Ilustrasi simbolis dari rasa gatal dan iritasi pada tenggorokan.
Batuk kering dan rasa gatal di tenggorokan adalah keluhan umum yang dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Meskipun seringkali dianggap ringan, kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari paparan iritan lingkungan hingga kondisi medis tertentu. Memahami akar permasalahannya adalah langkah awal yang penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan meredakan gejala.
Penyebab paling umum dari batuk kering dan gatal tenggorokan adalah infeksi virus. Virus influenza (flu) dan rhinovirus (penyebab pilek) adalah biang keladi utama. Pada tahap awal infeksi, virus menyerang saluran pernapasan atas, termasuk tenggorokan. Peradangan yang timbul memicu refleks batuk dan sensasi gatal. Batuk yang awalnya mungkin disertai dahak, seiring waktu bisa berubah menjadi batuk kering saat tubuh mulai membersihkan diri dari virus. Gejala lain yang menyertai biasanya meliputi demam ringan, hidung meler, dan nyeri otot.
Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu hewan, atau jamur bisa memicu peradangan pada saluran pernapasan, termasuk tenggorokan. Sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap alergen, melepaskan histamin dan zat kimia lain yang menyebabkan iritasi. Sensasi gatal di tenggorokan adalah gejala khas alergi, yang kemudian dapat memicu batuk kering sebagai respons untuk membersihkan iritan.
Asma, kondisi peradangan kronis pada saluran udara, dapat bermanifestasi sebagai batuk kering, terutama di malam hari atau setelah beraktivitas fisik. Pada beberapa individu, batuk adalah satu-satunya gejala asma (disebut sebagai cough-variant asthma). Saluran udara yang menyempit dan meradang akibat asma dapat menyebabkan iritasi dan batuk yang terus-menerus.
Paparan terhadap berbagai iritan di lingkungan sekitar dapat sangat memicu batuk kering dan gatal tenggorokan. Ini termasuk:
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Asam lambung yang mencapai tenggorokan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan, yang memicu batuk kronis dan rasa gatal. Gejala GERD lainnya bisa berupa sensasi terbakar di dada (heartburn) dan kesulitan menelan, namun terkadang batuk bisa menjadi satu-satunya keluhan.
Beberapa jenis obat, terutama obat golongan Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) inhibitor yang sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, dapat memiliki efek samping berupa batuk kering yang persisten. Jika Anda mencurigai obat tertentu menyebabkan batuk Anda, konsultasikan dengan dokter untuk kemungkinan penyesuaian dosis atau penggantian obat.
Kondisi postnasal drip terjadi ketika lendir dari hidung dan sinus mengalir ke bagian belakang tenggorokan. Ini bisa disebabkan oleh alergi, infeksi sinus, atau flu. Lendir yang berlebihan dan kental dapat mengiritasi tenggorokan, menyebabkan rasa gatal dan memicu batuk kering, terutama saat berbaring.
Meskipun jarang, batuk kering dan gatal tenggorokan yang tidak kunjung sembuh bisa menjadi indikasi kondisi medis yang lebih serius, seperti peradangan pada pita suara (laringitis), infeksi saluran pernapasan bawah, atau bahkan kondisi paru-paru seperti bronkitis atau pneumonia. Jika batuk Anda disertai gejala seperti sesak napas, demam tinggi, nyeri dada, atau batuk berdarah, segera cari pertolongan medis.
Mengatasi batuk kering dan gatal tenggorokan memerlukan identifikasi penyebabnya. Jika gejala ringan dan diduga akibat infeksi virus biasa, istirahat yang cukup, hidrasi, dan penggunaan obat pereda batuk yang dijual bebas mungkin sudah memadai. Namun, jika gejala memburuk, berlangsung lama, atau disertai keluhan lain yang mengkhawatirkan, konsultasi dengan profesional medis sangat dianjurkan.