Batuan metamorf merupakan salah satu dari tiga jenis batuan utama di Bumi, bersama dengan batuan beku dan batuan sedimen. Proses metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk", terjadi ketika batuan yang ada (batuan asal atau protolith) mengalami perubahan fisik dan/atau kimiawi akibat suhu, tekanan, dan/atau fluida kimia yang tinggi di bawah permukaan Bumi. Perubahan ini tidak sampai melelehkan batuan, melainkan menyusun ulang mineral-mineral yang ada atau membentuk mineral baru.
Keunikan batuan metamorf terletak pada komposisi mineralnya yang seringkali berbeda dari batuan asalnya. Proses metamorfisme dapat menyebabkan rekristalisasi mineral yang sudah ada, pertumbuhan kristal mineral baru yang lebih stabil pada kondisi baru, atau bahkan perubahan komposisi kimiawi batuan secara keseluruhan. Oleh karena itu, identifikasi mineral-mineral yang menyusun batuan metamorf menjadi kunci penting dalam memahami jenis batuan, kondisi metamorfisme yang dialaminya, serta sejarah geologi wilayah tersebut.
Beberapa mineral memiliki karakteristik khusus yang menjadikannya penanda penting (indikator metamorf) untuk tipe dan derajat metamorfisme tertentu. Mineral-mineral ini seringkali terbentuk dalam rentang kondisi tekanan dan suhu yang spesifik.
Kelompok mineral silikat adalah penyusun utama dari sebagian besar batuan metamorf. Beberapa mineral silikat yang umum ditemukan antara lain:
Batuan metamorf yang berasal dari batugamping atau dolomit akan didominasi oleh mineral karbonat:
Beberapa mineral oksida dan sulfida juga dapat hadir:
Mengidentifikasi mineral penyusun batuan metamorf biasanya melibatkan observasi visual terhadap warna, kilap, belahan, bentuk kristal, serta pengujian sederhana seperti kekerasan menggunakan MOHS, goresan (streak), dan sifat magnetik. Dalam studi geologi yang lebih mendalam, teknik mikroskopis petrografi dan analisis kimia instrumental digunakan untuk identifikasi yang lebih akurat.
Pengetahuan tentang mineral-mineral ini tidak hanya penting untuk klasifikasi batuan metamorf (misalnya, sekis mika, gneiss feldspar-kuarsa, marmer kalsit), tetapi juga untuk menentukan tingkat dan jenis metamorfisme yang telah dialami batuan. Mineral seperti kyanit yang terbentuk pada tekanan tinggi, atau silimanit pada suhu tinggi, memberikan petunjuk krusial mengenai kondisi geologis di mana batuan tersebut berevolusi. Memahami mineral penyusun batuan metamorf adalah jendela untuk melihat masa lalu geologi Bumi.