Granit adalah salah satu jenis batuan beku dalam (plutonik) yang paling dikenal dan banyak dimanfaatkan oleh manusia. Dikenal karena kekuatannya, keindahannya, dan daya tahannya, granit telah menjadi material pilihan dalam berbagai aplikasi, mulai dari bangunan bersejarah hingga furnitur modern. Pembentukan batuan beku dalam seperti granit terjadi jauh di bawah permukaan bumi, di mana magma mendingin dan mengkristal secara perlahan selama jutaan tahun. Proses pendinginan yang lambat inilah yang memungkinkan terbentuknya kristal-kristal mineral yang saling bertautan dengan ukuran yang relatif besar, memberikan tekstur khas granit yang seringkali tampak berbintik-bintik atau berpola.
Sebagai batuan beku dalam, granit berasal dari proses pembentukan yang sama sekali berbeda dengan batuan beku luar (vulkanik) seperti basal. Magma yang menjadi sumber granit mendingin dan memadat di dalam kerak bumi, seringkali pada kedalaman puluhan kilometer. Suhu dan tekanan yang tinggi pada kedalaman ini memperlambat proses kristalisasi secara signifikan. Laju pendinginan yang sangat lambat ini memberikan waktu yang cukup bagi atom-atom mineral untuk mengatur diri dan membentuk kisi kristal yang besar dan terdefinisi dengan baik. Ini adalah alasan utama mengapa kita dapat melihat kristal-kristal individu seperti kuarsa, feldspar, dan mika yang menyusun batuan granit hanya dengan mata telanjang. Ketika lapisan batuan di atasnya terkikis seiring waktu, intrusi granit ini akhirnya tersingkap ke permukaan bumi.
Komposisi mineral utama granit meliputi kuarsa, feldspar (terutama feldspar alkali seperti orthoclase dan plagioclase), dan mika (muskovit dan biotit). Keberadaan dan proporsi relatif dari mineral-mineral inilah yang menentukan warna dan tekstur spesifik dari setiap jenis granit. Kuarsa memberikan kekuatan dan ketahanan terhadap abrasi, sementara feldspar seringkali memberikan warna terang seperti putih, merah muda, atau abu-abu, dan mika dapat memberikan kilauan atau efek bercak gelap. Kadang-kadang, granit juga dapat mengandung mineral aksesori lain dalam jumlah kecil, seperti hornblende, augit, dan garnet, yang dapat menambah variasi warna dan pola. Keberagaman mineral ini membuat setiap lempengan granit menjadi unik, dengan pola dan nuansa warna yang berbeda.
Kekerasan adalah salah satu karakteristik paling menonjol dari granit. Dengan skala kekerasan Mohs sekitar 6 hingga 7, granit sangat tahan terhadap goresan dan abrasi, menjadikannya ideal untuk permukaan yang sering digunakan seperti meja dapur, lantai, dan tangga. Selain itu, granit juga memiliki ketahanan yang baik terhadap panas dan bahan kimia, meskipun beberapa jenis mika bisa lebih rentan terhadap noda tertentu jika tidak dilapisi dengan benar. Daya tahan alami ini, ditambah dengan estetika visualnya yang menarik, membuat granit menjadi pilihan material yang bernilai tinggi. Tekstur granularnya yang khas, yang merupakan hasil dari kristalisasi lambat, juga memberikan daya tarik visual yang tak tertandingi. Pola bintik-bintik atau urat-urat yang terbentuk secara alami menambah kedalaman dan karakter pada setiap permukaan granit.
Sejarah panjang penggunaan granit oleh manusia mencerminkan kualitasnya yang luar biasa. Sejak zaman kuno, granit telah digunakan untuk membangun monumen, piramida, kuil, dan patung-patung megah yang masih berdiri kokoh hingga kini. Di era modern, granit diapresiasi tidak hanya karena daya tahannya tetapi juga karena keindahannya. Granit menjadi bahan populer untuk pembuatan countertops dapur, meja rias kamar mandi, pelapis dinding, lantai, serta elemen arsitektur eksterior seperti fasad bangunan dan trotoar. Bahkan dalam industri, granit digunakan sebagai komponen dalam pembuatan peralatan yang membutuhkan permukaan yang keras dan stabil. Keberagamannya dalam hal warna dan pola memungkinkan para desainer dan arsitek untuk menciptakan ruang yang elegan dan fungsional.