BG

Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Mineral

Batuan beku, yang terbentuk dari pendinginan dan pemadatan magma atau lava, merupakan salah satu dari tiga jenis batuan utama di Bumi. Memahami komposisi mineralnya adalah kunci untuk mengklasifikasikan batuan beku dan mengungkap sejarah serta lingkungan geologis tempat mereka terbentuk. Klasifikasi ini membantu para geolog dalam berbagai bidang, mulai dari eksplorasi sumber daya mineral hingga pemodelan proses geodinamik.

Pendekatan paling umum dalam mengklasifikasikan batuan beku didasarkan pada dua faktor utama: tekstur dan komposisi mineral. Artikel ini akan fokus pada aspek komposisi mineral, yang secara langsung mencerminkan jenis elemen kimia yang hadir dalam magma dan bagaimana elemen-elemen tersebut mengkristal menjadi mineral-mineral spesifik.

Contoh ilustrasi batuan beku dengan kristal mineral terlihat jelas

Ilustrasi batuan beku yang menunjukkan berbagai kristal mineral.

Peran Komposisi Mineral dalam Klasifikasi

Komposisi mineral batuan beku pada dasarnya adalah cerminan dari komposisi kimia magma induknya. Saat magma mendingin, atom-atom unsur kimia yang ada di dalamnya mulai bergabung membentuk struktur kristal mineral. Urutan pembentukan mineral ini sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan, sebuah konsep yang dijelaskan dalam Seri Reaksi Bowen.

Mineral-mineral yang menyusun batuan beku dapat dikategorikan menjadi dua kelompok besar berdasarkan kandungan silika (SiO2) dan komposisi kimia keseluruhannya:

1. Batuan Beku Felsik (Asam)

Batuan beku felsik dicirikan oleh kandungan silika yang tinggi (biasanya > 65% SiO2) dan kaya akan unsur-unsur seperti kalium (K), natrium (Na), dan aluminium (Al). Mineral utama yang menyusun batuan ini adalah:

Contoh batuan beku felsik meliputi granit (intrusi) dan riolit (ekstrusi). Batuan ini umumnya berwarna terang.

2. Batuan Beku Mafik (Basa)

Sebaliknya, batuan beku mafik memiliki kandungan silika yang lebih rendah (biasanya 45-55% SiO2) dan kaya akan magnesium (Mg) serta besi (Fe). Mineral utama yang menyusun batuan ini meliputi:

Contoh batuan beku mafik adalah basal (ekstrusi) dan gabro (intrusi). Batuan ini cenderung berwarna gelap.

3. Batuan Beku Intermediet

Terletak di antara felsik dan mafik, batuan beku intermediet memiliki kandungan silika dan komposisi mineral yang merupakan campuran dari kedua ekstrem tersebut. Kandungan SiO2 berkisar antara 55-65%. Mineral utama yang hadir meliputi feldspar plagioklas (dengan komposisi antara kaya kalsium dan kaya natrium), amfibol, piroksen, dan terkadang sedikit kuarsa atau mika.

Contoh batuan intermediet adalah diorit dan andesit.

4. Batuan Beku Ultramafik

Batuan beku ultramafik adalah jenis yang paling jarang ditemui di kerak benua dan memiliki kandungan silika paling rendah (kurang dari 45% SiO2). Mineral dominannya adalah olivin dan piroksen, dengan sedikit atau tanpa feldspar.

Contohnya adalah peridotit.

MIN

Simbol sederhana mewakili mineralogi batuan.

Metode Klasifikasi Berbasis Mineralogi

Secara praktis, geolog menggunakan diagram klasifikasi berbasis mineralogi, seperti diagram Streckeisen, yang memplot persentase mineral kuantitatif dalam batuan. Diagram ini memungkinkan pengelompokan batuan beku secara sistematis ke dalam berbagai jenis berdasarkan proporsi mineral-mineral penting seperti kuarsa, feldspar alkali, dan feldspar plagioklas.

Selain itu, pengamatan visual terhadap warna batuan (felsik cenderung terang, mafik cenderung gelap) dan kehadiran mineral-mineral yang mudah dikenali juga menjadi langkah awal yang penting. Analisis petrografi yang menggunakan mikroskop polarisasi memberikan detail komposisi mineral yang lebih akurat, termasuk ukuran, bentuk, dan hubungan antar kristal mineral.

Memahami klasifikasi batuan beku berdasarkan komposisi mineral bukan hanya sekadar identifikasi. Ini membuka pintu untuk menafsirkan asal-usul magma, kondisi pembentukannya di bawah permukaan bumi, dan sejarah tektonik wilayah tempat batuan tersebut ditemukan. Dengan demikian, studi tentang komposisi mineral batuan beku menjadi landasan esensial dalam ilmu geologi.

🏠 Homepage