Batuan sedimen merupakan salah satu dari tiga kelompok batuan utama, bersama dengan batuan beku dan batuan metamorf. Batuan ini terbentuk dari akumulasi dan kompaksi material yang berasal dari pelapukan batuan lain, sisa-sisa organisme, atau hasil reaksi kimiawi, yang kemudian diendapkan di suatu tempat. Berdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis utama yang mencerminkan lingkungan geologi di mana proses pembentukan tersebut berlangsung. Pemahaman mengenai tempat pengendapan sangat penting untuk merekonstruksi sejarah geologi suatu wilayah dan untuk eksplorasi sumber daya alam.
Batuan sedimen terestrial terbentuk di daratan, jauh dari pengaruh laut atau samudra. Lingkungan pengendapan di darat sangat bervariasi, mulai dari pegunungan tinggi, lembah sungai, gurun pasir, hingga dataran banjir. Proses pengendapan di darat seringkali dipengaruhi oleh tenaga fluida seperti air (sungai, danau) dan angin, serta aktivitas gravitasi.
Sungai berperan sebagai agen transportasi dan pengendapan yang sangat aktif. Endapan sungai dapat bervariasi tergantung pada kecepatan aliran dan topografi. Di daerah pegunungan yang curam, aliran sungai yang deras akan mengangkut material kasar seperti kerikil dan kerakal, membentuk endapan kipas aluvial di kaki gunung. Semakin ke hilir, aliran sungai melambat, material yang diangkut menjadi lebih halus seperti pasir dan lanau. Endapan ini sering ditemukan dalam bentuk lapisan-lapisan yang menunjukkan pola aliran (cross-bedding) dan struktur arus.
Lingkungan gurun pasir adalah contoh utama pengendapan aeolis. Angin memiliki kemampuan untuk mengangkut material halus seperti debu dan pasir. Endapan angin, yang dikenal sebagai tufa (batuan pasir halus) atau lempung, seringkali menunjukkan perlapisan bersudut (cross-bedding) yang khas dan memiliki sortasi butir yang baik karena kemampuan angin untuk memisahkan butiran berdasarkan ukurannya.
Danau merupakan badan air yang relatif tenang dibandingkan sungai. Material yang diendapkan di dasar danau umumnya lebih halus, seperti lanau, lempung, dan bahan organik. Jika danau bersifat asin atau memiliki aktivitas vulkanik di sekitarnya, endapan danau dapat mengandung garam atau abu vulkanik. Batuan yang terbentuk di lingkungan ini bisa berupa batulumpur atau batulanau.
Lingkungan marin mencakup seluruh perairan laut, mulai dari zona pantai hingga laut dalam. Interaksi antara air laut, organisme laut, dan material yang terbawa dari daratan membentuk beragam jenis batuan sedimen. Proses pengendapan di laut dipengaruhi oleh pasang surut, arus laut, gelombang, dan kedalaman air.
Zona laut dangkal ini berada di bawah pengaruh gelombang dan arus pasang surut. Material yang diendapkan di sini umumnya berasal dari daratan yang terbawa oleh sungai, serta hasil pelapukan batuan di pesisir. Batuan sedimen yang umum ditemukan adalah batupasir, batulanau, dan batulumpur yang seringkali mengandung fosil organisme laut dangkal seperti kerang dan foraminifera. Terumbu karang juga dapat membentuk endapan kalsium karbonat di lingkungan ini.
Semakin dalam laut, energi gelombang dan arus berkurang secara signifikan. Di zona batial, pengendapan material halus seperti lumpur laut (pelagic ooze) dan lempung laut menjadi dominan. Material ini bisa berasal dari sisa-sisa organisme planktonik yang mati dan tenggelam, atau terbawa oleh arus turbiditas. Tekanan dan suhu yang rendah mempengaruhi jenis mineral dan struktur batuan yang terbentuk.
Di dasar laut yang sangat dalam, pengendapan sangat lambat. Material yang terendapkan umumnya sangat halus, seperti lempung abisal atau endapan pelagis yang kaya akan silika atau kalsium karbonat dari organisme mikroskopis. Lingkungan ini jarang tersentuh oleh material kasar dari daratan.
Kategori ini mencakup lingkungan yang merupakan peralihan antara darat dan laut, atau antara perairan tawar dan laut. Lingkungan ini dicirikan oleh dinamika sedimen yang kompleks akibat perubahan pasang surut, aliran sungai, dan pengaruh laut.
Muara sungai adalah tempat bertemunya air tawar dari sungai dengan air asin dari laut. Lingkungan ini memiliki salinitas yang bervariasi dan seringkali kaya akan bahan organik. Endapan di muara sungai umumnya terdiri dari lumpur halus dan pasir halus yang terorganisir dalam lapisan-lapisan yang mencerminkan pasang surut dan aliran sungai.
Delta terbentuk di muara sungai besar yang mengendapkan sedimen dalam jumlah besar ke laut. Lingkungan deltaik sangat dinamis, terdiri dari berbagai sub-lingkungan seperti dataran banjir, rawa-rawa, dan saluran distributari, serta lingkungan marin dangkal di depan delta. Batuan yang terbentuk bisa sangat bervariasi, mencakup batulumpur, batupasir, dan batubara.
Lingkungan pantai adalah zona yang berinteraksi langsung dengan gelombang dan pasang surut. Material yang diendapkan di sini meliputi pasir, kerikil, dan lumpur, seringkali menunjukkan struktur berlapis yang dipengaruhi oleh aksi gelombang. Batuan sedimen yang terbentuk bisa berupa batupasir pantai, konglomerat, atau breksi.
Klasifikasi batuan sedimen berdasarkan tempat pengendapannya memberikan gambaran yang jelas mengenai proses geologi yang terjadi di masa lampau. Setiap lingkungan pengendapan memiliki ciri khas tersendiri dalam hal jenis material yang diendapkan, struktur sedimen, dan kandungan fosil, yang semuanya menjadi kunci untuk menafsirkan sejarah Bumi.