Cara Menentukan Beda Barisan Aritmatika: Panduan Komprehensif

Barisan aritmatika adalah salah satu konsep fundamental dalam matematika yang memiliki aplikasi luas, mulai dari perhitungan bunga sederhana, pertumbuhan populasi, hingga analisis pola data. Inti dari barisan ini terletak pada sebuah nilai konstan yang disebut 'beda'. Tanpa memahami cara menentukan beda barisan aritmatika, mustahil untuk memprediksi suku-suku berikutnya, menghitung jumlah keseluruhan suku, atau memahami sifat linear dari barisan tersebut.

Artikel ini akan mengupas tuntas setiap aspek penentuan beda (b), mulai dari definisi dasar, metode perhitungan yang paling sederhana, hingga teknik penentuan beda dalam skenario yang lebih kompleks, termasuk ketika suku-suku yang diketahui berjauhan posisinya.

1. Memahami Konsep Dasar Barisan Aritmatika dan Beda (b)

1.1 Definisi Barisan Aritmatika

Barisan aritmatika (disebut juga deret hitung) adalah susunan bilangan di mana selisih antara suku yang berdekatan selalu tetap. Selisih yang tetap inilah yang kita sebut sebagai beda, dilambangkan dengan huruf b (atau terkadang d, dari kata *difference*).

Misalnya, dalam barisan 3, 7, 11, 15, 19, ..., selisih antara 7 dan 3 adalah 4. Selisih antara 11 dan 7 juga 4, dan seterusnya. Dalam kasus ini, bedanya (b) adalah 4. Nilai ini bersifat konstan di sepanjang barisan. Konsep kekonstanan ini adalah kunci utama untuk membedakannya dari jenis barisan lain, seperti barisan geometri yang menggunakan rasio perkalian.

1.2 Pentingnya Nilai Beda (b)

Nilai beda (b) adalah penentu sifat dan laju perubahan barisan. Menentukan b memungkinkan kita untuk:

  1. Menemukan Suku Selanjutnya: Cukup tambahkan b ke suku terakhir yang diketahui.
  2. Membangun Rumus Umum: b adalah komponen esensial dalam rumus suku ke-n (Un).
  3. Mengidentifikasi Monotonisitas: Jika b positif, barisan tersebut menaik. Jika b negatif, barisan tersebut menurun. Jika b nol, barisan tersebut konstan.
  4. Menghitung Jumlah Suku (Sn): Rumus jumlah suku juga sangat bergantung pada nilai b.
U₁ (a) Uā‚‚ Uā‚ƒ Uā‚„ b b b

Gambar 1: Representasi visual beda (b) sebagai selisih konstan antar suku berurutan.

2. Metode Dasar Menentukan Beda (b)

Cara yang paling cepat dan intuitif untuk menentukan beda adalah dengan melihat selisih antara dua suku yang letaknya berdekatan. Karena definisi barisan aritmatika mensyaratkan selisih yang konstan, kita cukup mengambil suku ke-n dan menguranginya dengan suku ke-(n-1).

2.1 Rumus Beda Sederhana (Menggunakan Suku Berurutan)

Jika kita memiliki barisan U1, U2, U3, ..., Un, maka bedanya dapat dihitung dengan rumus:

$$ b = U_n - U_{n-1} $$

Di mana:

Contoh Aplikasi Sederhana:

Tinjau barisan: 5, 8, 11, 14, 17, ...

Kita dapat memilih pasangan suku mana pun yang berurutan. Untuk memastikan, kita sebaiknya memeriksa dua pasangan berbeda. Konsistensi hasil adalah bukti bahwa barisan tersebut benar-benar aritmatika.

  1. Menggunakan U2 dan U1:
  2. $U_2 = 8$ dan $U_1 = 5$.
    $b = U_2 - U_1 = 8 - 5 = 3$.
  3. Menggunakan U4 dan U3:
  4. $U_4 = 14$ dan $U_3 = 11$.
    $b = U_4 - U_3 = 14 - 11 = 3$.

Karena hasilnya konsisten (yaitu b = 3), maka kita telah berhasil menentukan beda barisan tersebut. Metode ini adalah pondasi utama dalam analisis barisan aritmatika dan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan ketika barisan diberikan secara eksplisit.

2.2 Menentukan Beda pada Barisan Menurun (Beda Negatif)

Penting untuk diingat bahwa beda (b) dapat berupa bilangan negatif, yang mengindikasikan bahwa barisan tersebut adalah barisan aritmatika yang menurun (monotonik turun). Kesalahan umum adalah lupa mempertahankan tanda negatif saat melakukan pengurangan.

Contoh Beda Negatif:

Tinjau barisan: 50, 45, 40, 35, ...

Kita menggunakan rumus yang sama, b = U_n - U_{n-1}.

  1. Menggunakan U2 dan U1:
  2. $U_2 = 45$ dan $U_1 = 50$.
    $b = 45 - 50 = -5$.

Beda barisan ini adalah -5. Tanda negatif ini menunjukkan bahwa setiap suku berikutnya 5 unit lebih kecil daripada suku sebelumnya. Pemahaman tentang nilai positif, negatif, atau nol dari b sangat penting untuk interpretasi data.

3. Metode Lanjutan: Menentukan Beda dari Dua Suku yang Terpisah

Seringkali, dalam soal matematika, kita tidak diberikan suku-suku yang berurutan, melainkan dua suku yang letaknya berjauhan, misalnya suku ke-5 dan suku ke-10. Dalam kasus ini, kita harus menggunakan rumus umum suku ke-n (Un) sebagai dasar perhitungan.

3.1 Mengingat Rumus Umum Suku ke-n (Un)

Rumus dasar untuk menemukan suku ke-n adalah:

$$ U_n = a + (n-1)b $$

Di mana a adalah suku pertama (U1) dan b adalah beda.

Dari rumus ini, kita dapat menyusun sistem persamaan linear jika kita memiliki dua informasi suku yang berbeda.

3.2 Rumus Beda Berdasarkan Dua Suku Arbitrer

Misalkan kita mengetahui suku ke-p (Up) dan suku ke-q (Uq), di mana p > q. Kita dapat menurunkan rumus beda dengan mengurangi persamaan suku ke-q dari persamaan suku ke-p.

Kita memiliki:

  1. $U_p = a + (p-1)b$
  2. $U_q = a + (q-1)b$

Kurangi Persamaan (2) dari Persamaan (1):

$$ U_p - U_q = [a + (p-1)b] - [a + (q-1)b] $$ $$ U_p - U_q = a - a + (p-1)b - (q-1)b $$ $$ U_p - U_q = (p-1 - (q-1))b $$ $$ U_p - U_q = (p - 1 - q + 1)b $$ $$ U_p - U_q = (p - q)b $$

Maka, rumus untuk beda (b) adalah:

$$ b = \frac{U_p - U_q}{p - q} $$

Rumus ini sangat kuat dan efisien. Ini menunjukkan bahwa beda adalah perbandingan antara selisih nilai suku dengan selisih posisi indeksnya. Ini mencerminkan konsep kemiringan (gradien) dalam grafik linear, di mana barisan aritmatika direpresentasikan sebagai fungsi linear diskrit.

3.3 Contoh Perhitungan Menggunakan Dua Suku Terpisah

Misalkan diketahui suatu barisan aritmatika memiliki suku ke-3 sebesar 17 (U3 = 17) dan suku ke-7 sebesar 37 (U7 = 37). Berapakah bedanya?

Langkah 1: Identifikasi Variabel

$U_p = U_7 = 37$ (maka $p = 7$)
$U_q = U_3 = 17$ (maka $q = 3$)

Langkah 2: Terapkan Rumus Beda

$$ b = \frac{U_7 - U_3}{7 - 3} $$ $$ b = \frac{37 - 17}{4} $$ $$ b = \frac{20}{4} $$ $$ b = 5 $$

Beda barisan tersebut adalah 5. Setelah menemukan beda, kita bisa dengan mudah mencari suku pertama (a) atau suku lainnya yang dibutuhkan. Proses ini menunjukkan efisiensi penggunaan rumus beda dua suku, menghindari perlunya mencari suku pertama terlebih dahulu.

4. Analisis Mendalam: Keterkaitan Beda dan Sifat Barisan

Beda (b) bukan sekadar angka hasil pengurangan; ia adalah parameter yang mendefinisikan seluruh perilaku barisan aritmatika. Analisis terhadap nilai b memberikan wawasan yang lebih dalam tentang laju pertumbuhan atau penurunan barisan tersebut.

4.1 Barisan Aritmatika sebagai Fungsi Linear

Penting untuk memahami bahwa barisan aritmatika memiliki hubungan erat dengan fungsi linear. Jika kita memplot suku ke-n (Un) sebagai sumbu y dan indeks suku (n) sebagai sumbu x, titik-titik yang dihasilkan akan terletak pada garis lurus.

Dalam konteks fungsi linear y = mx + c:

Jika b besar (positif atau negatif), garisnya curam, menunjukkan perubahan nilai yang cepat. Jika b kecil, garisnya landai, menunjukkan perubahan yang lambat. Jika b = 0, garisnya horizontal, dan barisan tersebut konstan.

n (Indeks Suku) U_n (Nilai Suku) b > 0 (Menaik) b < 0 (Menurun)

Gambar 2: Keterkaitan Beda (b) dengan gradien fungsi linear.

4.2 Dampak Beda pada Sisipan Suku

Skenario lanjutan dalam barisan aritmatika adalah penyisipan suku baru di antara dua suku yang sudah ada. Misalkan kita memiliki dua suku, x dan y, dan kita ingin menyisipkan k suku baru di antaranya sehingga membentuk barisan aritmatika baru.

Setelah penyisipan, total suku baru yang terbentuk adalah $k+2$. Suku baru pertama adalah x, dan suku baru terakhir adalah y. Suku y kini menduduki posisi ke $k+2$ dari suku x.

Beda barisan aritmatika baru (b') dapat ditentukan dengan rumus:

$$ b' = \frac{y - x}{k + 1} $$

Di mana k adalah jumlah suku yang disisipkan.

Contoh Sisipan Suku:

Antara bilangan 10 dan 34 disisipkan 5 bilangan sehingga membentuk barisan aritmatika. Tentukan beda barisan baru tersebut.

Di sini, $x = 10$, $y = 34$, dan $k = 5$.

$$ b' = \frac{34 - 10}{5 + 1} $$ $$ b' = \frac{24}{6} $$ $$ b' = 4 $$

Beda barisan aritmatika baru adalah 4. Barisan lengkapnya menjadi: 10, 14, 18, 22, 26, 30, 34. Perhatikan bahwa selisihnya konsisten sebesar 4.

5. Studi Kasus dan Contoh Komprehensif

Untuk memastikan pemahaman yang menyeluruh tentang cara menentukan beda, kita akan melalui beberapa studi kasus yang mencakup berbagai variasi soal yang mungkin muncul, mulai dari penentuan suku pertama, penggunaan eliminasi, hingga analisis persamaan kuadrat yang melibatkan beda.

Contoh Kasus 1: Menggunakan Metode Eliminasi

Diketahui suatu barisan aritmatika memiliki suku ke-6 adalah 20 dan suku ke-12 adalah 44. Tentukan beda (b) barisan ini.

Metode A: Rumus Cepat Dua Suku

Ini adalah metode paling efisien untuk skenario ini.

  1. Identifikasi data: $U_{12} = 44$ ($p=12$), $U_6 = 20$ ($q=6$).
  2. Hitung beda: $$ b = \frac{U_{12} - U_6}{12 - 6} $$ $$ b = \frac{44 - 20}{6} $$ $$ b = \frac{24}{6} $$ $$ b = 4 $$

Beda barisan adalah 4.

Metode B: Substitusi dan Eliminasi (Pendekatan Tradisional)

Meskipun kurang efisien, metode ini penting untuk pemahaman struktural rumus Un.

  1. Tuliskan Persamaan Umum: $$ U_6 = a + 5b = 20 \quad (i) $$ $$ U_{12} = a + 11b = 44 \quad (ii) $$
  2. Eliminasi a dengan mengurangi (i) dari (ii): $$ (a + 11b) - (a + 5b) = 44 - 20 $$ $$ 6b = 24 $$
  3. Selesaikan untuk b: $$ b = \frac{24}{6} = 4 $$

Kedua metode tersebut harus memberikan hasil yang sama. Metode A adalah versi yang disederhanakan dan lebih cepat dari Metode B.

Contoh Kasus 2: Beda dengan Suku Pertama Diketahui

Barisan aritmatika dimulai dengan 15, dan suku ke-10 adalah 60. Tentukan beda barisan tersebut.

Langkah 1: Identifikasi Data

Suku pertama $a = U_1 = 15$.
Suku ke-$n$: $U_{10} = 60$. $n=10$.

Langkah 2: Gunakan Rumus Umum

Kita tahu $U_n = a + (n-1)b$. Kita substitusikan nilai-nilai yang diketahui:

$$ U_{10} = a + (10-1)b $$ $$ 60 = 15 + 9b $$

Langkah 3: Isolasi dan Hitung Beda (b)

$$ 9b = 60 - 15 $$ $$ 9b = 45 $$ $$ b = \frac{45}{9} $$ $$ b = 5 $$

Beda barisan tersebut adalah 5.

Contoh Kasus 3: Menentukan Beda dari Jumlah Suku (Sn)

Skenario ini lebih rumit karena beda (b) tersembunyi di dalam rumus jumlah suku. Rumus jumlah n suku pertama (Sn) adalah:

$$ S_n = \frac{n}{2} [2a + (n-1)b] $$

Misalkan, diketahui $S_4 = 44$ dan suku pertama $a = 5$. Tentukan bedanya.

Langkah 1: Substitusi ke Rumus Sn

$$ S_4 = \frac{4}{2} [2(5) + (4-1)b] $$ $$ 44 = 2 [10 + 3b] $$

Langkah 2: Selesaikan Persamaan untuk b

$$ 44 = 20 + 6b $$ $$ 6b = 44 - 20 $$ $$ 6b = 24 $$ $$ b = 4 $$

Dalam kasus ini, beda yang dihasilkan adalah 4.

6. Teknik Pengujian dan Verifikasi Beda

Setelah mendapatkan nilai beda (b), langkah penting berikutnya adalah verifikasi. Verifikasi memastikan bahwa perhitungan Anda benar dan konsisten di seluruh barisan.

6.1 Verifikasi dengan Membuat Barisan

Gunakan nilai a dan b yang ditemukan untuk membangun beberapa suku pertama barisan. Kemudian, bandingkan suku-suku tersebut dengan data yang diberikan dalam soal.

Misalnya, dari Contoh Kasus 2 ($a=15$, $b=5$):

Karena $U_{10}$ cocok dengan data awal (60), beda (b = 5) adalah benar.

6.2 Verifikasi Aljabar (Menggunakan Rumus $b = \frac{U_p - U_q}{p - q}$ secara Berulang)

Jika Anda diberikan tiga atau lebih suku, gunakan dua pasang suku berbeda untuk menghitung b. Jika hasilnya sama, perhitungan Anda sangat mungkin benar.

Contoh: Barisan $U_2 = 12$, $U_5 = 27$, $U_{10} = 52$.

  1. Hitung $b$ dari $U_5$ dan $U_2$: $$ b = \frac{27 - 12}{5 - 2} = \frac{15}{3} = 5 $$
  2. Hitung $b$ dari $U_{10}$ dan $U_5$: $$ b = \frac{52 - 27}{10 - 5} = \frac{25}{5} = 5 $$

Karena hasilnya konsisten (b=5) pada kedua pasangan, beda barisan tersebut terkonfirmasi.

7. Diskusi Mendalam Mengenai Sifat Beda (b)

Nilai beda dalam barisan aritmatika sering kali mengandung informasi tersembunyi yang berguna dalam pemecahan masalah yang lebih abstrak.

7.1 Beda dan Bilangan Real

Beda (b) tidak harus berupa bilangan bulat. Ia bisa berupa pecahan, desimal, atau bahkan bilangan irasional. Selama penambahan nilai tersebut bersifat konstan di antara suku-suku berurutan, barisan tersebut tetap dikategorikan sebagai barisan aritmatika.

Contoh: 1, 1.5, 2, 2.5, 3, ... (Beda $b = 0.5$)

Contoh: $\sqrt{2}, 2\sqrt{2}, 3\sqrt{2}, 4\sqrt{2}, ...$ (Beda $b = \sqrt{2}$)

Prosedur penentuan beda tetap sama: kurangi suku ke-n dengan suku sebelumnya. Keterlibatan bilangan non-bulat hanya menambah kompleksitas dalam perhitungan aritmatika, tetapi tidak mengubah prinsip aljabar penentuan b.

7.2 Kesalahan Umum dalam Menentukan Beda

Terdapat beberapa kekeliruan umum yang sering terjadi saat siswa menentukan beda, yang harus dihindari:

  1. Terbalik Mengurangi: Menggunakan $U_{n-1} - U_n$ alih-alih $U_n - U_{n-1}$. Ini akan menghasilkan nilai beda yang benar tetapi dengan tanda yang salah (misalnya, menghasilkan 5 padahal seharusnya -5).
  2. Lupa Membagi pada Rumus Dua Suku: Saat menggunakan $b = \frac{U_p - U_q}{p - q}$, seringkali siswa hanya menghitung selisih suku ($U_p - U_q$) tanpa membagi dengan selisih indeks ($p - q$). Ini hanya berlaku jika $p$ dan $q$ berurutan.
  3. Mengasumsikan Barisan Geometri: Mencoba mencari rasio (perkalian) pada barisan yang sebenarnya aritmatika (penjumlahan/pengurangan), atau sebaliknya.
  4. Kesalahan Tanda Aljabar: Saat mengeliminasi untuk menemukan b, kesalahan dalam mendistribusikan tanda negatif pada sistem persamaan dapat mengubah hasil secara drastis.

Untuk menghindari kesalahan, selalu gunakan prinsip dasar: beda adalah nilai yang DITAMBAHKAN ke suku sebelumnya untuk mendapatkan suku berikutnya. Jika barisan menurun, beda yang ditambahkan adalah bilangan negatif.

8. Penerapan Beda dalam Konteks Dunia Nyata

Penentuan beda barisan aritmatika sangat penting dalam memodelkan situasi kehidupan nyata yang menunjukkan pertumbuhan atau penurunan linear. Beda mewakili laju perubahan (rate of change).

8.1 Aplikasi dalam Keuangan

Dalam konteks tabungan atau utang dengan bunga sederhana, jumlah uang seringkali bertambah atau berkurang dengan jumlah yang tetap setiap periode. Beda (b) di sini adalah besaran bunga sederhana yang ditambahkan atau jumlah angsuran pokok yang dikurangi secara periodik.

Contoh: Seseorang menabung Rp 100.000 pada bulan pertama, dan setiap bulan berikutnya ia menabung Rp 5.000 lebih banyak dari bulan sebelumnya. Barisan tabungannya adalah 100.000, 105.000, 110.000, ... Dalam kasus ini, beda ($b$) adalah 5.000. Menentukan $b$ memungkinkan bank atau penabung memproyeksikan total tabungan di masa depan.

8.2 Aplikasi dalam Fisika

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) seringkali melibatkan barisan aritmatika, terutama dalam konteks kecepatan atau jarak. Misalnya, jika suatu benda jatuh bebas (mengabaikan hambatan udara), jarak yang ditempuh setiap detik membentuk barisan aritmatika (atau setidaknya barisan orde kedua yang turunannya adalah aritmatika), yang menunjukkan percepatan konstan.

9. Ringkasan dan Kunci Utama Penentuan Beda

Setelah menjelajahi berbagai metode dan aplikasi, sangat penting untuk merangkum kunci-kunci utama dalam penentuan beda barisan aritmatika:

Kunci Utama 1: Beda Suku Berurutan

Jika suku-suku berurutan diketahui, metode ini adalah yang paling langsung. Pastikan Anda mengurangi suku sebelumnya dari suku sesudahnya.

$$ b = U_n - U_{n-1} $$

Kunci Utama 2: Beda Dua Suku Arbitrer

Jika hanya dua suku yang terpisah yang diketahui, gunakan rumus gradien untuk menghindari perhitungan suku pertama (a).

$$ b = \frac{U_p - U_q}{p - q} $$

Kunci Utama 3: Beda dalam Persamaan Suku

Jika suku pertama ($a$) dan suku ke-n ($U_n$) diketahui, isolasi b dari rumus umum $U_n = a + (n-1)b$. Ini sering melibatkan operasi aljabar sederhana.

Memahami dan menguasai ketiga kunci ini menjamin kemampuan Anda untuk menentukan beda barisan aritmatika dalam kondisi soal apapun, baik yang disajikan dalam bentuk deret eksplisit, sistem persamaan, maupun aplikasi kontekstual.

10. Elaborasi Lebih Lanjut Mengenai Penggunaan Rumus Dua Suku Arbitrer

Penggunaan rumus $b = \frac{U_p - U_q}{p - q}$ adalah titik sentral dari pemecahan masalah barisan aritmatika yang kompleks. Mari kita telaah mengapa metode ini begitu universal dan kuat, serta bagaimana ia menghubungkan konsep aritmatika dengan kalkulus dan aljabar.

10.1 Konsep Interval Beda

Ketika kita menghitung selisih $U_p - U_q$, kita sebenarnya menghitung total akumulasi beda yang terjadi dari suku ke-q hingga suku ke-p. Karena barisan aritmatika memiliki beda yang konstan, total selisih ini haruslah sama dengan jumlah beda antar suku. Jumlah "loncatan" atau interval beda dari suku ke-$q$ ke suku ke-$p$ adalah $p - q$.

Contoh: Jika $U_8$ dan $U_3$ diketahui. Dari $U_3$ ke $U_4$ (1 beda), $U_4$ ke $U_5$ (1 beda), $U_5$ ke $U_6$ (1 beda), $U_6$ ke $U_7$ (1 beda), dan $U_7$ ke $U_8$ (1 beda). Total loncatan adalah 5. Secara matematis, $p - q = 8 - 3 = 5$.

Oleh karena itu, selisih total nilai $U_8 - U_3$ harus dibagi rata ke 5 interval tersebut untuk mendapatkan nilai beda yang konstan. Ini adalah interpretasi fisik dari pembagian $\frac{U_p - U_q}{p - q}$.

10.2 Studi Kasus Detail: Beda Pecahan

Tentukan beda suatu barisan aritmatika jika $U_5 = 18$ dan $U_{11} = 30$.

Penerapan Formal

$U_p = U_{11} = 30$, $p = 11$
$U_q = U_5 = 18$, $q = 5$

Perhitungan

$$ b = \frac{30 - 18}{11 - 5} $$ $$ b = \frac{12}{6} $$ $$ b = 2 $$

Studi Kasus Detail: Beda Pecahan (Lanjutan)

Tentukan beda suatu barisan aritmatika jika $U_3 = 7$ dan $U_6 = 14.5$.

Perhitungan Beda

$U_p = U_6 = 14.5$, $p = 6$
$U_q = U_3 = 7$, $q = 3$
$$ b = \frac{14.5 - 7}{6 - 3} $$ $$ b = \frac{7.5}{3} $$ $$ b = 2.5 $$

Beda barisan tersebut adalah 2.5. Ini adalah contoh yang menegaskan bahwa b tidak harus berupa bilangan bulat. Barisan lengkapnya akan menjadi: $U_3 = 7$, $U_4 = 9.5$, $U_5 = 12$, $U_6 = 14.5$. Konsistensi penambahan 2.5 pada setiap langkah memverifikasi beda yang ditemukan.

11. Kompleksitas dalam Persamaan Linear Barisan Aritmatika

Dalam soal olimpiade atau tingkat lanjut, penentuan beda sering kali memerlukan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana $a$ dan $b$ berinteraksi dalam sistem persamaan yang melibatkan Un dan Sn.

11.1 Beda dan Sifat Kuadratis Sn

Jika rumus jumlah suku ke-$n$ ($S_n$) diberikan dalam bentuk persamaan kuadrat, kita bisa menentukan beda tanpa harus mencari suku pertama terlebih dahulu. Rumus umum $S_n$ dalam kaitannya dengan $n$ selalu berbentuk kuadrat:

$$ S_n = An^2 + Bn $$

Jika kita ekspansi rumus $S_n$ yang melibatkan $a$ dan $b$, kita mendapatkan:

$$ S_n = \frac{n}{2} [2a + (n-1)b] = \frac{n}{2} [2a + nb - b] $$ $$ S_n = n \left( a - \frac{b}{2} \right) + n^2 \left( \frac{b}{2} \right) $$

Dengan membandingkan koefisien $n^2$ pada kedua rumus, kita menemukan hubungan krusial:

$$ A = \frac{b}{2} $$

Dari sini, beda (b) dapat ditentukan hanya dengan melihat koefisien kuadrat dari rumus $S_n$:

$$ b = 2A $$

Contoh: Menentukan Beda dari Rumus Sn

Diketahui rumus jumlah n suku pertama suatu barisan aritmatika adalah $S_n = 3n^2 - n$. Tentukan beda barisan tersebut.

Langkah 1: Identifikasi Koefisien Kuadrat

Dalam $S_n = 3n^2 - n$, koefisien $A$ (koefisien $n^2$) adalah 3.

Langkah 2: Hitung Beda

$$ b = 2A $$ $$ b = 2(3) $$ $$ b = 6 $$

Beda barisan tersebut adalah 6. Metode ini adalah jalan pintas yang elegan dan menunjukkan bagaimana beda tetap menjadi elemen kunci yang mendefinisikan sifat kuadratis dari fungsi jumlah suku.

11.2 Penentuan Beda melalui Suku Tengah

Dalam barisan aritmatika dengan jumlah suku ganjil, terdapat suku tengah (U_t). Meskipun suku tengah lebih sering digunakan untuk mencari jumlah $S_n$, ia juga dapat digunakan sebagai titik referensi yang kuat untuk menemukan beda.

Jika kita mengetahui suku tengah $U_t$ dan suku pertama $a=U_1$, kita dapat menghitung beda dengan rumus umum, di mana indeks $t$ dari suku tengah ditemukan dari $t = \frac{n+1}{2}$.

Contoh Suku Tengah

Barisan memiliki 7 suku. $U_1 = 4$ dan suku tengahnya $U_4 = 19$. Tentukan beda.

  1. Tentukan indeks suku tengah: $t = \frac{7+1}{2} = 4$. Jadi $U_4$ adalah suku tengah.
  2. Gunakan rumus $U_n = a + (n-1)b$: $$ U_4 = U_1 + (4-1)b $$ $$ 19 = 4 + 3b $$
  3. Selesaikan untuk $b$: $$ 3b = 19 - 4 $$ $$ 3b = 15 $$ $$ b = 5 $$

Beda barisan ini adalah 5. Pendekatan ini adalah variasi dari Kasus 2, di mana posisi suku tengah berfungsi sebagai suku ke-$n$ yang diketahui.

šŸ  Homepage