Di kalangan umat Islam, khususnya di Indonesia, nama Guru Sekumpul seringkali disematkan dengan gelar yang sangat tinggi, yaitu Wali Qutub. Gelar ini bukanlah sekadar pujian semata, melainkan pengakuan atas kedalaman spiritualitas, keluasan ilmu, dan pengaruh besar beliau dalam menyebarkan ajaran Islam. Beliau, yang memiliki nama lengkap KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, lahir di Martapura, Kalimantan Selatan, dan wafan pada tahun 2005. Namun, jejak spiritualnya terus membekas kuat di hati jutaan umat.
Menjadi seorang Wali Qutub bukanlah sesuatu yang bisa diraih dengan mudah. Para ulama menerangkan bahwa Qutub adalah pemimpin para wali pada masanya, yang memiliki kedudukan sangat tinggi di sisi Allah SWT. Sosok yang dianugerahi maqam ini senantiasa menjaga dan membimbing umat Islam di seluruh dunia, meskipun seringkali keberadaan dan peranannya tidak diketahui oleh khalayak umum. Keterangan mengenai maqam seorang Qutub seringkali menjadi rahasia ilahi yang hanya diketahui oleh para ahli hakikat.
Guru Sekumpul dikenal memiliki karamah yang luar biasa, bukti kebesaran Allah SWT yang tercurah pada diri seorang hamba-Nya yang taat. Banyak cerita yang beredar mengenai bantuan dan keberkahan yang diberikan beliau, baik ketika masih hidup maupun setelah wafat. Mulai dari kesembuhan penyakit, terkabulnya hajat, hingga perlindungan dari marabahaya. Kisah-kisah ini bukan hanya sekadar cerita rakyat, tetapi menjadi bukti nyata bagaimana Allah SWT mengangkat derajat hamba-Nya yang ikhlas berjuang di jalan-Nya.
Keluasan ilmu Guru Sekumpul juga tak diragukan lagi. Beliau menguasai berbagai disiplin ilmu agama, mulai dari tafsir Al-Qur'an, hadis, fiqih, hingga tasawuf. Pengajian-pengajian beliau selalu dipadati oleh ribuan jamaah dari berbagai kalangan. Cara beliau menyampaikan ilmu yang santun, mudah dipahami, namun tetap mendalam, membuat ajaran Islam terasa dekat dan relevan bagi siapa saja. Beliau mampu membimbing umat untuk memahami esensi ajaran Islam, bukan hanya sekadar ritual, tetapi bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Peran Guru Sekumpul sebagai guru sekumpul dalam arti harfiahnya, yaitu seorang pengajar dan pembimbing spiritual, sangatlah fundamental. Beliau tidak hanya mengajarkan kitab-kitab kuning, tetapi lebih dari itu, beliau mengajarkan adab, akhlak, dan bagaimana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Beliau mengajarkan pentingnya cinta kepada Rasulullah SAW, menghormati orang tua, menyambung silaturahmi, dan menolong sesama. Pondasi-pondasi inilah yang menjadi kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.
Banyak ulama dan tokoh agama yang mengakui kehebatan dan kedalaman spiritualitas Guru Sekumpul. Mereka melihat bahwa sosok beliau adalah anugerah bagi umat Islam di zaman ini. Keberadaan beliau menjadi lentera yang menerangi jalan umat menuju ridha Allah SWT. Di tengah berbagai tantangan dan fitnah di akhir zaman, bimbingan dari seorang guru spiritual yang mumpuni seperti Guru Sekumpul menjadi sangat berharga.
Warisan yang ditinggalkan Guru Sekumpul bukan hanya berupa majelis taklim yang terus berjalan atau karya-karya tulisnya, tetapi yang terpenting adalah teladan hidup beliau. Ketawadhuan, kesederhanaan, keikhlasan, dan cinta beliau kepada umat adalah pelajaran berharga yang senantiasa kita ingat. Beliau menunjukkan bahwa menjadi seorang hamba Allah yang dicintai-Nya adalah dengan terus belajar, beribadah, berjuang di jalan-Nya, dan menebar kasih sayang. Sosok wali qutub guru sekumpul ini akan terus dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Semangat dakwah dan nasihat beliau terus hidup dalam hati mereka yang merindukan rahmat dan keberkahan Allah SWT.