Api Ambisi di Banjarmasin
Ada saat-saat tertentu dalam sejarah sebuah klub sepak bola yang bukan hanya sekadar musim kompetisi, melainkan sebuah epik yang mendefinisikan jati diri dan membangkitkan harapan seluruh wilayah. Bagi Kalimantan Selatan, periode kejayaan itu berpusat pada upaya gigih sebuah tim untuk keluar dari belenggu kasta kedua. Ini adalah kisah tentang Pangeran Antasari, julukan yang tak hanya disematkan, melainkan dihidupi oleh setiap pemain dan suporter di setiap sudut tribun Stadion 17 Mei.
Ekspektasi yang dipikul oleh Barito Putera saat itu jauh melampaui sekadar tuntutan meraih kemenangan. Ini adalah penantian panjang, kerinduan yang membakar, untuk melihat tim kebanggaan mereka bersaing kembali di level tertinggi, berdampingan dengan raksasa-raksasa sepak bola nasional. Manajemen klub menyadari betul beban historis ini. Mereka membangun fondasi, bukan hanya untuk bertahan, tetapi untuk menciptakan dinasti baru. Langkah awal yang diambil adalah merekrut sosok-sosok yang memiliki komitmen tinggi, baik dari segi teknis maupun mentalitas kepemimpinan.
Skuad yang dibentuk merupakan perpaduan harmonis antara talenta lokal yang haus pembuktian dan pemain berpengalaman yang didatangkan dari luar. Filosofi pelatih kepala, yang sangat menekankan kolektivitas dan permainan cepat di sayap, mulai diinternalisasi sejak masa pra-musim yang penuh intensitas. Setiap sesi latihan adalah manifestasi dari tekad baja; tidak ada ruang untuk setengah hati. Mereka tahu, Divisi Utama bukanlah ajang yang ramah. Setiap pertandingan adalah final, dan setiap poin yang hilang bisa berarti penundaan mimpi besar.
Visualisasi lambang klub yang melambangkan kekuatan dan identitas regional.
Arsitek dan Jantung Tim
Keberhasilan sebuah tim tidak pernah hanya bersandar pada satu atau dua individu, tetapi pada sinergi antara visi pelatih dan eksekusi pemain di lapangan. Arsitek di balik kebangkitan ini memahami betul psikologi bermain di kandang yang ganas dan juga kesulitan beradaptasi saat bertandang. Strategi yang paling menonjol adalah kecepatan transisi dari bertahan ke menyerang, sebuah skema yang memanfaatkan kelincahan para penyerang mereka.
Tangan Dingin Sang Pelatih
Filosofi kepelatihan saat itu berakar pada disiplin taktis yang ketat dan kebebasan berekspresi bagi pemain kreatif. Pelatih menekankan bahwa setiap pemain harus mampu memainkan lebih dari satu peran. Gelandang bertahan tidak hanya bertugas memutus serangan lawan, tetapi juga sebagai permulaan orkestra serangan. Bek sayap dituntut memiliki stamina luar biasa untuk aktif membantu serangan dan segera kembali ke posisinya. Ini menciptakan formasi yang cair, sulit dibaca oleh lawan, dan sangat efektif dalam memanfaatkan celah di lini pertahanan tim lain.
Sesi latihan sering kali diakhiri dengan latihan fisik yang menguji batas toleransi, memastikan bahwa di menit-menit krusial babak kedua, ketika lawan mulai kelelahan, Barito Putera justru menemukan tenaga baru untuk mendominasi. Kekuatan mentalitas ini menjadi pembeda utama dalam serangkaian pertandingan tandang yang menguras energi. Mereka tidak pernah menyerah, bahkan ketika tertinggal satu gol, semangat untuk membalikkan keadaan selalu membara.
Profil Pemain Kunci: Sang Motor Serangan
Jika ada satu nama yang menjadi manifestasi dari filosofi menyerang tim, dialah motor penggerak di lini tengah dan depan. Dengan visi bermain yang tajam, kemampuan menggiring bola di ruang sempit, dan penyelesaian akhir yang mematikan, sosok ini menjadi momok menakutkan bagi pertahanan lawan manapun. Kehadirannya memberikan dimensi baru pada serangan tim, mengubah serangan balik biasa menjadi peluang gol emas.
Kekuatan sesungguhnya Barito Putera musim ini terletak pada kedalaman skuad. Ketika satu pemain kunci absen, pemain pengganti mampu mengisi lubang tersebut dengan standar performa yang setara. Ini bukan hanya tentang 11 pemain utama; ini tentang 25 pemain yang siap tempur, memahami sistem, dan memiliki satu tujuan kolektif.
Di samping talenta asing, peran para putra daerah sangat vital. Mereka adalah penjaga gawang semangat tim, yang memahami betul arti lambang di dada mereka bagi masyarakat Banjarmasin. Mereka yang tumbuh dan besar di lingkungan tersebut membawa determinasi ekstra. Semangat mereka menular, menciptakan ikatan emosional antara tim dan suporter yang tak tertandingi. Mereka tidak hanya bermain untuk gaji, mereka bermain untuk kehormatan.
Garis Pertahanan yang Kokoh
Meskipun dikenal memiliki lini serang yang eksplosif, fondasi utama tim ini adalah pertahanan yang disiplin. Koordinasi antara bek tengah dan penjaga gawang sangatlah solid. Mereka jarang membiarkan celah bagi penyerang lawan. Statistik menunjukkan bahwa tim ini memiliki salah satu rekor kebobolan terendah di liga, sebuah bukti nyata dari kerja keras lini belakang dan disiplin taktis gelandang bertahan dalam melindungi area vital pertahanan. Setiap tekel yang sukses, setiap intersep krusial, dirayakan layaknya gol oleh para pemain bertahan, mencerminkan mentalitas bahwa kemenangan dimulai dari gawang yang steril.
Menguji Nyali di Arena Divisi Utama
Musim kompetisi Divisi Utama merupakan ujian maraton yang melelahkan. Kompetisi dibagi menjadi beberapa grup yang menuntut konsistensi tinggi. Barito Putera ditempatkan di grup yang dikenal sangat kompetitif, melibatkan rival-rival tradisional yang juga memiliki ambisi besar untuk promosi. Perjalanan ini dipenuhi dengan drama, kejutan, dan momen-momen yang menguji karakter tim.
Awal yang Penuh Gejolak
Awal perjalanan tidak selalu mulus. Beberapa pertandingan awal diwarnai dengan hasil imbang yang seharusnya bisa diubah menjadi kemenangan. Ada periode adaptasi, penyesuaian terhadap tekanan psikologis bermain sebagai favorit. Namun, kekalahan atau hasil minor tersebut tidak membuat tim patah arang. Justru sebaliknya, hasil-hasil ini dijadikan bahan evaluasi mendalam. Pelatih dan stafnya bekerja keras menganalisis video pertandingan, memperbaiki kesalahan-kesalahan elementer, dan menyuntikkan motivasi tambahan.
Titik balik dalam fase grup terjadi pada pertandingan tandang melawan salah satu pesaing terberat. Di tengah guyuran hujan lebat dan atmosfer stadion lawan yang sangat intimidatif, Barito Putera menunjukkan mental baja. Setelah tertinggal di babak pertama, mereka bangkit di babak kedua dengan mencetak dua gol cepat melalui skema yang telah dilatih berulang kali: umpan silang akurat dan penyelesaian sundulan yang sempurna. Kemenangan ini bukan hanya menambah tiga poin, tetapi juga menjadi penanda bahwa tim ini telah menemukan ritme dan kepercayaan diri mereka yang sesungguhnya.
Dominasi di Kandang Sendiri
Stadion 17 Mei menjadi benteng yang nyaris tak tertembus. Setiap pertandingan kandang adalah festival bagi para pendukung setia. Energi dari tribun memicu para pemain untuk bermain di atas kemampuan terbaik mereka. Di bawah terik matahari Banjarmasin, lawan-lawan sering kali kelelahan dan kewalahan menghadapi intensitas permainan cepat Barito. Tim lawan sering kali datang dengan strategi bertahan total, berharap mencuri satu poin, namun kekuatan serangan tim ini selalu menemukan cara untuk membongkar pertahanan berlapis.
Salah satu momen paling dikenang dalam fase grup adalah pesta gol yang mereka suguhkan kepada publik sendiri. Pertandingan yang berakhir dengan skor telak itu menjadi pesan keras kepada kontestan lain bahwa Barito Putera adalah kekuatan yang harus diperhitungkan. Kemenangan tersebut diraih berkat kombinasi umpan satu-dua yang memukau dan kejelian para penyerang dalam memanfaatkan setiap ruang kosong. Ini adalah tontonan sepak bola yang menghibur dan efektif secara hasil.
Konsistensi di Penghujung Fase
Menjelang akhir fase grup, tim ini mencapai puncak performa. Mereka memenangkan sebagian besar pertandingan tersisa, seringkali dengan selisih gol yang meyakinkan. Konsistensi ini memastikan mereka mengunci posisi teratas di grup, sebuah pencapaian yang krusial karena memberikan keuntungan psikologis dan jalur yang lebih baik di babak selanjutnya. Keberhasilan melewati fase grup ini adalah buah dari kerja keras, manajemen cedera yang baik, dan rotasi pemain yang cerdas oleh staf pelatih.
Transisi menuju babak delapan besar adalah momen di mana tekanan semakin meningkat. Seluruh kota menahan napas. Mereka tahu, mimpi promosi hanya tinggal beberapa langkah lagi, tetapi langkah-langkah itu adalah yang paling sulit dan paling membutuhkan fokus mutlak.
Pintu Gerbang Kasta Tertinggi
Babak delapan besar adalah saringan sejati. Di sini, hanya tim terbaik dengan mentalitas terkuat yang akan bertahan. Format pertandingan yang semakin ketat menuntut kesempurnaan. Setiap kesalahan, sekecil apa pun, dapat berakibat fatal dan mengakhiri penantian panjang. Barito Putera memasuki fase ini dengan rekor yang mengesankan, namun mereka menyadari bahwa reputasi masa lalu tidak berarti apa-apa di hadapan lawan-lawan yang juga memiliki motivasi yang sama besarnya.
Ujian Mental di Delapan Besar
Pertandingan pertama di babak ini menjadi penentu ritme. Tim ini berhasil meraih kemenangan tipis yang sangat berarti, sebuah kemenangan yang didapatkan melalui perjuangan keras di lini tengah. Lawan memainkan gaya yang sangat fisik, mencoba mematahkan alur umpan-umpan pendek Barito. Namun, dengan kesabaran dan kecerdasan taktis, mereka berhasil memecah kebuntuan di babak kedua melalui tendangan bebas indah yang melengkung melewati pagar betis lawan dan mendarat mulus di sudut gawang.
Pertandingan-pertandingan berikutnya menunjukkan kematangan tim. Mereka mampu menghadapi tekanan suporter lawan di stadion yang penuh sesak, dan mereka menunjukkan fleksibilitas taktis. Ketika dibutuhkan untuk bertahan, mereka melakukannya dengan disiplin. Ketika kesempatan menyerang terbuka, mereka memanfaatkan dengan efisiensi klinis. Lolos dari babak delapan besar adalah capaian besar, namun fokus tim langsung beralih ke tantangan terbesar: Semifinal.
Semifinal: Pertandingan yang Mengubah Sejarah
Pertandingan semifinal adalah titik kulminasi dari seluruh perjalanan. Di sinilah nasib ditentukan; kemenangan berarti promosi otomatis ke kasta tertinggi, kekalahan berarti mimpi harus ditunda setidaknya satu musim lagi. Tekanan emosional di Banjarmasin mencapai puncaknya. Ribuan suporter melakukan perjalanan jauh untuk menyaksikan momen bersejarah ini, membawa serta doa dan harapan jutaan warga Kalimantan Selatan.
Visualisasi dramatis dari gol krusial yang menentukan nasib promosi.
Deskripsi Detil Momen Penentu
Pertandingan berjalan sangat ketat. Kedua tim bermain hati-hati, sadar bahwa satu gol bisa menjadi pembeda. Babak pertama berakhir tanpa gol, meskipun Barito Putera mendominasi penguasaan bola. Di ruang ganti, pelatih menekankan pentingnya menjaga kesabaran dan tidak terprovokasi. Ia meminta pemain sayap untuk lebih berani melakukan penetrasi dan menciptakan ruang bagi penyerang tengah.
Memasuki pertengahan babak kedua, ketegangan terasa begitu pekat hingga udara seolah sulit dihirup. Di menit ke-75, sebuah aksi individu memecah kebuntuan. Berawal dari perebutan bola keras di lini tengah, sang gelandang jangkar Barito berhasil memenangkan duel dan meluncurkan umpan terobosan panjang yang sangat akurat. Bola mengarah ke sayap kiri, di mana sang penyerang cepat telah menunggu, berlari melewati bek terakhir lawan.
Penyerang itu menggiring bola ke dalam kotak penalti. Dengan tenang, ia melewati hadangan kiper yang maju. Bukan tendangan keras, melainkan sentuhan pelan dan terukur yang mengarahkan bola ke gawang yang telah kosong. Jala bergetar. Stadion meledak dalam euforia yang tak terlukiskan. Itu bukan hanya gol; itu adalah janji yang terbayar, penantian yang usai, dan tiket emas menuju kasta tertinggi.
Sisa waktu pertandingan adalah drama pertahanan total. Para pemain Barito Putera bertahan mati-matian, memblokir setiap tendangan dan membuang setiap bola menjauh dari area berbahaya. Ketika peluit panjang berbunyi, lapangan berubah menjadi lautan kegembiraan. Tangis haru, pelukan erat, dan sorakan tak berkesudahan memenuhi atmosfer. Barito Putera, sang Laskar Antasari, telah kembali ke tempat seharusnya mereka berada.
Memahkotai Perjuangan
Setelah memastikan promosi, beban terbesar terangkat. Namun, mental juara menuntut lebih. Tim ini tidak puas hanya dengan promosi; mereka ingin memahkotai perjalanan heroik mereka dengan gelar juara Divisi Utama. Pertandingan final, meskipun secara teknis hanya menentukan status sebagai jawara liga dua, adalah ajang pembuktian dominasi mutlak mereka sepanjang musim.
Final yang Megah
Pertandingan final dimainkan dengan intensitas yang lebih rileks, namun tetap menampilkan kualitas teknis yang superior dari Barito Putera. Mereka bermain lepas, menikmati setiap momen. Gol pembuka datang cepat, hasil dari kombinasi umpan yang indah di lini tengah, menunjukkan betapa cairnya permainan mereka ketika tekanan psikologis promosi telah hilang. Meskipun lawan sempat menyamakan kedudukan, Barito Putera kembali menunjukkan ketangguhan mental mereka dan berhasil mencetak gol kemenangan di akhir babak kedua.
Kemenangan di final adalah penutup sempurna bagi sebuah musim yang hampir tanpa cacat. Gelar tersebut menjadi simbol keberhasilan manajemen, staf pelatih, dan tentu saja, dedikasi para pemain. Perayaan di atas podium, dihiasi confetti dan sorak sorai, adalah pemandangan yang akan terukir abadi dalam ingatan para pendukung. Mereka telah membuktikan bahwa dengan perencanaan matang, semangat kolektivitas, dan dukungan suporter yang tak pernah padam, segala impian dapat diwujudkan.
Gelar juara ini bukan akhir, melainkan awal. Ini adalah pondasi mentalitas baru: mentalitas pemenang. Tim ini telah belajar bagaimana menghadapi tekanan, bagaimana bangkit dari kemunduran, dan bagaimana tampil konsisten di level tertinggi, pelajaran yang sangat berharga untuk menghadapi tantangan di kasta elite.
Lebih Dari Sekadar Sepak Bola: Warisan yang Kekal
Kisah promosi Barito Putera jauh melampaui statistik dan papan skor. Kesuksesan tim ini membawa dampak sosial yang mendalam bagi seluruh Kalimantan Selatan. Sepak bola menjadi perekat sosial, menghapuskan sekat, dan membangkitkan rasa bangga regional yang luar biasa. Di Banjarmasin, euforia berlangsung selama berminggu-minggu, dengan konvoi kemenangan dan pujian yang diberikan kepada para pahlawan lapangan hijau.
Ekonomi dan Infrastruktur
Kenaikan ke kasta tertinggi secara otomatis menuntut peningkatan standar infrastruktur. Stadion 17 Mei harus segera berbenah. Tuntutan profesionalisme liga tertinggi mendorong peningkatan fasilitas latihan, manajemen finansial yang lebih transparan, dan peningkatan kualitas rumput lapangan. Ini memicu pergerakan ekonomi lokal, dari sektor kecil yang menjual atribut klub hingga investasi besar dalam perbaikan stadion. Kesuksesan tim adalah investasi bagi masa depan olahraga dan pembangunan daerah.
Panggung Nasional
Barito Putera kembali menempatkan Kalimantan Selatan di peta sepak bola nasional. Mereka kini bersanding dengan klub-klub legendaris lainnya, sebuah capaian yang memberikan inspirasi bagi generasi muda di daerah tersebut. Anak-anak kini memiliki idola lokal, sosok-sosok yang membuktikan bahwa impian besar dapat diwujudkan dari Banjarmasin. Warisan ini adalah tentang menanamkan keyakinan bahwa putra daerah memiliki kualitas untuk bersaing di level tertinggi.
Kesetiaan Suporter: Kekuatan ke-12
Tidak mungkin membicarakan keberhasilan ini tanpa mengulas peran suporter. Mereka adalah kekuatan ke-12 yang sesungguhnya. Dalam setiap pertandingan, baik kandang maupun tandang, suara mereka tidak pernah padam. Di musim yang menentukan itu, suporter menunjukkan dedikasi yang luar biasa, menghadapi perjalanan yang jauh dan mahal, hanya demi melihat tim kesayangan mereka bertanding. Loyalitas ini memberikan dorongan moral yang tak ternilai harganya bagi para pemain, terutama di saat-saat sulit.
Dedikasi suporter yang menjadi kekuatan pendorong di balik keberhasilan tim.
Melihat ke Depan: Tantangan Baru
Promosi bukanlah titik akhir, melainkan garis start menuju tantangan yang lebih besar. Kasta elite menuntut level kompetisi yang berbeda, kecepatan bermain yang lebih tinggi, dan taktik yang lebih kompleks. Musim berikutnya akan menjadi ujian adaptasi. Apakah tim ini mampu mempertahankan inti kekuatan mereka sambil menambahkan kedalaman dan kualitas yang dibutuhkan untuk bersaing dengan klub-klub yang memiliki sejarah panjang di puncak? Pertanyaan ini menjadi fokus utama manajemen setelah perayaan usai.
Meskipun tantangan di depan berat, semangat yang tertanam selama musim perjuangan itu menjadi modal utama. Mereka telah membuktikan bahwa mereka memiliki hati dan karakter. Mereka tahu cara memenangkan pertandingan di bawah tekanan, sebuah kualitas yang sangat langka dan berharga di dunia sepak bola profesional. Warisan dari musim heroik itu adalah cetak biru untuk kesuksesan di masa depan: kerja keras, persatuan, dan keyakinan teguh pada kemampuan diri.
Musim tersebut akan selalu dikenang sebagai momen ketika Barito Putera, melalui keringat, air mata, dan semangat Antasari yang tak pernah padam, mengukir namanya kembali di puncak sepak bola nasional. Kisah ini adalah bukti bahwa di balik setiap impian besar, selalu ada perjalanan yang penuh liku, namun selalu layak untuk diperjuangkan hingga akhir.
Anatomi Kemenangan: Detail Taktis
Untuk mencapai konsistensi yang luar biasa dan memenangkan liga yang kompetitif, diperlukan keunggulan taktis yang berkelanjutan. Tim ini tidak mengandalkan satu formasi tunggal, melainkan memiliki variasi yang cerdas, disesuaikan dengan kelemahan lawan. Analisis mendalam menunjukkan bahwa keberhasilan utama mereka terletak pada tiga aspek taktis yang dieksekusi dengan sempurna: penekanan tinggi (high press), transisi cepat, dan efisiensi bola mati.
Sistem Penekanan Tinggi
Ketika banyak tim di kasta kedua masih memilih blok bertahan rendah, Barito Putera menerapkan gaya permainan yang lebih modern dengan menekan lawan sejak area pertahanan mereka. Strategi *high press* ini bertujuan untuk memaksa bek lawan melakukan kesalahan umpan di sepertiga akhir lapangan, yang seringkali berujung pada peluang gol instan. Penyerang dan gelandang serang bekerja sama dalam sebuah unit yang terkoordinasi, menutup jalur passing ke gelandang bertahan lawan. Stamina yang telah diasah selama pra-musim memainkan peran penting dalam mempertahankan intensitas penekanan ini sepanjang 90 menit.
Keberhasilan skema ini terlihat jelas pada jumlah gol yang mereka cetak dari *turnover* cepat. Bola yang direbut di area berbahaya langsung dikonversi menjadi serangan mematikan, seringkali dengan hanya dua atau tiga sentuhan. Ini menunjukkan bukan hanya kekuatan fisik, tetapi juga kecepatan berpikir dan pengambilan keputusan di bawah tekanan tinggi.
Keberanian Menggunakan Pemain Muda
Pelatih juga dikenal karena keberaniannya memberikan kesempatan kepada talenta-talenta muda lokal. Integrasi pemain muda dengan pemain senior berpengalaman menciptakan keseimbangan yang ideal. Pemain senior memberikan stabilitas dan kepemimpinan, sementara pemain muda menyuntikkan energi, kecepatan, dan semangat tanpa rasa takut. Para pemain muda ini belajar langsung dari kompetisi yang intens, mempersiapkan mereka untuk tuntutan kasta elite di masa depan.
Salah satu pemain muda, yang awalnya hanya diproyeksikan sebagai pemain rotasi, menjelma menjadi bintang lapangan di beberapa pertandingan penting di akhir musim. Kepercayaan yang diberikan oleh staf pelatih memicu peningkatan performa yang drastis. Keputusan untuk memprioritaskan perkembangan pemain lokal ini memperkuat ikatan antara klub dan komunitas, memastikan bahwa kesuksesan ini berkelanjutan dan berakar pada identitas regional.
Studi Kasus: Efisiensi Bola Mati
Dalam pertandingan-pertandingan yang ketat, di mana alur permainan terbuka sulit ditemukan, bola mati menjadi senjata rahasia. Barito Putera memiliki spesialis tendangan bebas dan pengumpan sepak pojok yang sangat akurat. Mereka tidak hanya mengandalkan tinggi badan, tetapi juga pergerakan tanpa bola yang terstruktur di dalam kotak penalti. Variasi skema bola mati mereka, dari umpan pendek yang mengejutkan hingga tendangan langsung ke gawang, membuat lawan harus selalu waspada dan kesulitan dalam melakukan penjagaan.
Banyak poin krusial yang mereka dapatkan di musim itu berasal dari situasi set piece, membuktikan bahwa detail kecil dalam taktik seringkali menjadi pembeda terbesar antara tim yang sukses dan tim yang hanya berjuang. Ini adalah cerminan dari jam terbang latihan yang tinggi dan fokus pada setiap detail yang diasah oleh staf pelatih.
Secara keseluruhan, musim kebangkitan itu adalah mahakarya taktis yang didukung oleh fondasi fisik yang solid dan, yang paling penting, mentalitas kolektif yang tak pernah menyerah. Mereka bermain bukan hanya sebagai individu, tetapi sebagai perwujudan dari seluruh ambisi Kalimantan Selatan.
Menatap Horizon Baru
Perjalanan dari kasta kedua menuju puncak merupakan sebuah metamorfosis. Barito Putera telah mengubah status mereka dari tim penantang menjadi tim yang dihormati di kancah sepak bola nasional. Kisah ini akan terus diceritakan, diabadikan sebagai tahun kebangkitan yang menjadi referensi bagi generasi mendatang.
Tantangan yang menanti di kasta elite adalah tentang mempertahankan esensi dari tim yang membawa mereka ke sana—semangat juang, kolektivitas, dan permainan menyerang yang atraktif—sambil beradaptasi dengan kecepatan dan kualitas lawan yang lebih tinggi. Mereka harus mampu bersaing dari segi finansial, manajerial, hingga kedalaman skuad. Pasar transfer berikutnya akan menjadi krusial dalam memperkuat tim tanpa mengorbankan filosofi inti yang telah dibangun dengan susah payah.
Namun, jika ada satu hal yang dapat dipelajari dari musim epik ini, itu adalah kekuatan keyakinan. Keyakinan dari seorang pelatih, keyakinan dari manajemen yang mendukung penuh, dan keyakinan dari jutaan suporter yang tidak pernah lelah memberikan dukungan. Barito Putera telah membuktikan bahwa impian, ketika dikejar dengan gairah dan strategi, dapat diubah menjadi kenyataan yang megah. Mereka kini berdiri di panggung yang lebih besar, siap menghadapi badai, namun selalu ingat dari mana mereka berasal dan siapa yang mereka wakili: Laskar Antasari, kebanggaan Kalimantan Selatan.
Musim itu adalah lebih dari sekadar sepak bola. Itu adalah pelajaran tentang ketekunan, tentang arti pengorbanan, dan tentang kekuatan persatuan sebuah komunitas di bawah panji merah marun dan kuning keemasan.