Apa Itu Adenoid? Memahami Kelenjar yang Sering Terlupakan
Ilustrasi Kelenjar Adenoid yang Membengkak
Saat berbicara mengenai kesehatan anak, seringkali kita fokus pada organ-organ yang lebih terlihat seperti paru-paru, jantung, atau pencernaan. Namun, ada satu bagian kecil di balik hidung yang memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh dan kesehatan pernapasan, yaitu adenoid. Adenoid adalah jaringan limfoid yang terletak di bagian belakang rongga hidung, tepat di atas langit-langit lunak dan di belakang tenggorokan. Bersama dengan amandel (tonsil), adenoid merupakan bagian dari cincin Waldeyer, yang berfungsi sebagai garis pertahanan pertama tubuh terhadap infeksi yang masuk melalui saluran pernapasan dan pencernaan.
Fungsi Adenoid dalam Tubuh
Pada bayi dan anak-anak, adenoid memiliki peran yang sangat aktif dalam sistem kekebalan tubuh. Jaringan ini membantu tubuh mengenali dan melawan kuman seperti bakteri dan virus. Seiring bertambahnya usia, setelah pubertas, adenoid secara alami akan mulai mengecil dan fungsinya berkurang, digantikan oleh peran organ kekebalan tubuh lainnya. Namun, pada beberapa individu, adenoid bisa tetap membesar dan menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Penyebab Pembesaran Adenoid
Pembesaran adenoid, atau dalam istilah medis dikenal sebagai adenoiditis, paling sering terjadi pada anak-anak usia 3 hingga 7 tahun, meskipun bisa juga dialami oleh orang dewasa. Penyebab utamanya meliputi:
Infeksi Berulang: Paparan berulang terhadap infeksi virus dan bakteri, seperti pilek, radang tenggorokan, dan infeksi telinga, dapat menyebabkan adenoid membengkak secara kronis. Tubuh merespons infeksi dengan meningkatkan jumlah sel kekebalan, yang pada akhirnya membuat jaringan adenoid membesar.
Alergi: Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu hewan, atau makanan tertentu juga dapat memicu peradangan dan pembengkakan pada adenoid. Alergi menyebabkan respons inflamasi yang mirip dengan infeksi.
Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan pembesaran adenoid atau masalah amandel juga bisa meningkatkan risiko seorang anak mengalaminya.
Paparan Lingkungan: Lingkungan yang terpapar polusi udara atau asap rokok dapat mengiritasi saluran pernapasan dan memicu peradangan pada adenoid.
Gejala Pembesaran Adenoid
Pembesaran adenoid dapat bervariasi tingkat keparahannya, dan gejalanya seringkali mirip dengan gejala flu yang berkepanjangan atau masalah pernapasan lainnya. Beberapa gejala umum meliputi:
Kesulitan Bernapas Melalui Hidung: Ini adalah gejala yang paling khas. Anak akan bernapas melalui mulut, seringkali dengan bibir sedikit terbuka dan wajah yang tampak mengantuk atau "wajah adenoid".
Mendengkur dan Henti Napas Saat Tidur (Sleep Apnea): Sumbatan pada saluran napas atas akibat adenoid yang membesar dapat menyebabkan mendengkur keras. Dalam kasus yang parah, ini bisa berlanjut menjadi gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea), di mana pernapasan berhenti sejenak selama tidur.
Infeksi Telinga Berulang: Pembengkakan adenoid dapat menyumbat tuba Eustachius, saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang tenggorokan. Hal ini dapat menyebabkan cairan menumpuk di telinga tengah, meningkatkan risiko infeksi telinga (otitis media) dan gangguan pendengaran.
Pilek Kronis: Anak dengan adenoid membesar sering mengalami pilek yang tidak kunjung sembuh, dengan lendir yang cenderung lebih kental dan berwarna.
Suara Sengau (Nasal): Karena saluran hidung tersumbat, suara anak bisa terdengar sengau atau seperti berbicara melalui hidung.
Kesulitan Makan (pada bayi): Bayi yang mengalami kesulitan bernapas melalui hidung saat menyusu mungkin akan lebih mudah lelah, sering berhenti untuk bernapas, dan mengalami penurunan berat badan.
Diagnosis dan Penanganan
Jika Anda mencurigai anak Anda mengalami pembesaran adenoid, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan). Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, melihat ke dalam hidung dan tenggorokan, serta mungkin melakukan tes tambahan seperti endoskopi hidung (menggunakan selang tipis berkamera) untuk melihat kondisi adenoid secara langsung. Rontgen sinus atau tes alergi juga bisa menjadi bagian dari pemeriksaan.
Penanganan pembesaran adenoid bergantung pada tingkat keparahan gejala:
Observasi dan Perawatan Suportif: Untuk kasus ringan, dokter mungkin hanya akan memantau kondisi anak. Obat-obatan seperti semprotan hidung kortikosteroid dapat diresepkan untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan. Antibiotik akan diberikan jika ada infeksi bakteri aktif.
Pembedahan (Adenoidektomi): Jika pembesaran adenoid menyebabkan gejala yang signifikan dan mengganggu kualitas hidup anak, seperti sleep apnea, infeksi telinga berulang, atau sumbatan hidung yang parah, pembedahan pengangkatan adenoid (adenoidektomi) mungkin menjadi pilihan terbaik. Prosedur ini biasanya dilakukan bersamaan dengan pengangkatan amandel (tonsilektomi) jika amandel juga membesar.
Adenoid adalah bagian tubuh yang memiliki peran penting, terutama di masa kanak-kanak. Mengenali gejala pembesaran adenoid dan segera mencari pertolongan medis adalah kunci untuk memastikan kesehatan pernapasan dan kualitas hidup anak tetap terjaga.