Ilustrasi abstrak yang menggambarkan konsep kasyaf dan ilmu spiritual.
Dalam dunia spiritual Islam, terdapat konsep yang begitu dalam dan sering dibicarakan, yaitu kasyaf. Konsep ini merujuk pada kemampuan untuk menyingkap atau melihat sesuatu yang gaib atau tersembunyi, sebuah anugerah atau karunia dari Allah SWT kepada hamba-Nya yang dikehendaki. Di Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan, nama Al-Alimul Allamah Al-Arif Billah KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, yang lebih dikenal sebagai Abah Guru Sekumpul, senantiasa disebut ketika membahas amalan-amalan spiritual yang mendalam, termasuk yang berkaitan dengan kasyaf.
Abah Guru Sekumpul adalah sosok ulama kharismatik yang ilmunya luar biasa, kerendahan hatinya, serta kedekatannya dengan Allah SWT. Beliau dikenal memiliki banyak karamah dan kemampuan spiritual yang menakjubkan, yang diyakini merupakan buah dari amalan-amalan shaleh, doa-doa yang mustajab, dan kedekatan yang hakiki dengan Sang Pencipta. Bagi para murid dan pengikutnya, memahami dan mengamalkan ajaran beliau adalah sebuah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan semoga mendapatkan limpahan keberkahan.
Secara etimologis, kasyaf berasal dari bahasa Arab "kashafa" yang berarti membuka, menyingkap, atau memperlihatkan. Dalam konteks spiritual, kasyaf adalah terbukanya tabir antara diri seorang hamba dengan realitas gaib yang tidak bisa dijangkau oleh panca indra biasa. Ini bisa berupa penglihatan ruhani, pemahaman mendalam tentang hakikat sesuatu, atau bahkan kemampuan untuk melihat sesuatu yang akan terjadi.
Penting untuk dipahami bahwa kasyaf bukanlah tujuan utama dalam beragama. Ia adalah sebuah karunia dari Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang tulus dalam beribadah, berakhlak mulia, dan senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada-Nya. Kasyaf tidak bisa dicari atau dipaksakan, melainkan datang atas izin dan kehendak Allah.
Meskipun Abah Guru Sekumpul tidak secara gamblang mengajarkan "amalan kasyaf" sebagai sebuah metode terstruktur untuk mendapatkan kemampuan tersebut, ajaran-ajaran beliau sangat kaya dengan prinsip-prinsip spiritual yang mengantarkan pada kedekatan dengan Allah. Kedekatan inilah yang berpotensi membuka pintu-pintu ma'rifat dan anugerah-Nya, termasuk kasyaf. Beberapa aspek penting dari ajaran beliau yang dapat diamalkan adalah:
Meskipun kasyaf terdengar menarik, penting untuk tidak berambisi mengejarnya secara membabi buta. Terlalu terobsesi dengan kasyaf dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kesombongan (ujub) atau bahkan kesesatan jika tidak disertai dengan bimbingan ulama yang ahli. Kasyaf, jika memang diberikan, hendaknya digunakan untuk kemaslahatan umat dan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk pamer atau mencari keuntungan duniawi.
Amalan-amalan yang diajarkan oleh Abah Guru Sekumpul sesungguhnya adalah jalan menuju kesempurnaan diri dan kedekatan dengan Allah. Jika dalam perjalanan tersebut Allah membukakan sebagian tabir gaib, itu adalah anugerah tambahan yang harus disyukuri dan dijaga.
Mengamalkan ajaran Abah Guru Sekumpul adalah tentang membersihkan hati, menata niat, dan menyelaraskan hidup dengan tuntunan agama. Fokuslah pada ibadah yang ikhlas, akhlak yang mulia, dan cinta yang tulus kepada Allah dan Rasul-Nya. Insya Allah, dengan memelihara hubungan yang baik dengan Sang Pencipta, pintu-pintu kebaikan dan anugerah-Nya, termasuk pemahaman spiritual yang mendalam, akan terbuka dengan sendirinya.