Di setiap tegukan kopi, tersimpan cerita. Dan di tanah Banjar, Kalimantan Selatan, terdapat sebuah warisan budaya yang kian dikenal luas, yakni kopi Abah Guru Sekumpul. Minuman aromatik ini bukan sekadar sajian pelepas dahaga, melainkan juga simbol penghormatan dan kecintaan terhadap sosok ulama kharismatik, KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, atau yang akrab disapa Abah Guru Sekumpul. Lebih dari sekadar tren, kopi ini memiliki makna mendalam, mulai dari asal-usulnya, proses pembuatannya, hingga khasiat yang dipercayai oleh para penikmatnya.
Kopi Abah Guru Sekumpul berakar dari kebiasaan minum kopi masyarakat sekitar kediaman Abah Guru Sekumpul di Martapura, Kabupaten Banjar. Konon, beliau sendiri adalah seorang penikmat kopi, dan setiap kali ada tamu yang berkunjung, beliau tak segan menyajikan kopi sebagai bentuk keramahtamahan. Seiring waktu, kebiasaan ini berkembang, dan masyarakat mulai merespon dengan memproduksi dan menjual kopi yang khas, yang kemudian dikenal dengan nama Kopi Abah Guru Sekumpul.
Pemberian nama "Abah Guru Sekumpul" pada kopi ini bukan tanpa alasan. Hal ini sebagai bentuk penghormatan, mengenang jasa dan kebaikan beliau yang telah memberikan pengaruh besar dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat. Minum kopi ini seolah menjadi cara untuk mengenang dan merasakan kedekatan dengan sosok yang dihormati tersebut. Bagi sebagian orang, menikmati kopi ini juga merupakan bentuk ziarah rasa, merasakan apa yang mungkin dirasakan oleh Abah Guru Sekumpul dan para tamunya di masa lalu.
Salah satu hal yang membuat kopi Abah Guru Sekumpul istimewa adalah proses pembuatannya yang sering kali masih menggunakan metode tradisional. Biji kopi, yang umumnya berasal dari perkebunan lokal di Kalimantan Selatan, dipanggang menggunakan wajan tanah liat (angsang) di atas api kayu. Proses ini dipercaya mampu memberikan aroma dan rasa yang lebih kaya serta otentik, jauh berbeda dengan pemanggangan modern. Penggunaan api kayu juga memberikan nuansa aroma berasap yang khas.
Racikan kopi ini biasanya terdiri dari biji kopi pilihan, gula aren, dan terkadang ditambahkan rempah-rempah seperti kapulaga atau cengkeh untuk memberikan aroma dan rasa yang lebih kompleks. Kombinasi antara pahitnya kopi, manisnya gula aren, dan aroma rempah menciptakan harmoni rasa yang unik dan menggugah selera. Tak jarang, kopi ini disajikan tanpa ampas, disaring dengan kain halus agar menghasilkan minuman yang jernih dan nikmat.
Selain kelezatan rasanya, kopi Abah Guru Sekumpul juga dipercaya memiliki berbagai khasiat. Secara umum, kopi dikenal sebagai minuman yang dapat meningkatkan energi dan fokus berkat kandungan kafeinnya. Namun, bagi para penikmat kopi ini, khasiatnya seringkali dikaitkan dengan nilai spiritual. Minum kopi ini diyakini dapat memberikan ketenangan hati, keberkahan, dan mempererat silaturahmi antar sesama.
Banyak jamaah Abah Guru Sekumpul yang rutin menikmati kopi ini sebagai bagian dari ritual atau kebiasaan sehari-hari mereka. Mereka percaya bahwa dengan meminum kopi ini, mereka turut merasakan keberkahan dari Abah Guru Sekumpul. Beberapa juga meyakini khasiat kesehatan lainnya, seperti membantu pencernaan atau meredakan rasa kantuk, yang memperkuat kepercayaan mereka terhadap minuman ini.
Seiring berjalannya waktu, popularitas kopi Abah Guru Sekumpul terus merangkak naik, tidak hanya di kalangan masyarakat lokal tetapi juga meluas ke berbagai daerah. Kopi ini kini menjadi salah satu oleh-oleh khas dari Kalimantan Selatan yang banyak diburu oleh wisatawan. Berbagai produsen kopi rumahan maupun yang lebih modern mulai memproduksi kopi ini dengan kemasan yang menarik, namun tetap berusaha menjaga otentisitas rasa dan aroma khasnya.
Meskipun demikian, esensi dari kopi Abah Guru Sekumpul tetap terjaga. Ia bukan sekadar produk komersial, melainkan sebuah warisan budaya yang mengingatkan pada sosok bijaksana, kehangatan keramahan, dan nilai-nilai kebersamaan. Bagi siapa pun yang mencicipinya, kopi ini menawarkan pengalaman unik: perpaduan rasa yang nikmat dan makna yang mendalam, sebuah cerminan dari tradisi dan penghormatan yang terus hidup.
Jadi, ketika Anda berkesempatan mencicipi kopi Abah Guru Sekumpul, nikmatilah setiap tegukannya. Rasakan aroma robusta atau arabika yang dipanggang secara tradisional, berpadu dengan manisnya gula aren. Lebih dari itu, renungkanlah nilai-nilai yang terkandung di dalamnya: warisan, penghormatan, dan kehangatan yang melampaui sekadar secangkir kopi. Ini adalah sebuah pengalaman otentik yang patut dirayakan.