Memahami Jenis-Jenis Batuan Sedimen dan Gambarnya

Batuan sedimen adalah salah satu dari tiga jenis batuan utama di Bumi, bersama dengan batuan beku dan batuan metamorf. Seperti namanya, batuan ini terbentuk dari akumulasi dan konsolidasi sedimen yang terlepas dari batuan lain atau berasal dari organisme hidup.

Proses pembentukan batuan sedimen melibatkan serangkaian tahapan yang dikenal sebagai siklus batuan. Tahapan tersebut meliputi pelapukan (penghancuran batuan menjadi fragmen yang lebih kecil), erosi (pergerakan fragmen batuan oleh agen seperti air, angin, atau es), deposisi (pengendapan fragmen batuan di suatu lokasi), kompaksi (penekanan sedimen akibat berat lapisan di atasnya), dan sementasi (pengikatan fragmen sedimen oleh mineral yang mengkristal di antara butiran).

Pemahaman mengenai jenis-jenis batuan sedimen sangat penting dalam berbagai bidang ilmu kebumian, mulai dari eksplorasi sumber daya alam hingga studi perubahan iklim masa lalu. Batuan sedimen seringkali menyimpan catatan informasi penting tentang kondisi lingkungan tempat mereka terbentuk, termasuk jenis organisme yang hidup, iklim, dan aktivitas geologi.

Klasifikasi Umum Batuan Sedimen

Secara umum, batuan sedimen diklasifikasikan berdasarkan asal usul dan komposisi material penyusunnya. Klasifikasi ini membantu para geolog untuk mengidentifikasi dan memahami sejarah pembentukan batuan tersebut. Tiga kelompok utama batuan sedimen adalah:

1. Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik adalah jenis batuan sedimen yang paling umum. Mereka terbentuk dari fragmen-fragmen (klasta) batuan yang sudah ada sebelumnya yang mengalami pelapukan, erosi, transportasi, dan pengendapan. Ukuran butiran dalam batuan klastik menjadi salah satu kriteria utama untuk membedakannya.

Conglomerate/Breccia Sandstone Siltstone/Shale (Butiran Kasar) (Butiran Sedang) (Butiran Halus)
Ilustrasi perbedaan ukuran butiran pada batuan sedimen klastik
Contoh Batuan Sedimen Klastik:
  • Konglomerat dan Breksi: Terdiri dari kerikil dan kerakal (butiran kasar) yang disemen. Perbedaannya terletak pada kebundaran fragmen: konglomerat memiliki fragmen yang membundar, sedangkan breksi memiliki fragmen yang bersudut.
  • Batupasir (Sandstone): Terbentuk dari butiran pasir. Warna dan komposisinya bervariasi tergantung mineral penyusunnya, seperti kuarsa, feldspar, atau fragmen batuan lain.
  • Siltstone: Terdiri dari butiran yang lebih halus dari pasir, yaitu lanau (silt). Teksturnya terasa agak kasar jika digosok.
  • Serpih (Shale): Terbentuk dari butiran yang sangat halus (lempung) dan memiliki sifat lamelar (mudah pecah berlapis-lapis).
2. Batuan Sedimen Kimiawi

Batuan sedimen kimiawi terbentuk dari proses pengendapan mineral yang terlarut dalam air. Ketika air menguap atau kondisi kelarutan berubah, mineral tersebut akan mengkristal dan membentuk endapan padat.

Halite (Garam) Gypsum (Kristal Kubik) (Kristal Lempeng/Prisma)
Ilustrasi struktur kristalin batuan sedimen kimiawi
Contoh Batuan Sedimen Kimiawi:
  • Halite (Batu Garam): Terbentuk dari penguapan air laut atau danau garam yang kaya akan natrium klorida (NaCl). Umumnya memiliki struktur kristal kubik.
  • Gypsum: Terbentuk dari pengendapan kalsium sulfat dihidrat (CaSO₄·2H₂O) dari air yang kaya akan sulfat, seringkali akibat penguapan.
  • Tufa: Batuan kalsium karbonat yang terbentuk di dekat mata air atau danau dengan kadar kalsium tinggi, seringkali memiliki struktur berpori.
  • Chert: Terdiri dari silika kriptokristalin. Contohnya termasuk flint dan jasper.
3. Batuan Sedimen Organik

Batuan sedimen organik terbentuk dari akumulasi sisa-sisa organisme hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Material organik ini kemudian mengalami proses kompaksi dan sementasi.

Coal (Batu Bara) Fossiliferous Limestone (Jaringan Tumbuhan) (Rangka Hewan)
Ilustrasi komponen batuan sedimen organik
Contoh Batuan Sedimen Organik:
  • Batu Bara (Coal): Terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang membusuk di lingkungan bebas oksigen, seperti rawa. Melalui proses pemadatan dan pemanasan, tumbuhan ini berubah menjadi batu bara.
  • Batu Kapur Fosfor (Fossiliferous Limestone): Merupakan jenis batu kapur yang tersusun dominan dari cangkang dan sisa-sisa organisme laut seperti kerang, koral, atau foraminifera.
  • Diatomite: Batuan sedimen halus yang terbentuk dari akumulasi cangkang mikroskopis organisme laut bersel tunggal yang disebut diatom.

Setiap jenis batuan sedimen menceritakan kisah unik tentang masa lalu Bumi. Dengan mengenali ciri-ciri dan proses pembentukannya, kita dapat membuka jendela ke sejarah geologis dan lingkungan yang kompleks yang telah membentuk planet kita.

🏠 Homepage