Alexis de Rede: Sang Arsitek Kehidupan Agung dan Warisan Estetika Abadi

Alexis de Rede bukan hanya seorang penata interior; ia adalah perwujudan selera, elegansi, dan kemewahan yang tak tertandingi di abad ke-20. Sebagai ikon Haute Société Paris, warisannya melampaui dekorasi semata, mencakup filosofi menyeluruh tentang bagaimana menjalani kehidupan sebagai karya seni.

Ilustrasi Gaya Alexis de Rede Representasi garis bergaya dari meja konsol Prancis abad ke-18 dengan cermin mewah, melambangkan selera Alexis de Rede. Seni Menata Ruang: Elegansi Louis XVI

Alexis de Rede memuja perpaduan antara kemewahan Perancis abad ke-18 dengan kenyamanan modern.

I. Latar Belakang dan Pembentukan Selera (Genesis Estetika)

Baron Alexis de Rede, yang nama lengkapnya adalah Alexis von Rosenberg, Baron de Redé, lahir di Swiss dari keluarga keturunan Austria-Hungaria. Meskipun gelar baronialnya sah, statusnya di masyarakat tinggi Paris dibangun bukan di atas darah biru kuno, melainkan di atas bakatnya yang luar biasa dalam menciptakan suasana, menata benda, dan memelihara pertemanan yang strategis. Masa mudanya, yang diwarnai oleh kejatuhan imperium lama di Eropa dan kesulitan finansial, justru mengasah ketajaman mata dan keuletannya.

Menemukan Niche di Paris Pasca-Perang

Setelah Perang Dunia II, Paris mulai bangkit sebagai pusat budaya dan gaya hidup. Di tengah era ini, Alexis de Rede menemukan panggungnya. Ia bukan hanya tertarik pada kekayaan, tetapi pada esensi kemewahan: kualitas, sejarah, dan presentasi yang sempurna. Kehadirannya di lingkaran sosial menjadi tak terhindarkan, terutama setelah ia menjalin hubungan dekat dengan Arturo Lopez-Willshaw, seorang miliarder Chili, dan kemudian, yang paling penting, dengan Marie-Hélène de Rothschild dan suaminya, Guy de Rothschild.

Pendidikan informalnya dalam seni dekorasi dan sejarah adalah kunci. Ia tidak pernah secara formal bekerja sebagai dekorator, namun ia menjadi konsultan utama bagi para individu terkaya di dunia. Selera Redé didefinisikan oleh penolakannya terhadap tren yang cepat berlalu. Ia memandang dekorasi sebagai proses akumulasi yang lambat, menggabungkan furnitur Louis XV dan Louis XVI yang otentik dengan seni modern, tekstil mewah, dan pencahayaan yang dramatis.

"Kehidupan harus diperlakukan sebagai teater yang paling indah, dan rumah adalah panggung utama di mana setiap detail harus disiapkan dengan cermat." – Filosofi yang dianut Rede.

II. Hôtel Lambert: Episentrum Seni Hidup (L’Art de Vivre)

Tidak mungkin membahas Alexis de Rede tanpa menyelami Hôtel Lambert, salah satu hôtels particuliers paling bergengsi di Île Saint-Louis, Paris. Redé dan Marie-Hélène de Rothschild adalah penghuni utama yang bertanggung jawab atas revitalisasi luar biasa properti bersejarah ini. Hôtel Lambert, yang dibangun pada abad ke-17 oleh Louis Le Vau, adalah kanvas monumental bagi estetika Rede.

Kolaborasi Abadi dengan Rothschild

Redé tinggal di lantai atas Hôtel Lambert, sementara Rothschilds menempati lantai utama. Namun, kolaborasi estetika mereka begitu erat sehingga seluruh properti memancarkan satu visi tunggal: kemewahan yang nyaman dan berkelas. Redé bertanggung jawab besar atas atmosfer keseluruhan di mana pesta-pesta legendaris abad ke-20 diadakan.

Redé memahami arsitektur tempat itu secara mendalam. Ia tidak mencoba menutupi sejarah bangunan Barok tersebut, melainkan memperkuatnya. Ia menghindari nuansa museum yang steril. Sebaliknya, ia menciptakan ruang yang terasa hidup, seolah-olah perabotan telah berada di sana selama berabad-abad, diwariskan melalui generasi-generasi bangsawan. Pencapaian ini membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang tekstur dan proporsi.

Detail Ruangan dan Pencahayaan

Pencahayaan adalah obsesi Rede. Ia percaya bahwa cahaya alami dan buatan harus bekerja bersama untuk menonjolkan tekstur dan warna. Di Hôtel Lambert, lampu meja, lilin, dan lampu sorot tersembunyi digunakan untuk menciptakan kehangatan, keintiman, dan aura misterius. Ia sering menggunakan tirai beludru tebal untuk mengendalikan cahaya siang, memastikan ruangan-ruangan utama selalu memiliki kualitas pencahayaan yang lembut dan berlapis.

Di kamar-kamar pribadinya, khususnya, Redé menerapkan palet warna yang kaya dan hangat: merah padam, emas tua, hijau hutan, dan biru safir. Karpet tebal Persia diletakkan di atas lantai parket yang mengilap, memadukan kekayaan Timur Tengah dengan formalitas Eropa. Setiap ruangan, mulai dari perpustakaan yang dipenuhi buku langka hingga salon des muses yang megah, adalah studi kasus dalam desain yang disengaja.

Analisis mendalam mengenai Hôtel Lambert menunjukkan bagaimana Rede berhasil menyelaraskan elemen-elemen yang secara inheren kontras. Ia mengambil furnitur Prancis abad ke-18 yang berharga dan tidak memperlakukannya sebagai artefak yang rapuh. Sebaliknya, ia menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari, menempatkan patung modern di samping meja konsol Louis XV, atau menggunakan bantal sutra berenda di sofa berlapis kulit.

III. Filosofi Koleksi dan Seni Penataan (The Collector’s Eye)

Redé adalah seorang kolektor ulung, namun yang membedakannya adalah cara ia menata koleksinya. Baginya, sebuah objek tidak berarti apa-apa tanpa konteks dan interaksi dengan objek di sekitarnya. Seni menata (placement) adalah mantra utamanya.

Dekorasi Bergerak (Décors Mobiles)

Gaya Rede sangat bergantung pada apa yang ia sebut décors mobiles – dekorasi yang tidak terpasang dan dapat dipindahkan. Ini termasuk patung-patung kecil, kotak-kotak pernis, piring porselen Sèvres dan Meissen, serta bingkai foto perak. Ia memiliki kemampuan luar biasa untuk mengelompokkan benda-benda ini dalam vignette (pemandangan kecil) yang menceritakan sebuah kisah.

Di atas perapian marmer, Rede mungkin menempatkan sepasang candelabra perunggu dari periode Restorasi, diapit oleh dua pasu porselen Tiongkok dari Dinasti Qianlong, di tengahnya sebuah jam emas abad ke-19. Perpaduan temporal dan geografis ini membutuhkan kepekaan yang jarang. Kesalahan kecil dapat membuatnya terlihat berantakan atau canggung, tetapi di tangan Rede, kombinasi tersebut selalu terasa harmonis dan disengaja.

Ia sangat menghargai kualitas kerajinan. Rede bekerja dengan marchands-merciers (pedagang barang mewah) terbaik di Paris, mencari benda-benda yang memiliki asal-usul yang teruji. Ketertarikannya pada perabotan bergaya Boulle (lapisan kuningan dan cangkang kura-kura) menunjukkan kecintaannya pada detail dan kerumitan pengerjaan yang menantang.

Menghindari Kesempurnaan yang Dingin

Meskipun interiornya sangat mewah dan formal, Rede berjuang melawan kesempurnaan yang dingin. Ia memastikan bahwa selalu ada sedikit ketidaksempurnaan atau elemen yang tak terduga yang memberikan karakter. Mungkin sebuah bantal yang sedikit miring, atau tumpukan buku yang dibiarkan terbuka. Hal ini memberikan kesan bahwa ruang tersebut dihuni dan dicintai, bukan sekadar dipamerkan.

Kecintaannya pada kain dan tekstil juga berperan besar. Ia sering menggunakan bahan-bahan berat seperti beludru, damask, dan sutra moiré, memberikan kedalaman visual dan akustik pada ruangan. Tirai tebal tidak hanya berfungsi estetis; mereka meredam suara, menciptakan lingkungan yang tenang dan intim, ideal untuk percakapan pribadi dan pertemuan yang berbobot.

IV. Arsitek Sosial dan Etiket Salon Paris

Jauh sebelum ia dikenal sebagai penata, Rede adalah seorang arsitek sosial. Di Hôtel Lambert, ia dan Marie-Hélène menciptakan salon yang dianggap sebagai puncak masyarakat internasional. Keahlian Rede dalam menyusun daftar tamu, mengatur tempat duduk, dan mengarahkan suasana adalah seni tersendiri.

Prinsip-Prinsip Perjamuan Rede

Redé percaya bahwa pesta yang sukses adalah campuran dari kejutan dan keakraban. Ia sering mencampurkan bangsawan tua Eropa dengan seniman avant-garde, politisi kuat dengan bintang film, menciptakan dialog yang energik. Etiketnya ketat, tetapi disajikan dengan kehangatan yang tulus.

Kemampuannya untuk menjadi tuan rumah yang sempurna menjadikannya figur yang dihormati. Ia memiliki ingatan yang luar biasa untuk detail pribadi dan mampu membuat setiap tamu merasa bahwa kehadiran mereka sangat dihargai. Kehangatan ini adalah lapisan penyeimbang terhadap kemewahan interior yang intens.

Peran dalam Lingkaran Haute Couture dan Seni

Redé memiliki hubungan yang sangat erat dengan dunia mode, terutama dengan desainer seperti Yves Saint Laurent dan Karl Lagerfeld. Rumah-rumah mewah ini sering mengambil inspirasi langsung dari interior Rede yang kaya dan berlapis. Ia menjadi jembatan antara selera aristokratis tradisional dan tren seni modern.

Hubungannya dengan Lagerfeld sangat ikonik; Lagerfeld memandang Rede sebagai penasihat estetika spiritual, seseorang yang memegang kunci untuk memahami "rasa" Prancis yang autentik. Kekaguman ini menegaskan bahwa pengaruh Rede meluas jauh di luar dinding Hôtel Lambert, meresap ke dalam industri kreatif global.

V. Analisis Mendalam Gaya Rede (Kamus Visual Estetika)

Untuk memahami mengapa gaya Alexis de Rede tetap relevan, perlu diuraikan elemen-elemen spesifik yang ia gunakan dan bagaimana ia menyatukannya. Gayanya sering digambarkan sebagai Neoklasikisme yang lembut, berani dalam tekstur tetapi terkendali dalam palet warna dasar.

Penggunaan Cermin dan Ilusi Ruang

Redé adalah ahli dalam menggunakan cermin untuk menambah kedalaman dan cahaya. Cermin tidak hanya digantung di dinding, tetapi juga sering digunakan sebagai panel di perabotan, seperti di lemari atau meja konsol. Penggunaan cermin berbingkai emas besar di salon-salon formal tidak hanya memantulkan cahaya dari lampu gantung kristal, tetapi juga menciptakan ilusi ruang yang tak terbatas, menggandakan kemegahan ruangan.

Cermin yang ia pilih sering kali memiliki patina, bukan pantulan yang tajam dan modern. Patina ini memberikan kehangatan dan rasa sejarah, memastikan bahwa efek yang dihasilkan adalah kemewahan yang lembut, bukan kilau yang mencolok.

Sentuhan Eklektik dan Orientalisme

Meskipun Rede sangat berakar pada tradisi Prancis abad ke-18, ia adalah seorang eklektik yang berani. Ia memasukkan objek-objek Orientalisme, seperti layar lipat Tiongkok yang dipernis (Coromandel screens), ukiran batu giok, dan karpet Persia atau Turki antik. Penempatan objek-objek eksotis ini secara hati-hati di samping furnitur Eropa klasik menciptakan ketegangan visual yang menarik, menunjukkan bahwa selera yang baik bersifat universal dan tidak terikat pada satu era saja.

Contoh yang paling sering dikutip adalah penempatan layar Tiongkok setinggi langit-langit di salah satu koridor Hôtel Lambert. Layar ini, dengan detailnya yang rumit dan warnanya yang gelap, berfungsi sebagai latar belakang dramatis bagi sepasang kursi Louis XVI yang sederhana, sebuah kontras yang mendefinisikan kecerdasannya dalam dekorasi.

Tekstur: Dialog antara Benda Mati dan Hidup

Redé sangat peka terhadap tekstur. Ia percaya bahwa sebuah ruangan harus menarik indra peraba. Ia sering menggabungkan beludru yang kaya dengan sutra yang halus, kulit yang keras dengan linen yang kasar. Bahkan sentuhan kecil seperti tassel (jumbai) sutra pada kunci lemari atau sulaman emas pada bantal dapat mengubah suasana.

Permukaan kayu harus terasa tua, marmer harus terasa dingin di bawah sentuhan, dan perunggu harus memiliki oksida yang telah matang. Seluruh interiornya adalah paduan tekstur, memastikan bahwa bahkan tanpa warna-warna cerah, ruang tersebut terasa kaya dan multidimensi.

"Keindahan terletak pada layering, bukan hanya pada satu objek yang menonjol. Rumah adalah simfoni di mana setiap instrumen harus bermain selaras dengan yang lain."

VI. Warisan Estetika dan Dampak Abadi

Meskipun Alexis de Rede meninggal dunia, dampaknya terhadap dunia desain interior, terutama di kalangan mereka yang mencari kemewahan yang tenang dan abadi, tetap tak terbantahkan. Ia mewakili jembatan antara kemewahan Barok dan Neoklasik dengan kenyamanan modern, jauh sebelum konsep "kenyamanan mewah" menjadi tren.

Pelajaran dari Gaya Rede untuk Desain Kontemporer

Di era di mana desain minimalis dan bersih mendominasi, banyak desainer kontemporer kini kembali meninjau ulang gaya Rede. Mereka menyadari bahwa kesederhanaan, meskipun menarik, sering kali gagal memberikan kedalaman emosional dan sejarah yang dicapai oleh gaya Rede.

Pelajaran utama yang diajarkan Rede meliputi:

Penjualan Koleksi Pasca Kematian

Setelah kematian Rede, penjualan koleksinya menarik perhatian global, yang secara efektif mengukuhkan statusnya sebagai maestro. Katalog lelang tersebut menjadi buku pegangan bagi para kolektor dan desainer. Penjualan ini menunjukkan betapa berharganya mata Rede; setiap objek, meskipun berharga, telah ditingkatkan nilainya hanya karena telah dipilih dan ditempatkan olehnya.

Benda-benda yang dilelang mencakup segala sesuatu mulai dari perabotan istana hingga benda-benda kecil sehari-hari. Detail yang luar biasa adalah bagaimana bahkan benda-benda paling sederhana yang ia miliki, seperti perlengkapan menulis atau asbak kristal, diperlakukan dengan penghormatan yang sama seperti patung perunggu kuno.

VII. Redefinisi Kemewahan (Luxury Redefined)

Alexis de Rede tidak sekadar menghiasi ruang; ia menciptakan suasana. Ia mendefinisikan kembali kemewahan tidak sebagai pameran kekayaan belaka, tetapi sebagai akumulasi selera yang sempurna, pengetahuan sejarah yang mendalam, dan komitmen total terhadap kualitas terbaik.

Peran dalam Sejarah Dekorasi Prancis

Redé dianggap sebagai salah satu dari sedikit dekorator (walaupun ia membenci label tersebut) yang berhasil memelihara dan memperbarui semangat desain Prancis klasik di tengah gelombang modernisme abad ke-20. Ketika banyak interioris beralih ke minimalisme dan fungsionalisme, Rede dengan gigih mempertahankan keindahan ornamen dan kekayaan sejarah.

Ia membuktikan bahwa elegan tidak harus berarti kaku. Rumahnya adalah tempat berlindung di mana kemegahan istana dapat hidup berdampingan dengan kehangatan rumah pribadi. Ini adalah warisan yang jauh lebih kompleks daripada sekadar mengumpulkan barang-barang antik.

Warisan Rede adalah pelajaran bahwa seni hidup (l’art de vivre) memerlukan disiplin dan gairah. Setiap aspek, mulai dari cara kita mengatur bunga di vas hingga cara kita menerima tamu, adalah bagian dari pertunjukan yang lebih besar. Ia adalah penasihat para bangsawan, penata selera, dan, yang paling penting, seniman sejati yang menggunakan kehidupan dan rumah sebagai mediumnya.

Ia mengajarkan bahwa rumah adalah narasi. Ruangan harus berbicara, menceritakan kisah perjalanan pemiliknya, minat mereka, dan keindahan yang mereka hargai. Dalam dunia yang terus-menerus berubah, visi Alexis de Rede untuk keindahan yang abadi dan berlapis tetap menjadi standar emas yang dicita-citakan oleh para penggemar estetika di seluruh dunia.

Kisah Rede adalah pengingat bahwa gaya sejati tidak pernah berteriak; ia berbisik dengan otoritas. Keahliannya dalam menyusun objek-objek berharga—perabotan yang dibuat oleh pengrajin terbaik, lukisan yang dipilih dengan mata seorang kolektor ulung, dan tekstil yang membelai indra—menciptakan lingkungan yang tidak hanya mewah, tetapi juga menghibur jiwa. Interiornya adalah cerminan dari kecerdasannya, kompleksitasnya, dan aspirasinya yang tak pernah padam terhadap keunggulan. Kehidupan yang ia jalani, penuh dengan keanggunan, adalah mahakarya terbesarnya.

Peninggalan yang ia tinggalkan di Hôtel Lambert, meskipun kini telah berpindah tangan, terus menginspirasi. Dokumentasi fotografis dari interiornya di abad pertengahan adalah studi wajib bagi setiap desainer yang ingin memahami nuansa kemewahan Prancis. Ia berhasil melakukan hal yang mustahil: menjadikan Barok terasa intim, dan Neoklasik terasa hidup. Ia adalah aristokrat terakhir dari selera yang tinggi.

Perluasan fokus pada interaksi antara Rede dan desainer kontemporer seperti Lagerfeld semakin menegaskan relevansinya. Karl Lagerfeld, yang sangat terinspirasi oleh Rede, sering mengadopsi prinsip yang sama dalam menata rumah-rumahnya sendiri, mencampurkan periode yang berbeda dengan kepercayaan diri yang mutlak. Hal ini menunjukkan bahwa Rede bukan hanya tokoh sejarah, melainkan sumber inspirasi abadi yang menjamin bahwa konsep "selera Rede" akan terus bergema melintasi generasi.

Di akhir hayatnya, meskipun harus mengurangi gaya hidup yang fantastis itu, prinsip-prinsip estetikanya tidak pernah goyah. Ia selalu memilih kualitas di atas kuantitas dan integritas sejarah di atas kemewahan yang vulgar. Ini adalah pelajaran yang paling berharga bagi kita semua: bahwa kekayaan sejati terletak pada mata yang mampu melihat keindahan yang paling murni dan kemampuan untuk menciptakan harmoni di tengah kekacauan.

VIII. Detail Teknis dan Pengerjaan Interior

Mari kita telusuri lebih jauh mengenai bagaimana Rede bekerja secara teknis di balik layar. Redé jarang menggunakan jasa perusahaan dekorasi besar secara eksklusif. Sebaliknya, ia bekerja dengan jaringan pengrajin dan ahli restorasi yang sangat spesifik. Ini memungkinkan dia untuk mengontrol setiap detail, dari warna benang bordir hingga finishing perunggu pada pegangan pintu.

Salah satu ciri khas dalam interiornya adalah penggunaan panel kayu (boiseries) yang dicat atau bersepuh. Daripada hanya merestorasi boiseries yang ada, Rede sering menambahkan lapisan patina buatan untuk memberikan kedalaman waktu yang lebih dramatis. Ia memahami bahwa cat baru akan terlihat datar dan modern, merusak ilusi sejarah yang ia usahakan. Proses ini memakan waktu dan biaya yang sangat besar, tetapi penting untuk menciptakan atmosfer yang ia inginkan.

Di Hôtel Lambert, tantangan terbesarnya adalah mengintegrasikan kenyamanan modern, seperti AC dan pemanas, ke dalam struktur abad ke-17 tanpa merusak integritas arsitektur. Rede berhasil menyembunyikan teknologi-teknologi ini di balik panel dinding dan tirai tebal, memastikan bahwa fokus visual tetap pada seni dan perabotan, bukan pada fasilitas. Hal ini adalah tanda kemewahan sejati: fungsionalitas yang tidak terlihat.

Redé juga dikenal karena koleksi perunggu bersepuh emas (ormolu) yang mengesankan. Ormolu, yang digunakan pada jam, candelabra, dan perlengkapan furnitur, membutuhkan perawatan dan restorasi yang konstan. Baginya, kilauan ormolu yang hangat adalah esensi dari kemewahan Prancis. Ia memastikan bahwa semua elemen logam di ruangannya diselaraskan; tidak boleh ada campuran sembarangan antara perak, emas, dan perunggu yang dapat mengganggu kohesi visual.

Filosofinya adalah "kurasi yang disengaja." Setiap objek memiliki sejarah dan ditempatkan untuk tujuan tertentu. Jika sebuah meja Louis XV diletakkan di tengah ruangan, itu bukan hanya untuk berfungsi sebagai meja; itu adalah pusat gravitasi visual yang menarik perhatian pada ukiran kakinya yang melengkung dan permukaan kayu yang dipoles dengan sempurna.

IX. Rede dan Psikologi Ruang

Gaya Rede memiliki dampak psikologis yang mendalam pada penghuni dan tamu. Ruang yang ia ciptakan adalah tempat perlindungan (sanctuary) yang melindungi dari kekacauan dunia luar. Keintiman dan kehangatan yang diciptakan melalui tekstur, warna, dan pencahayaan yang lembut adalah penawar bagi formalitas tinggi yang mungkin ditimbulkan oleh furnitur antiknya.

Ia sangat mahir dalam menciptakan "zona," bahkan dalam ruangan besar. Melalui penempatan karpet, susunan sofa, dan penggunaan layar lipat, ia memecah ruangan-ruangan megah menjadi area percakapan yang lebih kecil dan intim. Ini adalah kunci suksesnya sebagai tuan rumah: memungkinkan tamu untuk merasa nyaman dan terlibat, bahkan di pesta yang dihadiri ratusan orang.

Warna-warna gelap dan kaya (seperti merah tua atau hijau zamrud) yang sering ia gunakan di perpustakaan atau ruang kerja, memberikan perasaan stabilitas dan intelektual. Ini berbeda dengan ruang tamu formal yang mungkin menggunakan palet yang sedikit lebih terang (krem, emas pucat) untuk memberikan kesan penerimaan dan kemegahan yang ringan.

Penggunaan lilin, yang secara konsisten ia tekankan, menambah dimensi lain pada psikologi ruang. Cahaya lilin, yang lembut dan berkedip, melembutkan garis-garis wajah dan objek, membuat segala sesuatu terlihat lebih menarik dan romantis. Ini adalah trik yang dipelajari dari era sebelum listrik, yang ia pertahankan dengan kesetiaan yang hampir ritualistik.

Rede memahami bahwa kemewahan sejati adalah bagaimana sebuah ruang membuat Anda merasa, bukan hanya apa yang ada di dalamnya. Kesan hangat, sejarah, dan ketenangan yang ia tanamkan adalah warisan psikologisnya yang paling bertahan lama. Rumahnya tidak pernah terasa seperti pameran yang beku; ia terasa seperti tempat di mana sejarah telah beristirahat dengan nyaman, menunggu babak berikutnya untuk ditulis.

Bahkan penataan bunga di rumahnya adalah sebuah seni tersendiri. Ia menghindari karangan bunga yang terlalu modern atau yang tampak seperti hasil toko bunga yang mahal. Sebaliknya, ia memilih rangkaian yang tampak lebih organik dan disengaja, seringkali menggunakan vas antik atau mangkuk porselen yang kontras dengan keindahan alaminya. Ini adalah bentuk kontrol diri yang halus: bahkan dalam hal yang cepat layu, ia harus menerapkan estetika tertinggi.

Rede menolak keseragaman. Ia percaya bahwa sebuah rumah harus tumbuh dan berevolusi seiring waktu, mencerminkan perjalanan pemiliknya. Setiap benda harus memiliki cerita, dan cerita-cerita ini, ketika disatukan, menciptakan sebuah narasi yang tak tertandingi. Inilah yang membedakannya dari desainer yang hanya mengikuti mode. Redé menciptakan keabadian.

X. Perbedaan dari Desainer Kontemporer

Dibandingkan dengan desainer sezamannya, seperti Dorothy Draper yang berani menggunakan warna-warna cerah atau Billy Baldwin yang fokus pada kenyamanan Amerika, Rede tetap berpegang pada inti tradisi Eropa. Namun, ia bukanlah seorang tradisionalis buta. Ia adalah penafsir tradisi.

Perbedaan utama adalah pendekatan terhadap "kenyamanan". Sementara desainer Amerika sering mengutamakan sofa besar dan empuk yang mengundang tidur siang, Rede mengutamakan kenyamanan yang didapat dari kualitas material, proporsi yang benar, dan ketenangan visual. Sofa Louis XV miliknya mungkin terlihat formal, tetapi dibuat dengan pegas dan isian terbaik, dilapisi dengan beludru yang terasa seperti awan.

Rede juga tidak pernah jatuh ke dalam perangkap "dekorasi berlebihan" murni. Meskipun interiornya penuh, ia selalu ada dalam batas-batas proporsi dan keseimbangan. Tidak ada objek yang berteriak lebih keras daripada yang lain; mereka semua berbicara dalam harmoni. Ini memerlukan mata yang sangat terlatih untuk menghindari kekacauan, sebuah keterampilan yang jarang ditemukan bahkan di antara desainer termahal hari ini.

Warisan utamanya adalah bahwa kemewahan terbaik adalah kemewahan yang diwariskan, bahkan jika itu adalah ilusi yang baru dibuat. Ia mengajarkan generasi mendatang bahwa interior terbaik adalah yang memeluk masa lalu sambil hidup sepenuhnya di masa kini. Ia adalah Alexis de Rede, seorang pria yang tidak hanya menghias ruang, tetapi menyusun epik keindahan dalam setiap sudut pandang.

🏠 Homepage