Adenoid adalah jaringan limfoid yang terletak di belakang rongga hidung, tepat di atas langit-langit lunak. Secara alami, adenoid berperan dalam sistem kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi di saluran pernapasan bagian atas. Namun, pada beberapa kasus, adenoid bisa mengalami pembengkakan atau peradangan, yang dikenal sebagai adenoiditis. Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu, terutama pada anak-anak. Memahami penyebab adenoid yang membengkak menjadi langkah awal untuk penanganan yang tepat.
Penyebab utama pembengkakan adenoid umumnya berkaitan dengan respons sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai rangsangan. Berikut adalah beberapa faktor pemicu yang paling sering dijumpai:
Ini adalah penyebab adenoid yang paling umum. Saat tubuh terpapar virus atau bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan seperti flu, pilek, atau radang tenggorokan, adenoid sebagai bagian dari sistem pertahanan akan bereaksi. Reaksi ini berupa peningkatan aktivitas sel-sel kekebalan yang menyebabkan pembengkakan pada jaringan adenoid. Infeksi berulang atau kronis dapat membuat adenoid tetap dalam kondisi membengkak.
Lingkungan yang penuh dengan alergen seperti debu, serbuk sari, bulu hewan, atau jamur juga bisa menjadi pemicu pembengkakan adenoid. Paparan alergen memicu respons alergi yang juga melibatkan jaringan limfoid di saluran pernapasan, termasuk adenoid. Peradangan kronis akibat alergi yang tidak tertangani dengan baik bisa menyebabkan adenoid terus membesar.
Partikel-partikel berbahaya dalam polusi udara dan asap rokok dapat mengiritasi saluran pernapasan, termasuk area di belakang hidung tempat adenoid berada. Iritasi ini dapat memicu peradangan dan pembengkakan sebagai respons protektif tubuh. Anak-anak yang sering terpapar asap rokok, baik dari orang tua maupun lingkungan sekitar, memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah adenoid.
Meskipun bukan penyebab langsung, faktor genetik atau riwayat keluarga dapat berperan. Jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat pembengkakan adenoid atau masalah amandel, kemungkinan anggota keluarga lain untuk mengalami kondisi serupa bisa lebih tinggi. Ini menunjukkan adanya kecenderungan genetik pada respons sistem imun atau struktur saluran napas.
Anak-anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih dalam tahap perkembangan. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap berbagai jenis infeksi. Adenoid yang merupakan "garis pertahanan pertama" akan sering "bekerja" untuk melawan kuman. Akibatnya, pembengkakan adenoid lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.
Pembengkakan adenoid dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umum meliputi:
Jika Anda mencurigai anak Anda mengalami pembengkakan adenoid, penting untuk berkonsultasi dengan dokter THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan). Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin beberapa tes tambahan untuk memastikan diagnosis dan menentukan penanganan yang tepat. Penanganan bisa berupa obat-obatan untuk mengatasi infeksi atau alergi, atau dalam kasus yang parah, tindakan operasi pengangkatan adenoid (adenoidectomy).
Mengenali penyebab adenoid membengkak membantu orang tua untuk lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan yang diperlukan, seperti menjaga kebersihan lingkungan, menghindari paparan asap rokok, dan segera memeriksakan anak jika ada gejala infeksi atau alergi. Dengan pemahaman yang baik, kesehatan anak dapat terjaga optimal.