Barongan Dari Papan: Seni Ukir, Filosofi, dan Panduan Lengkap Pembuatannya

Pendahuluan: Menggali Esensi Kesenian Barongan Dari Papan

Kesenian Barongan, sebuah manifestasi budaya Jawa yang kaya dan dinamis, seringkali diasosiasikan dengan bahan-bahan yang kokoh dan berkesan mistis. Di antara variasi material yang digunakan, kerajinan Barongan yang dibuat dari papan atau kayu lapis (plywood) memegang peranan penting, terutama dalam konteks Barongan rakyat atau yang digunakan untuk latihan intensif. Penggunaan papan tidak hanya menawarkan solusi material yang lebih terjangkau dan ringan, tetapi juga membuka jalan bagi para seniman muda dan pengrajin di tingkat komunitas untuk melestarikan tradisi ini.

Artikel mendalam ini akan mengupas tuntas segala aspek yang berkaitan dengan Barongan dari papan. Kita tidak hanya akan membahas teknik praktis pembuatannya—mulai dari pemilihan jenis papan yang tepat hingga proses pewarnaan yang menawan—namun juga menelusuri akar sejarah, filosofi yang menyertainya, serta perannya yang krusial dalam kancah seni pertunjukan kontemporer. Pembuatan Barongan, khususnya yang menggunakan papan, adalah perpaduan harmonis antara ketekunan teknis dan penghayatan spiritual, sebuah proses yang mengubah lembaran kayu sederhana menjadi wujud makhluk mitologis yang hidup dan bernyawa di atas panggung.

Barongan yang terbuat dari papan sering kali memiliki karakteristik unik: detail ukiran yang mungkin lebih minimalis namun kuat, bobot yang memudahkan pergerakan dinamis, serta durabilitas yang menjadikannya pilihan utama bagi kelompok pertunjukan yang aktif. Bahan papan, yang relatif mudah didapatkan, memastikan kesinambungan kesenian ini, menjadikannya warisan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Mari kita selami lebih jauh dunia kerajinan Barongan dari papan yang memukau ini.

Sejarah dan Konteks Barongan Dari Papan

Asal Muasal dan Evolusi Material

Secara historis, Barongan dikenal memiliki berbagai bentuk dan material, bergantung pada daerah asalnya—misalnya, Reog Ponorogo dengan kepala Singa Barong yang sangat besar, atau Barongan khas Blora/Kudus yang lebih fokus pada bentuk kepala naga atau singa mitologis. Material tradisional seringkali melibatkan kayu jati utuh yang diukir (untuk topeng induk) atau kulit binatang yang dikeringkan dan diwarnai. Namun, seiring berjalannya waktu dan keterbatasan sumber daya, inovasi material menjadi keharusan.

Penggunaan papan, khususnya kayu lapis (multiplek atau plywood), mulai populer sejak pertengahan abad ke-20, khususnya di daerah-daerah yang jauh dari hutan jati besar atau bagi kelompok seni pertunjukan yang membutuhkan unit Barongan dalam jumlah banyak untuk pelatihan. Papan menawarkan keunggulan berupa kemudahan pemotongan, bobot yang ringan, dan biaya yang jauh lebih efisien. Meskipun sering dianggap sebagai alternatif 'murah', Barongan dari papan tetap menuntut keterampilan ukir dan seni lukis yang tinggi agar wujudnya mampu membangkitkan aura mistis yang diperlukan dalam pertunjukan.

Perbedaan Regional dalam Penggunaan Papan

Setiap wilayah memiliki kekhasan dalam mengadaptasi material papan. Di Jawa Timur bagian utara, Barongan dari papan mungkin cenderung memiliki bentuk yang lebih geometris dan tegas, memanfaatkan ketebalan plywood secara maksimal untuk menciptakan kesan dimensi yang kuat. Sementara itu, di Jawa Tengah, papan sering diolah sedemikian rupa sehingga tetap memberikan kesan ukiran yang halus, melalui teknik penumpukan lapisan papan yang kemudian dipahat secara detail untuk meniru tekstur kayu utuh.

Konteks penggunaan juga sangat mempengaruhi: Barongan papan yang digunakan untuk pentas keliling atau ngamen di jalanan biasanya dibuat lebih ringkas, tahan banting, dan mudah dibersihkan. Sebaliknya, Barongan papan yang dipersiapkan untuk festival besar atau koleksi museum mungkin menampilkan detail ukiran dan pengecatan yang sangat rumit, menyaingi kualitas Barongan dari kayu solid. Intinya, papan bukanlah batasan, melainkan medium baru untuk ekspresi seni tradisi.

Persiapan Alat dan Material Esensial

Memulai proyek pembuatan Barongan dari papan memerlukan perencanaan yang matang mengenai material dan peralatan. Keberhasilan kerajinan ini sangat bergantung pada kualitas papan yang dipilih dan ketepatan alat yang digunakan untuk memotong dan mengukirnya.

Pemilihan Jenis Papan (Kayu Lapis)

Tidak semua jenis papan cocok untuk pembuatan Barongan. Kualitas papan harus menjamin kekuatan struktural, kemampuan menerima pahatan, dan daya tahan terhadap kelembapan. Jenis-jenis papan yang umum digunakan meliputi:

  1. Multiplek (Plywood) Tebal (12mm hingga 18mm): Ini adalah pilihan standar. Kekuatannya baik, permukaannya relatif halus, dan memiliki struktur lapisan yang padat, membuatnya ideal untuk bagian kepala utama (batok) dan rahang. Ketebalan ini memungkinkan proses penggergajian yang presisi dan memberikan kedalaman yang dibutuhkan untuk detail wajah.
  2. MDF (Medium Density Fiberboard) Tipis (3mm hingga 6mm): Meskipun lebih mudah diukir, MDF kurang tahan air dan cenderung rapuh jika digunakan untuk bagian struktural yang menahan beban. MDF lebih cocok digunakan untuk detail tambahan seperti telinga, hiasan mahkota kecil, atau penutup mekanisme rahang.
  3. Kayu Jati Belanda (Pine Wood): Sering digunakan untuk rangka internal yang membutuhkan kekuatan tinggi namun bobot ringan. Meskipun bukan papan lapis, kayu ini penting sebagai struktur penyangga agar kepala Barongan dari papan tidak goyah.
Ilustrasi Alat Pembuatan Barongan Gergaji dan pahat, alat esensial untuk mengolah papan menjadi Barongan. Gergaji Kayu Pahat dan Tatah

Gambar: Ilustrasi alat utama yang digunakan dalam proses pembuatan Barongan dari papan.

Daftar Peralatan Wajib

Ketelitian dalam memotong papan adalah kunci. Alat yang presisi akan menghemat waktu dan meminimalisir kesalahan material.

Panduan Langkah Demi Langkah Konstruksi Barongan Papan

Proses pembuatan Barongan dari papan dibagi menjadi tiga fase utama: pembentukan struktur (memotong dan menumpuk), pengukiran detail (membentuk dimensi), dan pemasangan mekanisme (pergerakan rahang).

Fase 1: Pembentukan Struktur Kepala Utama

Langkah 1: Perancangan dan Pembuatan Pola

Segala dimulai dari gambar. Gambarlah desain kepala Barongan secara detail di atas kertas karton atau langsung di atas papan. Pola ini harus mencakup tampak samping (profil) dan tampak depan. Untuk Barongan dari papan, simetri adalah segalanya. Pastikan kedua sisi memiliki dimensi yang identik.

Langkah 2: Pemotongan Lapisan Papan

Gunakan gergaji ukir (jigsaw) untuk memotong setiap lapisan papan sesuai pola yang telah dibuat. Pemotongan harus dilakukan dengan sangat hati-hati, mengikuti garis pola seakurat mungkin. Ketidaktepatan 1-2 milimeter dapat merusak simetri ketika lapisan-lapisan ini disatukan.

Langkah 3: Proses Pengeleman dan Pengeringan

Ini adalah langkah krusial dalam pembuatan Barongan dari papan. Papan-papan yang sudah dipotong harus direkatkan dengan lem kayu berkualitas tinggi secara merata. Gunakan kuas untuk memastikan lem menjangkau seluruh permukaan papan yang akan disambungkan.

Fase 2: Pembentukan Dimensi dan Ukiran Detail

Langkah 4: Pembentukan Kontur Dasar

Setelah lem kering, tumpukan papan kini menjadi balok padat berbentuk kepala dasar. Gunakan gergaji bundar atau gergaji pita (jika ada) untuk memangkas sudut-sudut tajam di sekeliling kepala. Tujuannya adalah mengubah bentuk balok persegi menjadi bentuk lonjong atau oval yang menyerupai tengkorak Barongan.

Langkah 5: Pengukiran Detail Wajah dengan Pahat

Meskipun materialnya papan, sentuhan ukir tetap diperlukan. Gunakan pahat tajam dan tatah untuk membentuk lekukan di sekitar mata, tonjolan alis, dan cekungan pipi. Pengrajin Barongan dari papan harus pandai "menipu mata"—menggunakan gradasi pahatan halus untuk menciptakan ilusi kedalaman pada material yang pada dasarnya datar.

Langkah 6: Pemasangan Gigi dan Mata

Gigi Barongan, yang sering dibuat dari kayu, fiberglass, atau bahkan bambu yang dicat, dipasang pada bagian dalam rahang atas dan bawah. Posisikan taring utama agar terlihat garang. Mata Barongan papan biasanya dibuat dari bola plastik atau kayu kecil yang diukir, lalu dicat putih dan dihiasi manik-manik hitam untuk pupil. Pemasangan mata harus memastikan penari memiliki visibilitas yang cukup melalui celah di bawah mata buatan tersebut.

Fase 3: Mekanisme dan Rangka Internal

Langkah 7: Membuat Engsel Rahang

Pergerakan rahang Barongan adalah elemen utama dalam pertunjukan. Engsel harus kuat namun mulus. Untuk Barongan dari papan, engsel biasanya terbuat dari logam (seperti engsel pintu kecil) atau menggunakan pin kayu yang dipasang pada titik poros yang tepat.

Langkah 8: Finishing Permukaan dan Pengamplasan

Sebelum pengecatan, seluruh permukaan Barongan dari papan harus diamplas secara ekstrem, mulai dari grit kasar (80) hingga grit sangat halus (220 atau 320). Pengamplasan yang baik akan memastikan cat menempel sempurna dan detail ukiran terlihat maksimal.


Filosofi Warna dan Teknik Pengecatan Barongan Papan

Meskipun bahan dasarnya papan, proses pengecatan adalah tahap yang mengubah kerajinan menjadi karya seni yang sarat makna. Warna-warna yang digunakan dalam Barongan memiliki arti filosofis yang mendalam.

Makna Simbolis Warna Utama

Pemilihan cat untuk Barongan dari papan seringkali menggunakan cat minyak atau cat akrilik yang cepat kering dan memiliki pigmen kuat, yang mampu menutupi serat-serat papan secara total.

  1. Merah (Abang/Wani): Melambangkan keberanian, energi, dan amarah. Merah adalah warna dominan pada wajah Barongan, mewakili sifat keras dan semangat pantang menyerah dari makhluk mitologis tersebut.
  2. Hitam (Ireng): Melambangkan kegelapan, kekuatan gaib, atau bahkan kesatuan dan kesuburan. Hitam digunakan untuk garis luar mata, garis-garis kontur, dan seringkali sebagai warna dasar untuk bagian dalam mulut atau kulit di sekitar mata.
  3. Putih (Pethak): Melambangkan kesucian, kejujuran, dan kesederhanaan. Putih digunakan untuk gigi, beberapa detail hiasan mahkota, dan sebagai penyeimbang visual terhadap warna merah yang intens.
  4. Emas (Kuning Emas): Melambangkan kemuliaan, kekuasaan, dan status dewa. Emas dipakai secara strategis pada mahkota (jamang), hiasan telinga, dan beberapa ukiran pada dahi. Penggunaan warna emas pada Barongan dari papan sangat krusial untuk memberikan kesan mewah, meskipun bahannya sederhana.

Teknik Aplikasi Cat pada Papan

Langkah 9: Cat Dasar (Primer)

Karena papan lapis memiliki sifat menyerap yang berbeda-beda, penggunaan cat primer sangat penting. Primer kayu akan menutup pori-pori papan, memastikan warna utama yang diaplikasikan nanti tidak terlihat kusam atau belang. Ini juga meningkatkan daya rekat cat, membuat Barongan dari papan lebih tahan lama terhadap benturan dan cuaca.

Langkah 10: Pewarnaan Kontur dan Blok Warna

Mulailah dengan warna-warna solid terbesar, biasanya merah atau hitam sebagai warna kulit dasar. Gunakan kuas berukuran besar dan pastikan setiap sapuan merata. Setelah kering, aplikasikan warna sekunder (misalnya putih untuk area mata dan gigi).

Langkah 11: Detailing Motif Ukiran

Motif-motif tradisional seperti patra (ornamen tumbuhan), sisik naga, atau ukiran batik harus digambar ulang di atas cat dasar. Motif ini kemudian diisi menggunakan kuas kecil dan cat emas atau perak. Teknik shadowing (pemberian bayangan) juga sangat penting di sini, menggunakan cat hitam tipis untuk mempertegas lekukan pahatan pada papan.

Wajah Barongan Papan Sederhana Sketsa kepala Barongan yang dibuat dari papan, menunjukkan struktur geometris dan detail mata serta taring.

Gambar: Visualisasi Barongan papan yang menonjolkan bentuk geometris dan dimensi dari lapisan kayu.

Aksesoris, Rambut, dan Perawatan Barongan Papan

Pemasangan Mahkota dan Rambut (Gimbal)

Setelah kepala Barongan dari papan selesai dicat dan dikeringkan, aksesoris eksternal harus ditambahkan untuk melengkapi wujudnya. Bagian terpenting adalah rambut atau gimbal. Secara tradisional, rambut Barongan terbuat dari ijuk (serat pohon aren) atau bahkan rambut manusia. Untuk Barongan papan yang berorientasi pada daya tahan dan biaya, rambut sering diganti dengan bahan sintetis atau tali rafia yang diurai.

Preservasi dan Pemeliharaan

Meskipun Barongan dari papan lebih tahan terhadap benturan daripada ukiran kayu solid yang mungkin retak, material ini sangat sensitif terhadap kelembapan dan serangan rayap. Pemeliharaan yang tepat sangat penting untuk memperpanjang usia pakai Barongan.

  1. Perlindungan dari Kelembapan: Jangan menyimpan Barongan di tempat yang lembap. Kelembapan dapat menyebabkan lapisan-lapisan papan terkelupas atau lem menjadi lunak, serta menyebabkan cat mudah menggelembung.
  2. Anti-Rayap: Sebelum proses pengeleman dan pengecatan, disarankan untuk mengoleskan lapisan anti-rayap pada seluruh permukaan papan. Karena papan lapis menggunakan berbagai jenis kayu, risiko serangan hama cukup tinggi.
  3. Pembersihan Rutin: Bersihkan debu dan sisa keringat penari secara rutin menggunakan lap kering. Jika cat mulai pudar, segera lakukan sentuhan ulang (retouching) pada bagian yang terkelupas, terutama pada area gigi dan mata.
  4. Pemeriksaan Mekanisme: Selalu cek kekuatan engsel rahang dan gagang penopang. Jika engsel mulai longgar, segera kencangkan atau ganti agar pergerakan Barongan tetap dinamis dan aman.

Peran Barongan Dari Papan dalam Komunitas dan Pelestarian Seni

Barongan Papan Sebagai Media Edukasi

Di banyak sanggar seni dan sekolah di Jawa, Barongan dari papan berfungsi sebagai alat edukasi yang tak ternilai harganya. Karena biaya pembuatannya yang relatif rendah, anak-anak dan remaja dapat belajar membuat dan menarikan Barongan tanpa kekhawatiran merusak unit yang mahal. Proses pembuatan dari papan mengajarkan keterampilan dasar pertukangan, simetri, dan seni lukis tradisional, menjadikan papan sebagai jembatan penting untuk mewariskan kerajinan Barongan.

Dalam konteks pembelajaran, Barongan papan memungkinkan eksplorasi bentuk dan warna yang lebih bebas. Jika terjadi kesalahan ukiran atau pemotongan, material papan lebih mudah diganti atau ditambal, berbeda dengan ukiran kayu solid yang memerlukan proses dan biaya yang jauh lebih besar. Ini mendorong eksperimen kreatif dan inovasi dalam interpretasi bentuk Barongan tradisional.

Dinamika Pertunjukan dan Bobot Ringan

Keunggulan utama Barongan yang dibuat dari papan adalah bobotnya yang ringan. Berat yang berkurang memungkinkan penari (pembarong) melakukan gerakan yang lebih agresif, cepat, dan lincah, yang sangat disukai dalam pertunjukan Barongan modern. Koreografi modern sering menuntut Barongan untuk digerakkan secara vertikal, diangkat, atau diayunkan dengan kecepatan tinggi; bobot ringan papan sangat mendukung performa seperti ini.

Bobot yang ringan juga mengurangi risiko cedera pada penari, memungkinkan mereka menari dalam durasi yang lebih lama. Faktor ergonomis ini menjadikan Barongan papan sebagai pilihan utama bagi kelompok profesional yang memiliki jadwal pentas padat atau harus menempuh perjalanan jauh, karena Barongan papan lebih mudah dibawa dan disimpan.


Elaborasi Teknis Mendalam: Teknik Ukir Tumpuk pada Papan

Menciptakan Barongan dari papan yang memiliki kedalaman visual memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai teknik ukir tumpuk. Teknik ini adalah jantung dari kerajinan Barongan papan dan membedakannya dari topeng kayu solid.

Konsep Dasar Tumpukan Gradien

Teknik tumpukan gradien adalah proses penyusunan lapisan papan di mana setiap lapisan memiliki ukuran yang berbeda secara bertahap. Tujuannya adalah meniru kurva alami wajah manusia atau kepala binatang. Sebagai contoh, untuk membuat hidung Barongan yang menonjol, pengrajin mungkin menggunakan lima lapisan papan (misalnya, masing-masing 6mm) yang diukir secara terpisah:

Setelah direkatkan, tumpukan ini dihaluskan menggunakan pahat tumpul dan amplas putar, memastikan transisi dari Lapisan 1 ke Lapisan 5 terasa mulus. Keahlian terletak pada bagaimana pengrajin menyembunyikan garis-garis sambungan papan.

Penggunaan Dempul dan Epoxy

Meskipun upaya maksimal dilakukan untuk menghaluskan sambungan, terkadang terdapat celah kecil atau lubang yang tersisa, terutama pada papan lapis berkualitas rendah. Untuk mengatasi ini, dempul kayu atau campuran resin epoxy digunakan secara ekstensif pada Barongan papan.

Dempul diterapkan pada seluruh permukaan, diampelas hingga rata, dan dicat primer. Proses ini memberikan tiga keuntungan utama:

  1. Permukaan Rata: Menghilangkan tekstur serat kayu lapis yang tidak diinginkan.
  2. Kekuatan Tambahan: Epoxy dapat mengisi celah dan memperkuat struktur papan yang lemah.
  3. Basis Cat Sempurna: Menciptakan permukaan yang sangat halus sehingga hasil pengecatan terlihat profesional, seolah-olah menggunakan media ukiran kayu utuh.

Detail Estetika: Memahat Karakter pada Papan

Karakteristik Barongan tidak hanya ditentukan oleh bentuk dasar, tetapi juga oleh ekspresi yang terpahat. Dalam Barongan dari papan, karena keterbatasan kedalaman ukiran, ekspresi diwujudkan melalui kombinasi pahatan dangkal dan seni lukis.

Mata dan Alis

Mata Barongan adalah jendela jiwanya. Pada Barongan papan, detail ini harus dilebih-lebihkan. Alis sering dibuat dari sepotong papan tipis (3mm) yang dipotong dan direkatkan di atas lapisan utama, menciptakan tonjolan yang dramatis. Warna hitam tebal digunakan untuk menggarisbawahi alis ini, memberikan kesan kemarahan atau kewibawaan yang intens.

Bibir dan Mulut

Desain mulut pada Barongan papan harus memperhatikan fungsi mekanisme rahang. Seringkali, garis bibir atas dibuat tebal dan menonjol, sementara rahang bawah dibuat lebih ramping. Teknik pengecatan di sekitar bibir menggunakan warna hitam dan merah tua untuk memberikan kesan bayangan dan kedalaman, membuat gigi-gigi putih yang ada di dalamnya tampak lebih menakutkan.

Hiasan Telinga (Kuping Barongan)

Telinga Barongan biasanya merupakan elemen terpisah yang dibuat dari papan tipis, diukir dalam bentuk dekoratif seperti daun atau lidah api. Telinga ini dilem dan disekrupkan ke samping kepala. Meskipun sederhana, detail telinga harus dicat dengan warna emas dan merah untuk menambah kemewahan visual, melengkapi mahkota (jamang).

Aspek Spiritual dan Mistis Barongan Papan

Meskipun terbuat dari material yang lebih sederhana, Barongan dari papan tetap memegang nilai spiritual dan ritual yang sama dengan Barongan kayu solid. Proses pembuatannya seringkali disertai dengan ritual atau doa, terutama saat kepala Barongan selesai diukir dan siap dicat.

Ritual dan Penghormatan

Bagi banyak seniman Barongan, kepala Barongan (terlepas dari bahannya) dianggap sebagai benda pusaka atau wadah bagi roh pelindung (danyang). Ketika sebuah Barongan papan selesai, sering diadakan upacara kecil (selamatan) sebagai bentuk penghormatan dan permohonan agar Barongan tersebut memiliki aura kuat saat dipentaskan. Ritual ini melibatkan persembahan sesajen sederhana dan doa, menandai transisi dari papan mentah menjadi topeng pertunjukan yang sakral.

Keterkaitan dengan Mitologi Lokal

Bentuk Barongan, yang sering merepresentasikan singa, naga, atau makhluk purba, adalah perwujudan dari kekuatan alam yang besar dan tak terkalahkan. Pengrajin Barongan dari papan harus memahami mitologi lokal yang diwakili oleh Barongan yang mereka buat. Misalnya, Barongan Blora yang kental dengan unsur Macan Gembong, atau Barongan Kediri dengan fokus pada karakter Singo Barong. Pengetahuan ini memastikan bahwa setiap guratan pahat pada papan, dan setiap sapuan kuas, membawa esensi karakter mitologis yang dimaksud.

Filosofi di balik Barongan papan adalah bahwa nilai spiritual suatu benda tidak terletak pada harga materialnya, melainkan pada ketulusan dan ketekunan pembuatnya, serta penghayatan penari dalam membawakan karakter tersebut. Papan, sebagai material yang sederhana, mengajarkan kerendahan hati dalam melestarikan seni adiluhung.


Mengoptimalkan Barongan Papan untuk Pertunjukan Modern

Di era digital dan pertunjukan yang semakin kompetitif, Barongan dari papan memiliki keunggulan adaptabilitas yang tinggi, memungkinkan kelompok seni untuk mengintegrasikan teknologi dan inovasi tanpa mengorbankan nilai tradisional.

Integrasi Pencahayaan dan Efek Visual

Karena bobotnya yang ringan dan ruang internal yang cukup lapang, Barongan papan ideal untuk dipasangi sistem pencahayaan LED mini. Lampu-lampu ini dapat diletakkan di dalam rongga mulut atau di belakang mata untuk memberikan efek dramatis saat pertunjukan di malam hari. Karena Barongan papan cenderung dibuat lebih tipis dan presisi, instalasi kabel dan baterai mini dapat dilakukan dengan lebih rapi.

Barongan Papan Sebagai Basis Modifikasi Cepat

Kelompok teater sering membutuhkan properti yang dapat dimodifikasi dengan cepat sesuai tema pertunjukan. Barongan papan sangat ideal untuk ini. Misalnya, Barongan yang sama dapat diubah dari tampilan seram menjadi lucu hanya dengan mengganti hiasan mahkota, menambahkan bulu-bulu atau kain yang berbeda, atau menggunakan cat semprot temporer, tanpa merusak struktur utama yang terbuat dari papan tersebut.

Studi Kasus: Barongan Papan dalam Pelatihan Tari

Dalam kurikulum pelatihan tari Barongan, setiap anggota harus menguasai teknik dasar mengayun, memutar, dan ‘mematuk’. Penggunaan Barongan dari papan sangat membantu dalam fase awal pelatihan. Para penari dapat berlatih intensif selama berjam-jam, membangun stamina leher dan bahu, sebelum beralih ke Barongan kayu solid yang jauh lebih berat. Barongan papan memungkinkan repetisi gerakan yang lebih banyak, menghasilkan penari yang lebih terampil dan berstamina.

Pendekatan ini menjamin regenerasi penari Barongan yang kuat, karena mereka tidak terbebani oleh bobot yang ekstrem di awal pembelajaran. Ini adalah kontribusi besar dari material papan terhadap kelangsungan hidup seni pertunjukan Barongan di Indonesia.

Tantangan dan Solusi dalam Pembuatan Barongan Papan

Meskipun memiliki banyak keunggulan, Barongan dari papan juga menghadapi tantangan teknis yang harus diatasi oleh pengrajin.

Tantangan 1: Delaminasi Papan

Delaminasi, atau terkelupasnya lapisan-lapisan papan lapis, adalah masalah umum jika proses pengeleman tidak sempurna atau jika Barongan terpapar kelembapan tinggi. Solusi untuk ini adalah menggunakan lem kayu epoksi yang sangat kuat, bukan lem kayu putih biasa, dan memastikan tekanan klem saat pengeringan lem didistribusikan secara merata.

Tantangan 2: Sudut Tumpul dan Kurangnya Detail Ukiran

Papan, terutama multiplek, sulit diukir menjadi detail yang sangat tajam tanpa risiko pecah. Pengrajin harus mengganti kedalaman pahatan dengan detail lukisan. Solusinya adalah teknik trompe-l'œil (ilusi mata) dalam pengecatan, menggunakan bayangan dan highlight untuk menciptakan kesan ukiran yang dalam, padahal permukaan papan relatif rata.

Tantangan 3: Keseimbangan Barongan

Karena bobotnya yang ringan, Barongan dari papan mudah kehilangan keseimbangan, terutama saat penari melakukan gerakan cepat. Solusinya adalah penambahan pemberat strategis. Sedikit pemberat logam (misalnya, timah) dapat ditanamkan di bagian belakang kepala atau di dalam gagang pegangan untuk menggeser pusat gravitasi Barongan, memastikan kepala Barongan tetap stabil saat penari bergerak.

🏠 Homepage