Batuk adalah mekanisme pertahanan alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari iritan, lendir, atau benda asing. Namun, ketika batuk berdahak disertai dengan keluarnya darah, hal ini bisa menimbulkan kekhawatiran serius. Munculnya darah, sekecil apapun, sebaiknya tidak diabaikan karena bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang memerlukan perhatian medis.
Keluarnya darah bersama dahak, atau hemoptisis, dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi ringan hingga serius. Penting untuk mengenali potensi penyebabnya agar dapat ditangani dengan tepat:
Infeksi seperti bronkitis akut atau pneumonia dapat menyebabkan peradangan parah pada saluran bronkial. Peradangan ini bisa merusak dinding pembuluh darah kecil di paru-paru atau saluran napas, sehingga menyebabkan pendarahan saat batuk. Dahak yang keluar bisa berwarna merah muda, merah terang, atau bahkan kecoklatan.
Bagi perokok atau orang yang terpapar polusi udara jangka panjang, bronkitis kronis adalah kondisi yang umum. Peradangan dan kerusakan kronis pada saluran napas dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi rapuh dan mudah pecah ketika batuk keras.
TBC adalah infeksi bakteri yang menyerang paru-paru. Salah satu gejala klasik TBC adalah batuk kronis yang bisa disertai dengan dahak berdarah. Kerusakan jaringan paru-paru akibat bakteri ini bisa menyebabkan pendarahan.
Meskipun tidak selalu, batuk berdarah bisa menjadi salah satu gejala awal kanker paru-paru. Tumor yang tumbuh di saluran napas atau paru-paru dapat mengikis jaringan dan pembuluh darah di sekitarnya, menyebabkan pendarahan.
Kondisi ini terjadi ketika gumpalan darah menyumbat arteri di paru-paru. Emboli paru dapat menyebabkan rasa sakit di dada, sesak napas, dan batuk berdarah. Ini adalah kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera.
Bronkiektasis adalah kondisi kronis di mana saluran udara di paru-paru rusak dan melebar secara permanen. Ini menyebabkan penumpukan lendir dan peningkatan risiko infeksi, yang keduanya dapat menyebabkan batuk berdahak berdarah.
Beberapa kondisi lain seperti penyakit jantung, cedera dada, penggunaan obat pengencer darah, atau iritasi parah pada tenggorokan akibat batuk yang terlalu sering juga bisa menyebabkan keluarnya darah.
Batuk berdarah, terutama jika terjadi berulang kali, dalam jumlah banyak, atau disertai gejala lain seperti:
Segera kunjungi dokter atau unit gawat darurat. Jangan pernah mencoba mendiagnosis sendiri atau menunda mencari bantuan medis.
Penanganan batuk berdahak berdarah sangat bergantung pada penyebab dasarnya. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan, dan mungkin memerlukan tes tambahan seperti rontgen dada, CT scan, tes darah, atau pemeriksaan dahak untuk menentukan akar masalahnya.
Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik. Untuk infeksi virus, fokusnya adalah meredakan gejala.
Dalam beberapa kasus, obat anti-inflamasi atau kortikosteroid mungkin diresepkan untuk mengurangi peradangan pada saluran napas.
Untuk kondisi kronis seperti bronkitis kronis atau bronkiektasis, pengobatan bertujuan untuk mengelola gejala, mencegah infeksi berulang, dan menjaga fungsi paru-paru agar tetap optimal.
Dokter mungkin juga meresepkan obat batuk untuk meredakan frekuensi atau intensitas batuk, serta ekspektoran untuk membantu mengencerkan dan mengeluarkan dahak. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai jenis obat batuk yang aman, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat lain.
Untuk perokok, berhenti merokok adalah langkah terpenting. Menghindari polusi udara, menjaga kelembapan ruangan, dan minum cukup air juga dapat membantu menjaga kesehatan saluran pernapasan.