Abah Guru Sekumpul, atau yang nama lengkapnya KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, adalah salah satu ulama kharismatik yang paling dicintai dan dihormati di Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan. Beliau dikenal luas dengan sebutan Abah Guru, sebuah panggilan penuh kasih sayang dan penghormatan. Istilah "Nur Muhammad" sendiri memiliki makna mendalam dalam tradisi Islam, merujuk pada hakikat atau cahaya pertama yang diciptakan Allah SWT, yang juga menjadi inti dari kenabian dan kerasulan. Dalam konteks Abah Guru Sekumpul, penyematan gelar atau penghormatan terhadap "Nur Muhammad" seringkali menggambarkan pengakuan atas kedalaman ilmu, ketinggian spiritual, dan pengaruh besar beliau dalam menyebarkan ajaran Islam.
Kelahiran beliau di Martapura, sebuah kota yang telah lama dikenal sebagai pusat keilmuan dan spiritualitas Islam di Kalimantan, seolah menegaskan takdirnya untuk menjadi pewaris ajaran para ulama terdahulu. Sejak usia dini, Abah Guru Sekumpul telah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa dan ketekunan dalam menimba ilmu agama. Beliau belajar dari berbagai ulama terkemuka, baik dari tanah air maupun dari negeri jiran seperti Malaysia dan Singapura. Guru-guru beliau adalah para ahli dalam berbagai bidang keilmuan Islam, mulai dari Al-Qur'an, Hadis, Fikih, Tasawuf, hingga ilmu-ilmu alat seperti Nahwu dan Sharaf. Didikan yang kuat dari guru-guru inilah yang membentuk kepribadian dan keilmuan Abah Guru Sekumpul hingga menjadi sosok yang sangat dihormati.
Salah satu aspek paling menonjol dari Abah Guru Sekumpul adalah keluasan ilmunya yang dibarengi dengan kedalaman spiritualitasnya. Beliau tidak hanya menguasai kitab-kitab klasik, tetapi juga mampu menyerap esensi ajaran Islam dan menyampaikannya kepada masyarakat dengan cara yang mudah dipahami dan menyentuh hati. Pengajian-pengajian yang beliau adakan selalu dihadiri oleh ribuan bahkan puluhan ribu jamaah dari berbagai kalangan. Majelis beliau bukan sekadar tempat belajar, melainkan juga menjadi wadah silaturahmi, penguatan iman, dan peningkatan akhlak.
Dalam aspek spiritual, Abah Guru Sekumpul sangat mendalami ajaran Tasawuf. Beliau mengajarkan pentingnya tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) dan ikhlas dalam beribadah. Berbagai amalan tarekat diajarkan dan dibimbingnya, yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ketawadukan, kesabaran, dan keramahan adalah ciri khas yang selalu melekat pada diri beliau, meskipun memiliki kedudukan yang sangat tinggi di mata umat. Beliau senantiasa menekankan pentingnya mencintai Allah dan Rasulullah SAW, serta berkhidmat kepada sesama.
Pesan-pesan beliau seringkali berfokus pada pentingnya menjaga hubungan baik dengan Allah SWT melalui ibadah yang ikhlas, dan hubungan baik dengan sesama manusia melalui akhlak yang mulia.
Kisah-kisah karamah dan kemuliaan Abah Guru Sekumpul begitu banyak beredar di kalangan masyarakat. Namun, beliau sendiri selalu mengajarkan agar tidak terperdaya oleh hal-hal luar biasa yang mungkin tampak pada diri seorang hamba Allah. Beliau lebih menekankan pentingnya ketaatan pada syariat dan ketulusan hati dalam beramal. Hal ini menunjukkan betapa beliau sangat berhati-hati agar umat tidak salah arah dalam mengidolakan atau meniru seorang ulama.
Pengaruh Abah Guru Sekumpul terhadap dakwah Islam di Indonesia, khususnya di Kalimantan, sangatlah signifikan. Beliau berhasil membangkitkan semangat keagamaan masyarakat dan menjadikan mereka lebih peduli terhadap syiar Islam. Ribuan santri yang pernah menimba ilmu langsung dari beliau kini tersebar di berbagai penjuru, melanjutkan estafet dakwah dan pendidikan Islam. Banyak pondok pesantren dan majelis taklim yang didirikan atau terinspirasi dari gerakan dakwah beliau.
Salah satu warisan terpenting dari Abah Guru Sekumpul adalah Masjid Ar-Raudhah Sekumpul, Martapura. Masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan yang sangat ramai, bahkan menjadi salah satu destinasi ziarah religi yang paling banyak dikunjungi di Kalimantan Selatan. Di kompleks inilah Abah Guru Sekumpul dimakamkan, dan makam beliau senantiasa ramai diziarahi oleh umat yang ingin berdoa dan mengambil berkah. Keberadaan masjid dan makam beliau menjadi simbol abadi dari perjuangan dan jasa-jasanya dalam menyebarkan Islam.
Abah Guru Sekumpul juga dikenal sebagai pencinta shalawat dan pujian kepada Rasulullah SAW. Beliau sering membaca dan mengajarkan kitab-kitab shalawat, yang semakin menguatkan kecintaan umat kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui ajaran dan teladannya, beliau telah membuktikan bahwa seorang ulama dapat menjadi mercusuar moral dan spiritual bagi masyarakat, membimbing mereka menuju jalan kebaikan dan keridhaan Allah SWT. Peran beliau dalam menjaga akidah dan akhlak umat tidak dapat dipandang sebelah mata.
Konsep Nur Muhammad, dalam pandangan Abah Guru Sekumpul, bukan hanya sekadar konsep teologis, melainkan cerminan dari kesempurnaan penciptaan dan inti dari risalah kenabian. Beliau mengajarkan bahwa untuk mencintai Allah, kita harus terlebih dahulu mencintai Rasulullah SAW, karena beliau adalah perwujudan dari Nur Muhammad itu sendiri. Ajaran ini senantiasa beliau sampaikan dengan penuh hikmah, mengajak jamaahnya untuk meneladani akhlak dan sunnah Rasulullah.
Kisah hidup Abah Guru Sekumpul sendiri dapat dilihat sebagai manifestasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam konsep Nur Muhammad: cahaya ilmu yang menerangi kegelapan, pancaran kasih sayang yang menyentuh hati, serta keberanian dalam menegakkan kebenaran. Kehidupan beliau yang penuh dengan kesederhanaan, kerendahan hati, dan pelayanan kepada umat adalah bukti nyata dari pemahamannya yang mendalam tentang hakikat kepribadian Rasulullah SAW.
Beliau mengajarkan bahwa di dalam diri setiap mukmin terdapat potensi untuk memancarkan "nur" kebaikan, jika senantiasa dijaga kemurnian iman dan keikhlasan dalam beramal. Dengan meneladani Abah Guru Sekumpul, umat diajak untuk terus berupaya memupuk cahaya keimanan dalam diri, menyebarkan kebaikan di lingkungan sekitar, dan menjadi pribadi yang dicintai Allah SWT dan Rasul-Nya. Jejak langkah dan ajaran beliau akan terus hidup dalam hati para pengikutnya, menjadi inspirasi abadi dalam perjalanan spiritual mereka.