U
Simbol kearifan dan ketenangan

Abah Uci Turtusi Cilongok: Jejak Spiritual dan Kearifan Lokal

Di jantung Desa Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, tersemat nama besar seorang ulama kharismatik yang menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, yaitu Abah Uci Turtusi. Beliau bukan sekadar tokoh agama biasa, melainkan seorang mursyid tarekat Naqsyabandiyah yang mendedikasikan hidupnya untuk penyebaran ajaran Islam yang damai, moderat, dan penuh kasih. Kisah hidup dan perjuangan Abah Uci Turtusi di Turtusi Cilongok merupakan cerminan dari kearifan lokal yang berpadu harmonis dengan ajaran spiritual mendalam.

Perjalanan Spiritual Abah Uci

Abah Uci Turtusi dilahirkan di Tangerang dan menempuh pendidikan agama di berbagai pesantren. Namun, panggilannya untuk mengabdi dan menyebarkan ajaran Islam membawanya ke tanah Banyumas, khususnya ke Desa Cilongok. Di sinilah beliau mendirikan Pondok Pesantren dan Majelis Dzikir yang kemudian dikenal sebagai pusat kegiatan spiritual dan pendidikan Islam. Turtusi, nama yang sering melekat pada beliau, merujuk pada salah satu tarekat sufi terkemuka, Naqsyabandiyah, yang mengedepankan dzikir dan tazkiyatun nafs (penyucian jiwa).

Di bawah bimbingan Abah Uci, ribuan santri dan jamaah dari berbagai kalangan berdatangan untuk menimba ilmu, mengamalkan dzikir, dan mendapatkan pencerahan spiritual. Beliau dikenal sebagai sosok yang tawadhu', rendah hati, namun memiliki wibawa yang kuat. Gaya mengajarnya yang lugas, sederhana, namun mendalam mampu menyentuh hati para pendengarnya. Beliau mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan Tuhan melalui ibadah dan dzikir, serta hubungan baik antar sesama manusia melalui akhlak mulia dan kepedulian sosial.

Kearifan Lokal di Turtusi Cilongok

Keberadaan Abah Uci Turtusi di Cilongok tidak hanya memberikan warna spiritual, tetapi juga turut memperkaya nilai-nilai kearifan lokal yang telah ada. Beliau senantiasa menekankan pentingnya harmoni antara ajaran agama dengan adat istiadat serta budaya setempat. Pendekatannya yang inklusif dan penuh toleransi membuatnya diterima dengan baik oleh masyarakat dari berbagai latar belakang. Ceramah-ceramahnya seringkali diselipi dengan cerita-cerita rakyat, peribahasa, dan kearifan lokal yang mudah dipahami oleh masyarakat awam.

Pondok Pesantren Turtusi Cilongok menjadi bukti nyata bagaimana ajaran agama dapat bersinergi dengan kehidupan bermasyarakat. Para santri tidak hanya diajarkan ilmu agama klasik, tetapi juga dibekali pemahaman tentang pentingnya hidup bermasyarakat, menjaga lingkungan, dan berkontribusi positif bagi kemajuan desa. Semangat gotong royong dan kekeluargaan begitu terasa di lingkungan pondok dan sekitarnya, mencerminkan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Abah Uci.

Ilustrasi suasana Pondok Pesantren Turtusi Cilongok
Suasana yang menyejukkan di area sekitar Pondok Pesantren Turtusi.

Warisan dan Pengaruh Abah Uci

Meskipun Abah Uci Turtusi telah berpulang ke rahmatullah, warisannya terus hidup dan berkembang. Pengaruh beliau terasa hingga kini melalui para santri dan jamaahnya yang tersebar di berbagai daerah. Ajaran-ajarannya tentang kesederhanaan, kejujuran, ketekunan dalam beribadah, serta kepedulian sosial terus menginspirasi generasi muda untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama.

Turtusi Cilongok kini menjadi salah satu destinasi spiritual yang ramai dikunjungi. Banyak peziarah dan pencari ilmu yang datang untuk merasakan aura ketenangan dan mendapatkan bekal spiritual. Kehadiran Abah Uci Turtusi telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam lanskap keagamaan dan sosial di Cilongok, menjadikannya sebagai sosok yang tak terlupakan dalam sejarah Islam di Banyumas dan sekitarnya. Beliau adalah contoh nyata bagaimana seorang ulama dapat menjadi perekat sosial dan pembawa rahmat bagi umat.

Kisah Abah Uci Turtusi di Turtusi Cilongok adalah pengingat bahwa kearifan sejati lahir dari kedalaman spiritualitas yang selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan. Beliau mengajarkan bahwa jalan menuju kebaikan dunia dan akhirat adalah melalui hati yang bersih, lisan yang jujur, dan tindakan yang penuh kasih. Semangat beliau terus membimbing banyak orang untuk menemukan kedamaian dan makna hidup yang hakiki.

🏠 Homepage