Barongsai Lantai, atau sering disebut sebagai Di Qing (Tarian Tanah), merupakan bentuk tradisional dari tarian singa Tiongkok yang dilakukan secara eksklusif di permukaan datar—tanah, panggung, atau lantai. Meskipun popularitas Barongsai Tonggak (Jing Qing) yang menantang gravitasi sering mendominasi perhatian, esensi dan kesulitan artistik Barongsai Lantai terletak pada penguasaan gerakan dasar, kuda-kuda yang kokoh, serta sinkronisasi sempurna antara penari, kepala singa, dan musik pengiring.
Barongsai Lantai adalah fondasi dari semua bentuk tarian singa. Ia menuntut kekuatan kaki yang luar biasa, fleksibilitas tubuh bagian atas, dan ekspresi emosional yang mendalam melalui gerakan kepala singa. Dalam konteks pertunjukan, Barongsai Lantai seringkali digunakan untuk menyambut tamu penting, melakukan ritual pembersihan, atau menampilkan alur cerita naratif yang lebih fokus pada interaksi singa dengan lingkungan sekitar, seperti mencari makanan (Cai Qing) atau bermain-main.
Keagungan Barongsai Lantai tidak terletak pada ketinggian, melainkan pada kemurnian teknik. Setiap penari Barongsai, sebelum ia diperbolehkan mencoba gerakan di atas tonggak atau meja, wajib menguasai seluruh spektrum teknik lantai. Ini mencakup variasi langkah, sikap kuda-kuda (Ma Bu), gerakan berguling, dan, yang paling krusial, cara singa “bernafas” dan “merasakan” lingkungannya. Tanpa penguasaan di lantai, penari tidak akan memiliki fondasi fisik maupun filosofis yang cukup kuat. Gerakan di lantai adalah cerminan langsung dari karakter singa—apakah ia singa yang gagah berani, singa yang penasaran, atau singa yang pemalu.
Gambar 1: Fokus pada Kepala Singa Barongsai, elemen kunci dalam Barongsai Lantai untuk menyampaikan emosi.
Gerakan di lantai adalah representasi dari kehidupan singa di alam liar, meskipun disajikan dalam bentuk artistik yang sangat terstruktur. Setiap langkah, setiap gerakan kepala, setiap sentuhan kaki ke bumi memiliki makna. Ini adalah tarian spiritual, bukan sekadar akrobatik. Ketika penari berinteraksi dengan angpao atau hadiah yang diletakkan di lantai, mereka melakukannya dengan keanggunan, menunjukkan rasa hormat dan kegembiraan. Barongsai Lantai adalah narator utama dari cerita mitologi singa pembawa keberuntungan.
Sejarah Barongsai (Wǔ Shī) telah berakar selama ribuan tahun, jauh sebelum munculnya varian di atas tonggak. Barongsai Lantai adalah bentuk asli, dikembangkan di Tiongkok kuno sebagai cara untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan, terutama saat perayaan Tahun Baru Imlek dan festival-festival penting lainnya. Berbagai catatan sejarah, terutama dari era Dinasti Tang, telah menyebutkan tarian singa yang dilakukan oleh prajurit dan seniman bela diri, menunjukkan hubungan erat antara tarian ini dan seni bela diri atau Wushu.
Di masa lalu, tarian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga sebagai ritual perlindungan. Singa, yang dianggap sebagai makhluk agung dan pemberani, dipercaya mampu mengusir kesialan dari rumah, toko, atau kuil yang mereka kunjungi. Barongsai Lantai berfokus pada kekuatan fisik di kaki penari dan kemampuan mereka untuk melakukan gerakan yang kompleks, seringkali meniru gerakan kucing besar seperti menggaruk, membersihkan diri, atau berburu. Keterampilan ini semua dilakukan di lantai, memanfaatkan permukaan datar sebagai panggung utama.
Pada awalnya, fokus utama Barongsai Lantai adalah pada narasi dan interaksi dengan penonton. Tidak ada unsur akrobatik yang ekstrem. Sebaliknya, yang ditekankan adalah realisme perilaku singa yang dikombinasikan dengan postur seni bela diri. Hal ini menghasilkan tarian yang kuat namun anggun. Filosofi dasar Barongsai Lantai adalah kerendahan hati. Meskipun singa adalah raja binatang, ketika ia menari di lantai, ia menunjukkan rasa hormat kepada Bumi dan kepada Dewa-dewa. Postur tubuh yang rendah dan gerakan yang terkontrol adalah manifestasi dari kerendahan hati ini.
Sikap kuda-kuda adalah tulang punggung dari Barongsai Lantai. Kuda-kuda yang stabil dan rendah memastikan bahwa singa memiliki kekuatan untuk tiba-tiba meledak dalam kecepatan atau, sebaliknya, bergerak perlahan dengan penuh kehati-hatian. Lima sikap dasar Wushu seringkali diadopsi oleh penari Barongsai, dengan penekanan khusus pada Ma Bu (Kuda-Kuda Berkuda) dan Gong Bu (Kuda-Kuda Busur). Ma Bu digunakan saat singa dalam keadaan waspada atau saat ia "memakan" angpao, memberikan stabilitas maksimum.
Penguasaan kuda-kuda di Barongsai Lantai adalah sebuah latihan yang tak berkesudahan. Seorang penari Barongsai harus mampu menahan kuda-kuda rendah (misalnya, Ma Bu yang sangat dalam) selama durasi lagu, terkadang hingga beberapa menit, tanpa menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Kekuatan isometrik yang dibutuhkan untuk mempertahankan sikap ini adalah yang membedakan penari Barongsai Lantai yang mahir dari yang biasa saja. Kaki adalah jangkar, dan lantai adalah panggung di mana kekuatan ini dipamerkan. Jika kuda-kuda goyah, maka seluruh ilusi singa yang kuat akan hancur.
Dalam Barongsai Lantai, warna kostum memiliki makna filosofis yang dalam. Barongsai tradisional sering menampilkan warna yang melambangkan karakter tertentu atau tokoh sejarah legendaris:
Saat tampil di lantai, singa-singa ini harus menampilkan kepribadian yang sesuai dengan warna mereka. Singa Merah mungkin bergerak lebih lambat dan bermartabat, sementara Singa Hitam mungkin melakukan gerakan melompat dan berguling yang lebih energik dan cepat. Seluruh narasi tarian di lantai dihidupkan melalui interpretasi karakter yang melekat pada warna kostum.
Penari Barongsai Lantai mengenakan celana dan sepatu khusus. Celana yang longgar memberikan kebebasan bergerak untuk gerakan-gerakan rendah, seperti berlutut, berguling, atau 'tidur'. Sepatu yang digunakan biasanya adalah sepatu Wushu, yang datar dan fleksibel, memberikan traksi maksimal di lantai—ini sangat penting karena Barongsai Lantai sangat bergantung pada kecepatan pergantian langkah dan rotasi tubuh yang cepat tanpa tergelincir. Setiap sentimeter gesekan di lantai harus dikendalikan oleh penari.
Kekuatan yang diperlukan dalam Barongsai Lantai tidak bisa dilebih-lebihkan. Penari depan, yang memegang kepala (sekitar 5-10 kg), harus menanggung beban tersebut sambil menjaga ekspresi wajah singa melalui gerakan mata, telinga, dan mulut. Penari belakang harus menopang tubuh singa, memastikan punggung singa terlihat mulus, dan menjadi pendorong utama untuk gerakan-gerakan cepat, semua dilakukan dengan kedua kaki menapak kuat di lantai.
Barongsai Lantai adalah ujian sinkronisasi dan stamina. Keindahan visualnya berasal dari ilusi bahwa dua orang bertindak sebagai satu kesatuan singa yang hidup. Berikut adalah beberapa teknik kunci yang wajib dikuasai:
Langkah Kucing (Māo Bù) adalah gerakan fundamental. Ini adalah gerakan pelan dan hati-hati, di mana singa mengintai atau merasa curiga terhadap lingkungan barunya. Kaki diangkat perlahan dan diletakkan kembali ke lantai dengan sangat lembut. Berat badan harus bergeser dari satu kaki ke kaki lainnya secara mulus. Dalam Barongsai Lantai, langkah ini menuntut kontrol otot paha dan betis yang ekstrem. Langkah kucing yang sempurna membuat singa tampak ringan dan misterius, seolah-olah ia tidak memiliki berat badan sama sekali. Gerakan kepala singa saat melakukan Cat Walk harus disinkronkan; mata harus waspada, mengamati setiap sudut lantai.
Penguasaan Langkah Kucing memungkinkan singa untuk berinteraksi dengan benda-benda kecil di lantai, seperti daun selada atau angpao, dengan kehati-hatian yang realistis. Ini adalah gerakan yang membutuhkan kesabaran. Penari harus mampu menahan postur selama berdetik-detik hanya dengan satu kaki diangkat sedikit di atas lantai, sebelum melanjutkan langkah berikutnya.
Cai Qing adalah ritual inti dari Barongsai Lantai. Ini melibatkan singa mendekati dan mengambil "hijauan" (biasanya selada, yang melambangkan kekayaan) yang digantung atau diletakkan di lantai. Dalam konteks lantai, tantangan terletak pada bagaimana singa "memainkan" makanan tersebut. Singa akan menunjukkan rasa penasaran, ketakutan (jika ada halangan seperti jeruk atau benda keras), dan akhirnya kegembiraan saat memakannya.
Teknik yang paling sering digunakan adalah sikap jongkok yang dalam (kuda-kuda rendah) sambil penari depan menggunakan mulut singa untuk mengambil angpao. Seluruh tubuh harus tetap rendah di lantai, menjaga ilusi bahwa singa sedang merangkak. Penari belakang harus mengikuti dengan tepat, memastikan punggung singa tidak goyah. Momen klimaks dari Cai Qing seringkali adalah saat singa berdiri kembali, menyemburkan daun selada, yang melambangkan penyebaran keberuntungan kepada penonton.
Versi Cai Qing di lantai jauh lebih fokus pada mimikri singa dan interaksi naratif, berlawanan dengan versi tonggak yang lebih menekankan bahaya fisik. Di lantai, kesalahan kecil pada kuda-kuda atau waktu yang kurang tepat dapat merusak seluruh cerita yang sedang disajikan.
Ini adalah salah satu segmen Barongsai Lantai yang paling indah secara artistik. Singa bergerak dari postur aktif ke keadaan tenang, berbaring di lantai, dan seolah-olah tertidur pulas. Gerakan ini memerlukan kontrol tubuh yang luar biasa dari kedua penari untuk turun ke lantai secara perlahan dan mulus. Penari depan harus mengatur kepala singa agar terlihat nyaman, sementara penari belakang harus melipat tubuh dan kaki mereka dengan cara yang tidak terlihat oleh penonton.
Ketika singa tertidur, musik melambat menjadi dentuman gong yang lembut. Kemudian, singa dibangunkan oleh suara drum yang tiba-tiba, yang harus direspon dengan gerakan terkejut dan cepat. Transisi dari tidur ke bangun ini membutuhkan kekuatan ledakan (explosive power) yang hanya bisa dihasilkan jika kedua penari memiliki pemahaman yang solid tentang ritme dan waktu.
Meskipun Barongsai Lantai bukanlah akrobatik yang ekstrem seperti Barongsai Utara, gerakan berguling dan melompat rendah tetap menjadi bagian penting. Gerakan berguling ke samping (side roll) sering digunakan untuk menunjukkan sifat singa yang bermain-main atau untuk menghindari ancaman. Dalam melakukan gerakan ini di lantai, penari harus memastikan kepala singa (terutama penari depan) terlindungi dan tidak menghantam lantai, menjaga keutuhan kostum. Ini membutuhkan latihan jatuh dan berguling ratusan kali untuk mencapai kesempurnaan.
Gambar 2: Ilustrasi kuda-kuda rendah, kunci stabilitas dan kekuatan gerakan di Barongsai Lantai.
Penguasaan teknik-teknik lantai ini adalah penentu kualitas pertunjukan. Barongsai Lantai yang luar biasa akan menampilkan transisi gerakan yang begitu lancar sehingga mustahil bagi penonton untuk melihat batas antara postur seni bela diri yang kaku dan mimikri kucing besar yang lembut. Ini adalah seni yang memadukan kekuatan atletik dengan kehalusan akting.
Tidak ada Barongsai Lantai tanpa musik. Musik bukan hanya pengiring; ia adalah narator, pemandu, dan pengontrol emosi singa. Musik Barongsai terdiri dari tiga alat utama: Gendang (Drum), Simbal (Cymbals), dan Gong. Interaksi antara ketiga alat ini menciptakan pola ritmis yang kompleks dan berfungsi sebagai bahasa rahasia antara pemain musik dan penari singa.
Gendang adalah yang paling penting. Drummer (Penabuh Gendang) adalah pemimpin orkestra dan penentu kecepatan emosional singa. Pola drum yang berbeda menandakan gerakan yang berbeda:
Dalam Barongsai Lantai, drummer harus mengamati setiap gerakan singa secara intensif. Jika singa ragu-ragu di depan sebuah angpao yang diletakkan di lantai, drummer harus memperlambat irama untuk meningkatkan ketegangan dramatis. Jika singa berhasil mendapatkan hadiah, irama akan menjadi cepat dan gembira. Ini adalah dialog tanpa kata-kata yang dilakukan melalui ketukan.
Simbal memberikan aksen dan sinkronisasi. Mereka biasanya mengikuti irama drum, tetapi memberikan bunyi tajam dan keras yang menambah energi. Gong memberikan kedalaman dan bobot. Dentuman gong yang dalam sering menandai awal atau akhir dari sebuah gerakan besar, atau menekankan postur singa yang paling rendah dan kuat. Ketika Barongsai Lantai menampilkan Cai Qing, irama simbal dan gong akan menjadi semakin kompleks, mencerminkan perjuangan atau kegembiraan singa.
Tingkat kesulitan dalam musik Barongsai Lantai adalah bahwa setiap instrumen harus terintegrasi. Ketiga alat ini harus berbunyi seolah-olah dimainkan oleh satu pikiran, memastikan bahwa ritme yang keluar ke arena tarian adalah stabil dan tidak pernah goyah, sehingga penari di lantai dapat sepenuhnya percaya diri pada ritme yang memandu langkah mereka.
Gambar 3: Alat musik Barongsai yang menjadi komando utama bagi penari di lantai.
Keakuratan ritme ini adalah apa yang memungkinkan Barongsai Lantai untuk menyampaikan narasi yang begitu kaya. Tanpa ritme yang konsisten, gerakan singa akan terasa mati atau tidak terarah. Ritme adalah nyawa, dan lantai adalah kanvas tempat nyawa itu bergerak. Setiap ketukan drum harus terasa seperti langkah kaki singa yang berat dan percaya diri.
Seringkali, Barongsai Tonggak (Jing Qing) mendapat sorotan karena elemen bahaya dan akrobatiknya yang spektakuler. Namun, penting untuk memahami bahwa kedua bentuk ini memiliki tujuan artistik yang berbeda. Barongsai Lantai fokus pada seni dan narasi, sementara Barongsai Tonggak fokus pada kekuatan, keseimbangan, dan adrenalin.
Dalam Barongsai Lantai, penonton memiliki kesempatan untuk melihat detail kecil. Setiap kedipan mata singa, setiap getaran jumbai, setiap kuda-kuda rendah yang stabil menjadi penting. Gerakan kaki di lantai harus presisi, meniru cara singa menapak atau mengintai. Karena tidak ada tantangan keseimbangan di ketinggian, semua energi penari dialokasikan untuk kesempurnaan bentuk dan ekspresi emosional.
Sebaliknya, Barongsai Tonggak harus mengorbankan beberapa detail mimikri untuk mempertahankan keseimbangan di tiang sempit. Kuda-kuda di atas tonggak lebih sering bersifat vertikal untuk stabilitas, sedangkan kuda-kuda di Barongsai Lantai bersifat horizontal dan luas, memungkinkan singa untuk "berbaring" atau "menggaruk" tubuhnya di lantai. Barongsai Lantai adalah master penceritaan, sedangkan Barongsai Tonggak adalah master keahlian fisik ekstrem.
Kuda-kuda di lantai memungkinkan penari untuk melakukan transisi cepat antara Ma Bu (berkuda), Gong Bu (busur), Xu Bu (kaki kosong/mengintai), dan Pu Bu (jatuh/rendah). Transisi ini harus dilakukan tanpa jeda, membuat singa tampak cair dan fleksibel. Kecepatan transisi ini adalah salah satu indikator utama kemahiran seorang penari Barongsai Lantai. Mereka harus mampu mengubah arah 180 derajat dalam sekejap sambil mempertahankan ilusi berat dan keagungan singa.
Barongsai Lantai adalah tarian interaktif. Singa akan bergerak melalui kerumunan, bercanda dengan penonton, atau memberikan penghormatan kepada pemilik rumah atau toko. Interaksi ini memerlukan kontrol kecepatan dan kedekatan yang ekstrem. Ketika singa bergerak mendekati anak-anak atau orang tua, gerakan di lantai harus diperlambat, menunjukkan kelembutan dan keramahan. Interaksi ini jauh lebih sulit dilakukan saat singa berada di atas tonggak, sehingga Barongsai Lantai mempertahankan peran esensialnya sebagai tarian masyarakat dan pemberi berkah.
Kualitas tarian di lantai sering kali diukur dari seberapa realistis dan 'hidup' singa itu terlihat. Apakah singa tersebut tampak bernapas, apakah ia tampak lapar, gembira, atau marah? Semua emosi ini harus diekspresikan melalui gerakan tubuh yang dilakukan di permukaan tanah, memadukan kekuatan dari seni bela diri dan kelincahan dari kucing besar.
Pengulangan gerakan adalah kunci dalam pelatihan Barongsai Lantai. Penari harus mengulang setiap kuda-kuda, setiap langkah, dan setiap rotasi kepala ribuan kali hingga otot mereka mengingat posisi yang benar. Latihan kuda-kuda rendah, menahan posisi jongkok, dan latihan lompatan vertikal yang cepat sangat diperlukan untuk memberikan kekuatan eksplosif yang dibutuhkan dalam tarian lantai, terutama saat melakukan gerakan-gerakan akrobatik ringan seperti berguling atau berdiri di atas kepala (jika dilakukan oleh penari depan).
Menjadi penari Barongsai Lantai yang ulung memerlukan dedikasi yang intensif, jauh melampaui kemampuan menghafal urutan koreografi. Pelatihan ini adalah perpaduan antara seni bela diri, akting, dan atletik tingkat tinggi. Ini adalah proses yang membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Latihan dimulai dengan penguatan kaki dan inti tubuh. Penari menghabiskan waktu berjam-jam setiap minggu untuk berlatih kuda-kuda, seringkali dengan beban tambahan, untuk memastikan kaki mereka bisa menopang berat singa dan tubuh pasangan mereka dalam posisi rendah dan tidak nyaman. Stamina kardio juga sangat penting, karena tarian singa sering berlangsung selama 10 hingga 15 menit tanpa henti, dan setiap gerakan menuntut tenaga maksimum.
Pelatihan ini mencakup disiplin ketat seni bela diri, karena postur yang buruk tidak hanya merusak penampilan singa tetapi juga meningkatkan risiko cedera. Penari harus memiliki pinggul yang sangat fleksibel untuk dapat melakukan Ma Bu yang dalam dan Pu Bu (langkah jatuh) tanpa merusak lutut. Kekuatan tubuh bagian atas, terutama bahu, diperlukan oleh penari depan untuk mengangkat kepala singa berulang kali, menyimulasikan "menggeleng" atau "menggerutu" singa.
Kunci Barongsai Lantai adalah sinkronisasi total antara penari depan dan belakang, yang beroperasi di bawah kain singa. Mereka harus bergerak seolah-olah mereka adalah satu organisme dengan empat kaki. Ini dicapai melalui latihan berulang yang disebut “Tandem Practice”.
Dalam latihan ini, penari akan melakukan rutinitas yang sama berulang-ulang, kadang-kadang dengan mata tertutup (untuk penari belakang), sehingga mereka hanya mengandalkan sentuhan, berat badan pasangan, dan terutama, ritme musik. Penari belakang harus mampu mengantisipasi gerakan penari depan, terutama saat terjadi perubahan kecepatan atau arah yang mendadak. Jika penari depan tiba-tiba melompat ke depan atau berguling ke samping, penari belakang harus bereaksi dalam sepersekian detik.
Pelatihan sinkronisasi juga mencakup latihan suara. Beberapa gerakan Barongsai Lantai memerlukan penari depan untuk mengeluarkan suara menggeram atau mengaum. Sinkronisasi suara dengan gerakan kepala meningkatkan ilusi singa yang hidup.
Penari depan memegang tanggung jawab terbesar dalam 'menghidupkan' singa. Mereka harus menggerakkan mata, telinga, dan mulut singa menggunakan tali atau tuas di dalam kepala. Latihan mimikri ini sangat intensif. Mata harus berkedip saat singa sedang santai, membesar saat singa terkejut, dan memfokuskan pandangan saat singa mengintai angpao di lantai.
Gerakan kepala (Ya Tou) adalah bahasa Barongsai Lantai. Gerakan mengangguk menandakan penerimaan atau penghormatan; gerakan menggeleng cepat menandakan rasa ingin tahu atau frustrasi; dan gerakan kepala yang rendah menunjukkan rasa takut atau kerendahan hati. Semua ekspresi ini harus dilakukan dengan meminimalkan gerakan tubuh penari, hanya mengandalkan pergelangan tangan, lengan, dan pinggang untuk mengayunkan kepala singa. Kepala singa harus terlihat ringan dan responsif, meskipun beratnya signifikan.
Barongsai Lantai mengajarkan kedisiplinan bukan hanya dalam fisik, tetapi juga dalam etika. Seorang penari harus menghormati kostum singa, musik, dan tradisi. Setiap pertunjukan di lantai adalah perwujudan dari keberuntungan dan penghormatan budaya, dan dedikasi penuh pada setiap detail adalah kunci untuk mempertahankan kualitas artistik yang tinggi.
Penguasaan Barongsai Lantai merupakan perjalanan tanpa akhir, dimana seorang penari selalu mencari cara baru untuk membuat singa terasa lebih hidup, lebih kuat, dan lebih ekspresif, semuanya melalui interaksi yang jujur dengan permukaan bumi, tempat tarian ini berakar.
Barongsai Lantai, dalam esensinya, adalah latihan mendalam tentang penguasaan diri dan kolaborasi. Setiap kali penari memasuki kostum, mereka meninggalkan identitas pribadi mereka dan mengambil peran sebagai binatang mitos pembawa keberuntungan. Penari depan adalah mata dan hati, sedangkan penari belakang adalah kekuatan dan pergerakan. Keduanya harus berfungsi sebagai satu mekanisme yang kompleks dan sensitif. Jika salah satu penari kelelahan atau kehilangan fokus, sinkronisasi akan rusak, dan ilusi singa akan lenyap. Oleh karena itu, latihan fisik dan mental yang tiada henti adalah persyaratan mutlak. Mereka berlatih untuk menahan rasa sakit otot, mempertahankan pernapasan teratur di bawah suhu tinggi di dalam kostum, dan yang paling penting, selalu mendengarkan alunan musik yang memandu setiap sentuhan kaki ke lantai.
Latihan beban dan plyometric sangat penting. Barongsai Lantai seringkali memerlukan lompatan vertikal kecil dari posisi kuda-kuda rendah (Ma Bu) dan pendaratan yang mulus tanpa suara. Latihan ini memastikan bahwa otot-otot penari memiliki kekuatan eksplosif yang diperlukan untuk transisi gerakan dari lambat dan mengintai menjadi cepat dan reaktif. Tanpa kekuatan eksplosif ini, singa akan terlihat kaku dan tidak bertenaga. Kontrol adalah segalanya. Ketika singa mendarat di lantai, ia harus mendarat seperti kucing—tanpa suara dan tanpa guncangan.
Barongsai Lantai juga sarat akan ritual. Sebelum pertunjukan dimulai, ada ritual “titik mata” (Dian Jing), di mana mata singa dicat atau disentuh oleh seorang tokoh penting atau spiritual. Ritual ini secara filosofis "menghidupkan" singa, mengubahnya dari kostum menjadi makhluk spiritual. Saat singa menari di lantai, ia sedang dalam misi sakral. Setiap putaran dan setiap lompatan di lantai adalah bagian dari ritual pembersihan ruang. Singa berjalan dengan tujuan, membersihkan energi negatif dan meninggalkan keberuntungan di belakangnya.
Di lantai, gerakan yang paling menghormati adalah membungkuk rendah (Jing Li). Ketika singa membungkuk rendah ke tanah, itu adalah tanda hormat kepada rumah atau kuil yang ia kunjungi. Ini adalah gerakan yang menunjukkan kerendahan hati singa meskipun ia memiliki kekuatan besar. Teknik membungkuk rendah ini harus dilakukan dengan postur yang sangat stabil dan terkontrol. Penari depan dan belakang harus jongkok hampir menyentuh lantai, lalu perlahan bangkit kembali, semua dilakukan di atas permukaan yang rata.
Barongsai Lantai adalah pertunjukan yang mengajarkan kesabaran. Ketika singa mengintai dan perlahan mendekati Cai Qing (angpao/hijauan) yang diletakkan di lantai, ritme bisa melambat hingga hampir berhenti. Dalam momen ketegangan ini, penari harus mempertahankan fokus dan stabilitas kuda-kuda, terkadang selama puluhan detik, menciptakan ketegangan dramatis bagi penonton. Keberhasilan dalam momen ini bergantung sepenuhnya pada kekuatan fisik statis penari yang berdiri teguh di lantai.
Ekor Barongsai, yang digerakkan oleh penari belakang, memainkan peran penting dalam ekspresi. Ekor harus terlihat hidup dan fleksibel, mengikuti ritme gerakan singa secara alami. Jika singa gembira, ekor mungkin bergoyang cepat. Jika singa marah atau siap menyerang, ekor mungkin berdiri tegak dan kaku. Penari belakang harus melatih otot punggung bawah mereka untuk mengendalikan ekor dengan halus, memastikan bahwa ekor singa tidak kaku atau mati. Ini adalah detail yang sering diabaikan, padahal ekor adalah penanda emosi singa dari belakang.
Latihan berulang kali pada gerakan ekor, kepala, dan kuda-kuda, semuanya di permukaan datar, memastikan bahwa Barongsai Lantai tetap menjadi bentuk seni yang paling murni dan terperinci. Ini adalah sekolah yang mempersiapkan setiap penari untuk potensi akrobatik tonggak di masa depan, tetapi yang paling penting, ia menciptakan penghormatan yang mendalam terhadap filosofi dan narasi tarian singa yang sesungguhnya.
Ketika berbicara tentang Barongsai Lantai, setiap detail visual sangat berarti. Misalnya, cara singa “membersihkan diri” di lantai, menggaruk telinga, atau menjilati kaki (gerakan fiksi yang dibuat oleh penari) menambah realisme yang luar biasa. Gerakan-gerakan ini semuanya dilakukan dengan kontrol penuh, seringkali melibatkan penari depan dan belakang mengubah formasi mereka secara mendadak. Misalnya, saat singa menggaruk telinga, penari depan akan menggunakan tangan kanannya untuk menggerakkan telinga (melalui mekanisme di dalam kepala singa), sementara penari belakang harus menopang badan singa dengan posisi miring, semua tanpa kehilangan keseimbangan di lantai.
Selanjutnya, pentingnya interaksi antara singa dan Tuan Tanah (Dai Tou Fo), karakter yang sering mendahului singa dengan topeng tertawa dan kipas. Dalam Barongsai Lantai, interaksi ini lebih personal dan lucu. Tuan Tanah akan mengganggu singa, meletakkan angpao di tempat yang sulit dijangkau, atau melemparkan jeruk ke arah singa. Singa harus merespons interaksi ini dengan ekspresi emosi yang jelas: kejengkelan, rasa ingin tahu, atau akhirnya, kegembiraan. Gerakan singa di lantai dalam skenario ini menjadi sangat cair, menggabungkan kelincahan komedi dengan kekuatan dasar Ma Bu. Jika singa mengejar Tuan Tanah, pengejaran itu harus dilakukan dengan kecepatan tinggi dan belokan tajam, menguji batas-batas stabilitas kuda-kuda di lantai.
Latihan pernapasan sangat kritikal. Berada di dalam kostum Barongsai, terutama dalam kondisi lembap atau panas, dapat sangat menguras tenaga. Penari harus melatih teknik pernapasan yang dalam dan lambat agar dapat mempertahankan tenaga selama 15 menit penuh pertunjukan Barongsai Lantai. Kelelahan penari akan tercermin dalam gerakan singa yang lambat dan kaku, merusak keindahan tarian. Oleh karena itu, para master seni bela diri sering menekankan bahwa tarian singa adalah latihan Ch'i (energi vital); energi harus mengalir bebas dari kaki (yang menyentuh lantai) ke kepala singa (yang menyampaikan emosi).
Barongsai Lantai juga berfungsi sebagai wadah pelestarian seni bela diri. Banyak gerakan kaki, pukulan (jika singa ‘berkelahi’), dan kuda-kuda yang dipamerkan adalah modifikasi langsung dari teknik Kung Fu. Pelatihan Barongsai Lantai memastikan bahwa generasi muda penari tidak hanya menguasai tarian, tetapi juga memahami akar bela diri dari setiap langkah yang mereka ambil di atas permukaan datar. Konsentrasi pada kuda-kuda yang rendah dan kuat di lantai adalah penghormatan terhadap disiplin fisik yang mendalam dari Kung Fu tradisional.
Dalam konteks modern, Barongsai Lantai juga telah berevolusi untuk memasukkan elemen koreografi yang lebih artistik, seperti penggunaan properti tambahan di lantai (selain angpao dan selada), atau cerita-cerita yang lebih kompleks. Meskipun demikian, prinsip dasar tidak pernah berubah: kekuatan harus datang dari kaki yang terhubung erat dengan lantai, dan emosi harus terpancar dari kepala singa yang digerakkan dengan presisi. Semua kehebatan akrobatik harus ditopang oleh fondasi gerakan lantai yang tidak tergoyahkan. Barongsai Lantai adalah dasar, dan dasar itu harus sempurna.
Memahami ritme pernapasan singa adalah bagian dari keahlian Barongsai Lantai. Singa tidak boleh terlihat bernapas seperti manusia yang kelelahan. Gerakan “pernapasan” singa—mengangkat dan menurunkan tubuh singa secara perlahan—harus teratur, disinkronkan dengan musik, dan terutama, harus terlihat alami. Penari belakang harus mengontrol tinggi punggung singa dengan presisi, menggunakan otot inti mereka untuk meniru gerakan diafragma. Ketika singa merangkak rendah di lantai, tubuhnya harus serendah mungkin; ketika singa bangga berdiri, tubuhnya harus mencapai ketinggian maksimum yang diizinkan oleh kostum. Semua dinamika vertikal ini terjadi di atas permukaan yang rata, memanfaatkan kekuatan otot paha dan betis.
Latihan fisik yang ekstensif, yang merupakan rutinitas harian bagi para penari Barongsai Lantai, meliputi lari jarak jauh, latihan fleksibilitas ekstrem (terutama pembukaan pinggul), dan latihan kekuatan inti. Fleksibilitas sangat penting karena gerakan berguling atau jongkok yang rendah di lantai memerlukan rentang gerak yang besar tanpa membatasi pergerakan singa. Ketika singa harus berbaring miring, kedua penari harus melenturkan tubuh mereka sedemikian rupa sehingga singa masih terlihat utuh dan tidak terdistorsi. Seni ini menuntut tubuh yang sekuat batu tetapi sefleksibel air.
Penggunaan ruang di lantai juga merupakan aspek penting. Seorang penari Barongsai Lantai yang berpengalaman tahu bagaimana menggunakan seluruh area panggung yang disediakan. Mereka tidak akan hanya menari di tengah; mereka akan menggunakan tepi, sudut, dan bahkan pintu masuk dan keluar untuk meningkatkan drama naratif. Saat singa memasuki arena, pergerakannya harus perlahan dan hati-hati, menjelajahi lantai yang baru ia pijak. Saat singa keluar, gerakannya bisa menjadi cepat dan eksplosif, meninggalkan kesan mendalam. Penggunaan ruang ini, yang seluruhnya dilakukan di atas permukaan datar, adalah penanda kecerdasan koreografi Barongsai Lantai.
Di setiap sesi latihan, para senior akan selalu menekankan pentingnya “menghormati lantai.” Lantai adalah elemen panggung mereka, dan setiap gerakan harus dilakukan dengan kontrol penuh, tidak pernah sembarangan. Ketika singa ‘mencium’ lantai, itu adalah tanda hormat. Ketika singa ‘menginjak’ dengan kuat, itu adalah deklarasi kekuatan. Kekuatan mental untuk mempertahankan fokus dan energi saat kaki terasa terbakar dari kuda-kuda rendah adalah ujian terbesar dalam Barongsai Lantai.
Dalam konteks modernisasi tarian singa, Barongsai Lantai tetap relevan karena ia adalah penjaga tradisi. Sementara kompetisi tonggak mendorong batas-batas akrobatik, kompetisi Barongsai Lantai fokus pada kesempurnaan bentuk (form), akurasi mimikri singa (mimicry), dan kekayaan narasi (storytelling). Juri akan memperhatikan detail terkecil: apakah jumbai kepala singa bergetar dengan benar saat singa bersemangat? Apakah penari depan mampu menggerakkan kepala tanpa terlihat berat? Apakah transisi dari satu kuda-kuda ke kuda-kuda lain mulus? Semua ini bergantung pada penguasaan gerakan dasar di lantai.
Barongsai Lantai juga memegang peran sosial yang lebih intim. Pertunjukan di lantai sering diadakan di dalam rumah atau toko kecil, di mana ruang terbatas. Penari harus mampu menyesuaikan koreografi mereka untuk ruang sempit, melakukan gerakan Cai Qing yang rumit di area yang sangat terbatas, bahkan terkadang hanya beberapa meter persegi. Kemampuan untuk menari dengan kekuatan dan energi penuh tanpa merusak lingkungan sekitar menunjukkan kontrol dan keahlian yang luar biasa. Ini adalah keterampilan yang tidak dibutuhkan oleh tarian di atas tonggak.
Kontribusi terbesar Barongsai Lantai adalah filosofi yang ia ajarkan: bahwa kekuatan sejati berasal dari fondasi yang kokoh. Jika dasar Anda kuat (kuda-kuda di lantai), maka segala tantangan akrobatik lainnya (di atas tonggak atau meja) akan menjadi mungkin. Jika dasar Anda goyah, seluruh struktur akan runtuh. Oleh karena itu, bagi setiap tim Barongsai, latihan di lantai bukan hanya pemanasan—itu adalah latihan iman terhadap dasar seni mereka. Gerakan berguling, melompat, dan menahan posisi rendah di lantai adalah ujian kebugaran fisik dan mental yang paling fundamental.
Dalam seni Barongsai Lantai, penari belakang, meskipun tidak terlihat oleh penonton secara langsung, memiliki peran yang sama pentingnya dengan penari depan, bahkan mungkin lebih berat dalam hal kekuatan fisik. Penari belakang harus menopang sebagian besar berat badan penari depan selama gerakan mengangkat atau saat penari depan berfokus pada gerakan kepala. Ketika singa berdiri dengan dua kaki (posisi manusia), penari belakang harus menahan dirinya dalam posisi yang stabil dan seringkali canggung untuk memastikan singa terlihat tegak dan anggun. Latihan fisik untuk penari belakang berfokus pada kekuatan punggung, bahu, dan daya tahan perut untuk mencegah cedera saat menopang beban berat di lantai.
Ritme yang dibawakan oleh musik dalam Barongsai Lantai harus mencerminkan emosi singa di lantai. Misalnya, saat singa sedang ‘marah’ karena kesulitan mengambil Cai Qing, irama drum akan menjadi cepat, keras, dan kacau, mencerminkan frustrasi. Namun, penari singa harus tetap tenang di dalamnya, menjaga kuda-kuda agar tidak goyah, menunjukkan bahwa meskipun singa marah, ia tetap memiliki kontrol. Sebaliknya, saat singa berhasil, musik menjadi meriah, dan gerakan di lantai menjadi bebas dan ekspansif, seringkali melibatkan putaran cepat dan loncatan kegembiraan. Penguasaan transisi emosi ini adalah inti dari Barongsai Lantai yang luar biasa.
Pelestarian Barongsai Lantai juga termasuk pelestarian pembuatan kostum tradisional. Kostum singa yang digunakan untuk tarian lantai seringkali lebih ringan dan lebih fleksibel dibandingkan kostum untuk tonggak, memungkinkan rentang gerak yang lebih besar untuk gerakan jongkok dan berguling di tanah. Kepala singa untuk Barongsai Lantai harus dibuat agar mata dan mekanisme gerak mulutnya sangat responsif, karena detail mimikri adalah segalanya dalam tarian naratif ini. Jumbai dan bulu-bulu harus berayun dengan indah saat singa bergerak cepat atau memutar, menambah efek visual ilusi kehidupan.
Kesempurnaan Barongsai Lantai tidak hanya dinilai dari seberapa baik ia meniru singa, tetapi juga dari seberapa banyak cerita yang bisa ia sampaikan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Apakah singa tersebut menceritakan kisah perjalanan yang sulit? Apakah ia menunjukkan rasa takut pada angpao yang baru ia temui? Semua narasi ini diekspresikan melalui bahasa tubuh dan gerakan kepala yang terkontrol, dari postur terendah di lantai hingga postur berdiri yang paling gagah. Inilah mengapa penguasaan tarian lantai adalah ukuran sejati seorang penari Barongsai sejati.
Oleh karena itu, setiap gerakan yang dilakukan oleh Barongsai Lantai adalah hasil dari disiplin Wushu yang ketat dan pemahaman mendalam tentang narasi budaya Tiongkok. Dari langkah paling lembut (seperti mengendus udara) hingga lompatan paling eksplosif (seperti melompati rintangan rendah), semuanya harus dilakukan dengan kesadaran penuh akan lantai yang mereka pijak. Barongsai Lantai adalah tarian yang terhubung erat dengan bumi, dan koneksi ini adalah sumber kekuatan spiritual dan fisiknya.