Batuan beku, yang juga dikenal sebagai batuan igneus, merupakan salah satu dari tiga jenis batuan utama di kerak bumi, bersama dengan batuan sedimen dan batuan metamorf. Nama "beku" merujuk pada proses pembentukannya yang berasal dari pendinginan dan pemadatan magma atau lava. Magma adalah batuan cair panas yang terdapat di bawah permukaan bumi, sementara lava adalah magma yang telah mencapai permukaan bumi, biasanya melalui letusan gunung berapi.
Pembentukan batuan beku adalah proses geologis yang melibatkan berbagai tahapan. Dimulai dari lelehan batuan di dalam perut bumi pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi, yang disebut magma. Ketika magma ini mengalami penurunan suhu dan tekanan, atau ketika komposisi kimianya berubah, proses kristalisasi mulai terjadi. Kristal-kristal mineral mulai terbentuk dan tumbuh dalam lelehan magma.
Tingkat pendinginan memainkan peran krusial dalam menentukan ukuran butir kristal pada batuan beku. Jika pendinginan terjadi secara perlahan di bawah permukaan bumi (intrusi), kristal-kristal yang terbentuk cenderung berukuran besar dan terlihat jelas, menghasilkan batuan beku plutonik atau intrusif. Sebaliknya, jika magma mendingin dengan cepat di permukaan bumi (ekstrusi) sebagai lava, kristal yang terbentuk akan berukuran sangat kecil, bahkan mungkin tidak terlihat oleh mata telanjang, menghasilkan batuan beku vulkanik atau ekstrusif.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, namun dua klasifikasi utama yang paling sering digunakan adalah berdasarkan tekstur dan komposisi kimianya.
Tekstur batuan beku menggambarkan hubungan antara kristal-kristal mineral yang membentuk batuan tersebut, terutama ukuran, bentuk, dan orientasinya. Faktor utama yang memengaruhi tekstur adalah kecepatan pendinginan:
Komposisi kimia batuan beku berkaitan erat dengan kandungan silika dan jenis mineral yang menyusunnya. Klasifikasi ini membagi batuan beku menjadi empat kelompok utama:
Memahami jenis-jenis batuan beku dapat membantu kita mengenali berbagai formasi geologis di sekitar kita. Berikut adalah beberapa contoh batuan beku yang umum ditemukan:
Granit adalah batuan beku intrusif yang sangat umum. Ia memiliki tekstur faneritik (butir kasar) dan komposisi felsik, kaya akan kuarsa dan feldspar. Granit biasanya berwarna terang, seperti putih, abu-abu, merah muda, atau cokelat. Karena kekuatannya dan keindahannya, granit banyak digunakan dalam konstruksi, sebagai bahan bangunan, monumen, dan perkerasan.
Basalt adalah batuan beku ekstrusif yang paling umum di kerak bumi, terutama di dasar samudra. Ia memiliki tekstur afanitik (butir halus) dan komposisi mafik, kaya akan mineral seperti piroksen dan plagioklas. Basalt berwarna gelap, biasanya hitam atau cokelat tua. Aliran lava basaltik yang mendingin dapat membentuk formasi batuan yang menarik, seperti tiang-tiang basal.
Obsidian adalah batuan beku ekstrusif yang memiliki tekstur seperti kaca (glassy). Terbentuk dari pendinginan lava yang sangat cepat sehingga kristalisasi tidak terjadi. Obsidian biasanya berwarna hitam pekat, meskipun kadang bisa memiliki bercak cokelat atau hijau. Sifatnya yang rapuh dan memiliki tepi yang sangat tajam membuatnya digunakan sejak zaman prasejarah untuk membuat perkakas dan senjata.
Batu apung adalah batuan beku ekstrusif yang sangat ringan dan berpori karena banyaknya lubang (vesikel) yang ditinggalkan oleh gas selama pendinginan lava. Komposisinya umumnya felsik hingga menengah. Karena kepadatannya yang rendah, batu apung dapat mengapung di air. Batu apung memiliki berbagai kegunaan, termasuk sebagai bahan abrasif ringan, bahan bangunan, dan media pertumbuhan tanaman.
Andesit adalah batuan beku ekstrusif dengan komposisi menengah, berada di antara basalt dan riolit. Teksturnya umumnya afanitik atau porfiritik, dengan warna abu-abu hingga hitam. Andesit sering ditemukan di zona subduksi dan merupakan komponen penting dari banyak gunung berapi aktif.
Memahami batuan beku tidak hanya penting dalam studi geologi, tetapi juga memberikan apresiasi yang lebih dalam terhadap proses dinamis yang membentuk planet kita. Dari perut bumi yang membara hingga aliran lava yang mendingin di permukaan, batuan beku adalah bukti nyata dari kekuatan alam yang terus bekerja.