Dalam dunia Islam, ada sosok-sosok ulama yang tidak hanya meninggalkan warisan ilmu agama yang mendalam, tetapi juga teladan hidup yang luar biasa. Salah satunya adalah KH. Zaini bin Abdul Ghani, yang akrab disapa Abah Guru Sekumpul. Beliau adalah seorang ulama kharismatik dari Martapura, Kalimantan Selatan, yang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran dakwah dan ajaran Islam di tanah air. Di samping kedalaman spiritualnya, banyak yang penasaran dengan konsep "kekayaan" yang dimiliki oleh Abah Guru Sekumpul. Namun, kekayaan yang dimaksud di sini bukanlah kekayaan materi semata, melainkan kekayaan spiritual, ilmu, dan amal jariyah yang tak ternilai harganya.
Abah Guru Sekumpul dikenal sebagai pribadi yang sangat tawadhu' (rendah hati) dan zuhud (tidak terikat duniawi). Beliau hidup sederhana, jauh dari gemerlap harta benda. Meski demikian, karunia dan rezeki dari Allah SWT selalu mengalir kepadanya, yang kemudian banyak disalurkan untuk kemaslahatan umat. Ini menunjukkan bahwa kekayaan sejati bukanlah tentang akumulasi harta, melainkan tentang bagaimana rezeki yang diberikan Allah dimanfaatkan untuk kebaikan dan mendapatkan ridha-Nya.
Sumber kekayaan Abah Guru Sekumpul yang paling utama adalah ilmunya yang luas dan kedalaman spiritualnya. Beliau menguasai berbagai disiplin ilmu agama, mulai dari tafsir Al-Qur'an, hadis, fikih, hingga tasawuf. Kecintaannya pada ilmu mendorongnya untuk terus belajar dan mengajarkan, sehingga banyak santri dan jamaah yang datang dari berbagai penjuru untuk menimba ilmu darinya. Pengajian beliau selalu dipenuhi oleh ribuan bahkan puluhan ribu orang, menunjukkan betapa besar haus masyarakat akan ilmu agama yang diajarkan dengan penuh kasih dan hikmah.
Kedalaman spiritual Abah Guru Sekumpul tercermin dalam amaliyahnya sehari-hari. Beliau senantiasa menjaga hubungan baik dengan Allah melalui ibadah yang khusyuk, zikir, dan doa. Ketaatannya dalam menjalankan syariat Islam menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan. Kekayaan spiritual ini memberinya ketenangan batin, kebijaksanaan dalam menghadapi masalah, dan kemampuan untuk memberikan nasihat yang menyejukkan hati.
Salah satu bentuk kekayaan Abah Guru Sekumpul yang paling terlihat adalah melalui amal jariyah dan kedermawanannya. Beliau tidak segan-segan menggunakan rezeki yang diberikan Allah untuk membangun dan merenovasi masjid, pondok pesantren, serta berbagai sarana dakwah lainnya. Masjid-masjid yang dibangun atas inisiatifnya kini menjadi pusat kegiatan keagamaan yang ramai.
Selain itu, Abah Guru Sekumpul juga sangat peduli terhadap kesejahteraan umat. Beliau sering membantu mereka yang membutuhkan, baik itu fakir miskin, anak yatim, maupun orang sakit. Bantuan yang diberikan tidak hanya bersifat materi, tetapi juga berupa doa dan semangat. Sifat dermawannya ini bukan hanya sekadar memberi, tetapi juga menanamkan rasa kasih sayang dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.
Konsep kekayaan yang diajarkan Abah Guru Sekumpul adalah kekayaan yang membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Beliau mengajarkan bahwa harta benda yang kita miliki adalah titipan Allah yang harus disyukuri dan digunakan sebaik-baiknya. Dengan bersedekah, membantu sesama, dan menyumbangkan harta untuk kebaikan, kita akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat.
Kekayaan Abah Guru Sekumpul sesungguhnya adalah warisan abadi yang terus mengalir. Ilmu yang beliau sebarkan, adab dan akhlak mulia yang beliau contohkan, serta amal jariyah yang beliau tinggalkan, semuanya menjadi sumber kebaikan yang tak akan pernah putus. Pengajian beliau terus dilanjutkan oleh para penerusnya, sehingga cahaya ilmu dan petunjuk agama tetap menyinari kehidupan umat.
Kisah hidup dan ajaran Abah Guru Sekumpul mengajarkan kita bahwa kekayaan hakiki bukanlah terletak pada jumlah harta yang dimiliki, melainkan pada keberkahan rezeki, kedalaman spiritual, luasnya ilmu, dan manfaat yang kita berikan kepada sesama. Beliau adalah contoh nyata bagaimana hidup sederhana namun penuh makna dan memberikan kontribusi positif bagi dunia.
Merenungi "kekayaan" Abah Guru Sekumpul adalah sebuah undangan untuk merefleksikan prioritas hidup kita. Apakah kita mengejar kekayaan materi semata, ataukah kita berusaha mengumpulkan kekayaan spiritual dan amal jariyah yang akan menjadi bekal abadi? Keteladanan beliau adalah kompas yang dapat membimbing kita menuju kehidupan yang lebih bermakna dan diridhai Allah SWT.