan hanya transfer pengetahuan. Metode ini kemudian tercermin kuat dalam cara Abah Guru Sekumpul berdakwah dan mengajar.

Pesan-pesan kuat mengenai pentingnya menjaga hubungan baik dengan Allah SWT, sesama manusia, dan alam semesta, yang seringkali disampaikan oleh Abah Guru Sekumpul, berakar dari ajaran para gurunya. Mereka mengajarkan bahwa puncak dari ilmu adalah amal dan akhlak yang luhur. Hubungan antara Abah Guru Sekumpul dengan para gurunya menunjukkan teladan bagaimana seorang murid yang berbakti seharusnya bersikap: rendah hati, taat, dan senantiasa berusaha mengambil faedah dari setiap pelajaran yang diberikan.

Kajian mengenai guru dari Abah Guru Sekumpul bukan sekadar napak tilas silsilah keilmuan, tetapi juga merupakan pembelajaran berharga tentang bagaimana membangun fondasi keilmuan yang kuat dan karakter yang mulia. Beliau membuktikan bahwa keberhasilan seorang ulama tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses panjang pendalaman ilmu dan penghayatan ajaran, yang salah satunya adalah berkhidmat kepada para guru yang telah membimbing jalannya. Jejak intelektual dan spiritual dari guru-guru Abah Guru Sekumpul terus hidup melalui ajaran dan teladan yang ditinggalkan oleh sang murid yang telah menginspirasi jutaan orang.

🏠 Homepage